Monday, December 29, 2014

Edisi meracau bersama geografi..

Salam Geografi!

Apa kabar bumi kita hari ini? Apakah akhrat baik-baik saja? Apakah saya masih waras? Ya, biar waktu saja yang menjawabnya :)

Tentang Geografi dan duit. Ceritanya dimulai sore ini, ketika kita sudah siap berjibaku dengan berbagai aktivitas dan latar belakangnya adalah musim hujan. Tetapi untung saja sore ini ndak hujan, jadi saya lebih leluasa untuk bercerita tentang hujan. Eh, bukan. Maksudnya bercerita tentang duit.

Saya sebagai salah satu makhluk sosial, bagian dari objek dalam bahasan tentang Geografi Manusia, antropilogi, Geografi Perilaku, Geografi Ekonomi.. Hati-hati, mungkin saja saya salah dalam menyampaikan informasi, maklum.. sedang fokus skripsi disaat saudara lainnya sudah sibuk melamar kerja, bekerja, melamar anak orang, dilamar anak orang, atau tidur pagi bangun malam.. seperti waktu semester dua sampaiiii semester tujuh waktu itu. Pokoknya, saya adalah insan geografi yang mencintai bumi dan ibu pertiwi yang akan kujaga hingga kumati, dengan alam sebagai inspirasi *hei, itu lirik lagunya anak geografi UPI, Hymne Geografi*

Sekian tentang saya.

Lanjut ke bagian geografi... Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang hidup yang ndak mudah. Betapa makan telur lebih sering daripada makan daging. Dan betapa beli isi ulang galon harga empat ribu lebih sering daripada mandi. Masih banyak 'kedaripadaan' lainnya... Karena geografi beserta seluk-beluk cintanya maka saya terdempar di belakang terminal, di Kota Kembang, tanpa koordinat, takut banyak yang ngedatangin.. bahaya, bisi dosa.. tapi semoga pahalanya lebih banyak.. aamiin.

Berkali-kali saya bertanya "berhenti aja, sugan?", "duh, kumaha lamun..." dan khayalan selanjutnya adalah tentang bimbingan skripsi, sementara skripsinya baru setengah rampung. Lalu saya mikir lagi "heh, edanlah setan ngegoda aja.. aku harus lulus". Lalu, lalu, dan lalu lagi.. "Yaa Allah.. punten pisan, ngeluh wae. Kuatkanlah..". Lalu nangis hingga ketiduran.

Dari sekelumit kisah kurang jelas itu, semoga saudaraku sekalian faham bahwa saya sedang merasa sulit.. bukan karena geograsi.. bukan juga karena duit.. karena hati saya sedang sempit. Sekarang sedang proses pelebaran, biar isinya bisa penuh sampai luber.. penuh cinta.. luber seember. Untuk menuntuaskan perjuangan saya bersama geografi tercinta *lulus* saya butuh duit, bukan hanya untuk saya seorang diri.. tapi  juga untuk keluarga..

Sebenarnya bukan saya yang butuh duit, bukan pula geografi. Tapi duit yang butuh saya. Duit bukan apa-apa tanpa saya, tapa juragan-juragan boros, tanpa masa lalu saya yang 'agak' boros, tanpa orang-orang yang saat ini sedang boros. Tanpa kayu yang berubah jadi kursi, tanpa ikan berenang yang jadi sushi.. Sungguh duit hanya sebagian dari upil dalam hidup saya. Tapi.. sayang sungguh sayang, malangnya sekarang apa-apa katanya harus pakai duit.. membangun masjid harus pakai duit, ada bencana yang diminta sumbangannya duit, biar bumi ndak nangis juga harus pakai duit..

Jadi, tumbuh dan berkembanglah menjadi insan geografi yang amanah.. amanah menjaga bumi, melestarikan kekayaannya, jangan beri anak cucu kita 'sisa' kejayaan tapi biarkan dia faham arti perjuangan dalam masa damainya, amanah pada kedua orang tua, amanah pada setiap duit yang dititipkan kepada kita. Jangan sampai duit membutakan geografi dan geografi tidak menghasilkan duit. Ah, entahlah.

Salam Duit!
eh..
Salam Geografi!

Wednesday, November 5, 2014

Jangan pernah lupa hari ini..

Kali ini, langsung saja. Tanpa basa-basi, keburu busuk.

Ini ya rasanya mata panas banget, air mata ngalir-ngalir macam ingus di musim pilek. Dada bergemuruh macam lari keliling lapangan jam 12 tengah hari, mulut rasanya ingin bersumpah serapah. Nah satu lagi.. jemari bedarah setiap menyentuk keyboard ini. 

Empat baris tulisan itu ndak perlu dibaca. Artinya, aku marah.

Duh, Gusti. Setelah 22 tahun hidup lasak kesana-kemari, bikin banyak dosa, tesungkur di hadapan-Nya untuk selalu bilang maaf dan terima kasih. Ada lagi cerita horor dalam hidup ini. Bukan main.. Hanya Allah yang bisa bikin skenario rumit tapi tetap terjadi begini, tanpa di cut, tanpa sensor.. Beginilan, akunya sayang.. dia fikir macam musim hujan, sayangku cuma sekali setahun. Aku diam.. dia fikir aku benci, macam naik motor tiba-tiba ada mayat tikus berdarah ditengah jalan. Selama kau masih manusia, terserahlah.. isilah hati dan fikirannmu, sesukamu.

15:45 WIB
Aku baca ulang pesanmu. Nah. Aku ndak salah.. kau memang pergi. Pergi ya pergi.. tapi jangan tinggalkan aku. Ndak bisakah aku kau bawa dalam sakumu? Di lipatan lemakmu? Dalam kantung matamu? Hidupmu sudah berat, lalu kau mencari jalanan yang terjal.. alasanmu karena akan menuju akhir yang sama pula. Maka kau harus belajar geografi, ilmu bumi.. ibunya ilmu-ilmu.. katanya dalam konsep ruang, kau bisa kemana saja.. asaaaaaaal.. kau tau arah mata angin, faham posisi matahari, bisa membaca gerak bintang, masuk akal untuk dijangkau, mengerti skala, dan kau adalah mahasiswa geografi dengan embel-embel pendidikan seperti aku. Ah, tapi aku belum lulus. Intinya, kau pergi.

Setiap kata dalam tulisan ini terus bermunculan sementara telingaku mendengarkan cerita kala Senja di Batas Kota oleh nenek kita Ernie Djohan. Sungguh aku hanya mendnegarnya beberapa kali di masa kecilku, dari radio milik kakekku. Lagu lama. Iya, sam aseperti alasanmu, tingkahmu.. lagu lama. aku sudah semakin faham.

Semakin fahamnya aku kini... 15:59 WIB. Aku ndak mau sampai tepat 16:00 WIB dan cerita ini belum selesai. Aku masih marah dan akan lebih marah jika kau ndak pulang. 

Hei, Baby Blue.. suruh bunda pulang.. kesini.

Thursday, September 18, 2014

Puisi

Ini puisi, karena diberi judul puisi
Begini.. karena begitu kurang mendebarkan
Karena ini puisi yang begini, maka sesukaku

Puisi yang diberi judul puisi
Biasanya yang begini ini disebut puisi
Bagaimana dengan yang begitu? Itu bukan puisi.

Ditulis siang-siang, pintu terbuka lebar-lebar
Televisi menyala dan angin yang dingin
Dibaca diam-diam, jendela tertutup rapat
Telepon berdering dan hujan rintik-rintik

Ini puisi, selalu akan jadi puisi.

(Untuk beberapa hari yang terlalu banyak bicara, salah kata dan dosa.. Gusti, mohon ampunilah aku hambaMu yang hina ini - di 102 Loji)

Friday, September 12, 2014

Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu

Berbelit-belit. Iya itulah saya. Saya harus memulai dengan banyak kosa kata dan banyak berfikir dengan hati dan logika bahkan untuk sekedar memutuskan “ini adalah saat yang tepat untuk bilang.. lapar”. Percayalah.. yang saya tulis kali ini adalah tentang sebuah buku, tapi bukan saya bila tak memulai, member bumbu, dan mengakhirinya dengan berbelit-belit pula.

Ini tentang Tuhan. Tentang perasaan ingin menjadi “yang pantas” untuk menjadi hamba-Nya atas semua karunia yang telah diberikan kepada kita, kepada saya khususnya. Dari banyak buku dan tulisan yang saya baca, mungkin ini plagiarism.. Tapi saya yakin, Inshaa Allah, tidak! (fikiran yang manusiawi bukan?). Begini.. Lebih baik memberi daripada meminta, berikan milikmu yang paling berharga hanya karena Allah.. dan jangan tercengang bila Allah akan menggantinya dengan yang jauh lebih berharga bagi kita suatu hari nanti.

“Aku Jauh Engkau Jauh - Aku Dekat Engkau Dekat – Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu” (Yadi Saeful Hidayat, 2014). Karena beliau menuliskan bahwa ketika kita mencintai Allah, tentu kita berharap Allah juga mencintai kita, yang berarti kita ini dicintai-Nya. Karena kadang-kadang saya lupa.. bahwa semua bahagia, suka, cita, dan cinta itu Allah SWT yang memberinya.

Otak saya sungguh penuh dengan hal yang ingin saya ceritakan, ingin saya bagikan, ingin saya tuliskan, ingin saya senandungkan, dan ingin saya simpan baik-baik keyakinannya.. Itu semua hanya masalah waktu J

Halaman 26, paragraph terakhir, kalimat ke-4, begini…

“Aku bergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku di dalam hatinya, Aku mengingatnya pula. Jika dia mengingat-Ku di tengan orang banyak, Aku mengingatnya di tengah orang banyak yang lebih baik daripada mereka. Jika dia mendekat sejengkal kepada-Ku, Aku mendekat sehasta kepadanya. Jika dia mendekat sehasta kepada-Ku, Aku mendekat sedepa kepadanya. Jika dia mendatang-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari” (Hadis Qudsi).

Bukunya belum selesai saya baca, baru saya beli malam ini setelah isya’ tadi. Harganya Rp 49.000 di Gramedia Kota Surakarta. Ini buku yang bagus dan baik. Bagus karena dikemas sedemikian rupa dengan tata bahasa yang menyenangkan, mendebarkan, dan santun. Baik? Tentu saja karena isinya tentang kebaikan, agar kita selalu ingat Tuhan, selalu berusaha dekat dengan-Nya, menjauhi larangan-Nya, membuat Allah SWT begitu special di hati kita. Saya sedang ingin berlari.. baru ingin. Tapi Allah SWT sudah memberikan banyak jalan, banyak cara, banyak tangan, dan banyak godaan pula tentunya.

Bismillahirrahmanirrahiim.. ayok kita berlari. Sampai jumpa di halaman akhir. Pada suatu masa, suatu ketika.. dalam kehidupan yang lebih baik, Inshaa Allah. Aamiin J


Monday, September 1, 2014

sembilan

Selamat datang September, selamat datang hidup baru. Waktu saya tutup pintu berarti semuanya sudah berlalu dan saya yakin semuanya akan baik-baik saja. Akan ada kejutan lain selain ini sudah bulan september dan bab 4 belum dikerjakan sama sekali, ada.. pasti ada! Misalnya? Misalnya saya harus berpisah dengan keluarga tersayang, tiga orang di tempat yang berbeda. Hurt.

Karena ini hidup baru, stop berkeluh kesah. Nantinya saya akan semakin banyak godaan untuk berkeluh kesah, kau juga pasti begitu. Tanamkan niat dengan baik dan hanya karena-Nya. Doktirn diri sendiri dengan hal yang positif, seperti yang selalu saya katakan.. ambil jika bermanfaat dan abaikan bila tak ada manfaatnya bagi kita.

Tentang hidup saya yang baru.. tidak peduli bagaimanapun perih pedihnya masa lalu, tetap banyak tawa dan cinta yang juga berada di masa lalu.. :) Ini tentang diri saya dan kerudung. Saya akan selalu ingat, "Jilbab itu kewajiban semua perempuan muslim, sementara akhlak itu tergantung personalnya". Satu per satu, jangan rakus.. ingin memakai jilbab setelah menjilbabkan hatinya. Saya pilih menjilbabkan kepala dulu, supaya saya malu untuk berbuat jahat dan mengulangi kesalahan di masa lalu.

Nah? Mulau meracau..

Baiklah September, semoga kita dan keluarga semakin disayang Allah. aamiin.

Tuesday, June 24, 2014

Buat dek alit tersayang ^_^

Untukmu yang sedang berjuang membuka lagi satu pintu menuju masa depanmu.. untuknya yang selalu bekerja keras, mendoakan dan mengusahakan dengan sepenuh hati untukku dan untukmu… Untuk seorang perempuan berhati tangguh dan berbudi pekerti luhur, semoga engkau berada di tampat yang layak dan nyaman hingga kita berjumpa lagi… dan untukkmu yang sedang merindu. Untuk kita semua yang selalu malu-malu mengakui cinta, seiap harinya jadi lebih berwarna dan bermakna karena aku dan kalian adalah satu.

Untukmu…

Aku melihatmu, meski tak terlalu sering memperhatikan dan mendengarmu. Bukan kerna tak cinta, karena aku masih belia kala itu.. toh hingga tiba waktunya, aku memperhatikanmu lebih dari yang engkau tahu.. mencintaimu lebih dari yang engkau bayangkan. Aku harus berdebar lebih sering dari biasanya, tersengal berpacu dengan waktu untukmu. Bersamamu kala engkau terus tumbuh dan mulai berdiri sendiri dengan kokoh adalah bagian dari doaku.

Berbaktilah pada sebelah sayapmu yang sudah semakin rapuh karena waktu. Aku tak berharap lebih darimu, teruslah tumbuh menjadi kuat dan hebat, ingatlah Tuhan selalu supaya selalu pula Ia mengingat kita. Semoga Tuhan melindungi dan menyayangimu selalu. Aamiin.

Untuknya…

Ini dialog tanpa akhir meski bukan debat kusir. Karena cinta kasih kita tak akan pernah berkahir. Banyak luka lara dan aral yang telah dia lalui, tampak nyata bebannya. Aku selalu berusaha untuk memahaminya.. menyelami hatinya, menyusuri pandangannya.. sejauh dan sedalam apapun aku mencari, yang kutemukan hanya cinta. Tidak ada yang salah dengan setiap keputusan yang diambilnya, pada akhirnya kita akan selalu mengembalikannya pada kesadaran bahwa apapun itu, segalanya sudah Tuhan atur yang terbaik yang kita butuhkan. Semoga ia memaafkan kita karena burung sangka dan kotornya hati ini.

Aku ingin melihatnya tersenyum tanpa beban, selalu berada di sampingnya hingga senja terbenam dan bumi tak lagi berotasi. Aku ingin membukakan pintu terakhir untuk kita semua menuju hari yang lebih baik dan semakin baik.  Semoga Tuhan melindunginya selalu kala hari berganti, waktu berlalu, musim bergilir, bahkan kala semua porak-poranda. Aamiin.

Untuk perempuan tangguh dan berbudi pekerti luhur..

Bilakah kita dapat berjumpa lagi? Sampaikah setiap salam rindu yang selalu aku titipkan pada Tuhan lewat untaian kata tak beraturan bercampur dengan derai air mata itu? Rindukah pada kami? Engkau harus tahu, segala cinta dan segala rindu bercampur aduk hanya untukmu. Maafkan aku yang menyakitimu meski kita telah berada pada ruang dan waktu yang berbeda. Aku akan berubah, agar tak ada seorangpun yang terluka selain aku, bila luka itu terasa.. biarlah hanya aku saja yang rasa, itu yang kau ajarkan padaku lewat banyak tayangan cerita lalu dari hidupmu.

Aku harus berhenti sejanak kala akan terbang, selalu. Karena aku ingat sebelah sayapku, itu engkau, telah tak ada pula disampingku. Dengan sebelah sayap maka aku tak bisa terbang.. Kau tak perlu khawatir, nyatanya aku masih punya sebelah sayap dan ia membawaku lari dengan kencang sebagai gantinya. Aku belum mengurusnya seperti yang engkau titipkan, tolong doakan, semoga Tuhan membantuku selalu.
Tiga paragraph khusus untukmu.. karena engkaulah matahari yang selalu terbit dan tenggelam dalam hidup kami. Tak tergantikan, tak ada yang mampu menggantikannmu wahai perempuan tangguh dan berbudi pekerti luhur. Aku mencintaimu. Semoga Tuhan mempertemukan kita dalam keadaan yang lebih baik. Aamiin.

Untukku..

Aku yang sedang merindu, merasa langit selalu kelabu. Meskpi panas terik rasanya selalu seperti pagi, sama seperti yang lalu ketika aku memulai pagiku, tetapi hatiku penuh mengharu-biru. Aku bahkan hanya sebaris puisi dari sekian banyak kalimat indah dalam hidup kalian. Apakah kalian mengingatku dalam doa yang kalian sampaikan pada Tuhan? Apakah kalian menungguku pulang? Apakah aku benar-benar harus pulang karena aku rindu?.

 Kalian tenanglah.. aku faham tugas dan kewajibanku. Terima kasih sudah selalu membuatku bersemangat, meringankan yang terasa berat dan senyuman ini untuk kalian J
Semoga Tuhan menjagaku selalu, hingga aku diberi kekuatan untuk menjaga kalian selalu. Aamiin.

Papa dan dek alit tersayang,
doakan teteh segera lulus tahun ini yaa..
semoga dek alit masuk sekolah sesuai yg direncanakan
semoga papa panjang umur, sehat selalu, dan bahagia
semoga mama dijauhkan dari siksa kubur
aamiin.

^_^

Saturday, June 21, 2014

Indonesia Tidak Butuh "Generasi Penerus Bangsa"

Beberapa kali saya dan teman-temanberdebat, tentang masalah sepele hingga masalah yang bertele-tele. Meski lebih sering berdebat tentang masalah yang tidak penting untuk dipublikasikan, tetapi agaknya ada juga beberapa masalah penting yang sengaja dan ndak sengaja kami bicarakan dengan kapasitas sebagai calon pendidik generasi mendatang. Salah satunya adalah tentang generasi penerus bangsa.. Sudah tak terhitung berapa kali saya berniat menuliskan cerita ini, tetapi selalu urung karena alasan yang dibuat-buat dan alasan yang benar-benar menghambat. Maka kali ini, saya bersungguh-sungguh untuk bercerita….

   Pada zaman dahulu kala, tepatnya pada masa sebelum kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia…

     Indonesia merupakan negara yang tersohor akan kekayaan alamnya yang melimpah dan bentang alam yang beragam serta indah, bentang budaya yang juga sangat beragam dan unik. Tak ayal berbagai potensi yang ada di Indonesia itu menarik minat orang asing untung datang ke Indonesia dengan berbagai niat, maksud dan tujuannya. Pada awalnya mereka berniat untuk berdagang dan membeli rempah-rempah, lalu akhirnya menyengsarakan rakyat Indonesia pada waktu itu.

      Kesengsaraan yang dialami kebanyakan rakyat Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan tidak hanya kesalahan bangsa penjajah semata. Hal itu juga dikarenakan karena rakyat Indonesia pada awalnya masih bersifat kedaerahan dan acuh tak acuh dengan apa yang terjadi di daerah lain. Belum lagi ada beberapa orang yang tamak (hampir terjadi di setiap daerah jajahan bangsa asing di Indonesia), selalu ada diantara rakyat Indonesia yang merasa derajatnya lebih tinggi karena dapat berhubungan dengan bangsa asing yang memiliki kepentingan terselubung saat itu. Lalu mereka dijuluki sebagai pengkhianat bangsa.

     Setelah waktu berlalu cukup lama, akhirnya rakyat Indonesia sadar dan semakin menyadari bahwa kita mengalami nasib yang sama di tanah yang sama bernama Nusantara ini. Rakyat Indonesia pun mulai bergabung dengan berbagai cara dan dalam berbagai bentuk organisasi yang mengatas namakan perlawanan terhadap penjajahan. Perlawanan muncul hingga di pelosok-pelosok negri. Tua, muda, lelaki, dan perempuan, semua ikut ambil bagian dalam peperangan. Terlebih generasi muda pada saat itu.

     Para pemuda pada masa pra kemerdekaan, sangat aktif dan tampil dengan ida serta gagasan yang berani. Salah satu dari sekian banyak bukti kegagahan pemua Indonesia pada masa itu adalah perjuangannya dalam merebut kemerdekaan dari penjajah. Sinergi dengan kelompok tua juga dilakukan dengan apik. Hingga pada suatu hari, tepat satu hari sebelum kemerdekaan Indonesia, para pemuda yang disebut-sebut sebagai golongan muda mengambil keputusan yang sangat cepat dan agaknya tepat karena hasilnya adalah kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia segera dideklarasikan pada keesokan harinya.

    Bahkan setelah Indonesia merdeka, para pemuda yang kemudian disebut sebagi generasi muda atau generasi penerus bangsa terus aktif memperjuangkan hal-hal yang sesuai dengan nilai, norma, dan hukum yang berlaku. Beberapa diantaranya bahkan harus kehilangan nyawa dan rekan demi perubahan.  Perjuangan mereka dihargai dan dikenang dalam sejarah negara ini. Perubahan pun dimulai.

      Beberapa tahun kemudian, setelah beberapa dasawarsa Indonesia merdeka….

   Berbagai permasalahan terus bermunculan, ibarat kata, mati satu tumbuh seribu. Bencana alam dan bencana sosial terjadi hingga ke pelosok negri. Pembangunan yang tidak merata, kekucarang dimana-mana, rakyat mengatasnamakan dirinya sebagai korban, mirisnya lagi kekayaan alam yang tersohor itu masih saja banyak yang dikelola dan dikuasai oleh pihak asing. Apakah kita benar-benar sudah merdeka? Pertanyaan itu perlu dimunculkan untuk menyadarkan bahwa kita masih dipengaruhi orang lain, terlebih kebanyakan rakyat kita menjadi pekerja untuk pihak asing tersebut.

    Akan tetapi, dengan situasi kondisi yang sedemikian rupa saat ini, kita tidak boleh menutup mata bahwa banyak juga generasi muda yang membanggakan. Prestasi pemuda Indonesia di kancah internasional patut diperhitungkan bahkan tak sedikit yang membuat iri pihak asing hingga ada yang menganggapnya sebagai ancaman. Kita patut bangga dengan orang-orang di negara ini yang masih konsisten mengisi kemerdekaan pada posisinya masing-masing.

     Indonesia terus bergerak, meninggalkan masa lepas landas dengan bersusah payah. Karena mengelola negara yang terbentang ribuan kilometer dan tersebar dalam bentuk pulau-pulau bukanlah hal yang mudah. Selalulah para pemimpin dan orang-orang berbudi pekerti baik menggaungkan bahwa kelangsungan negara ini ada pada “generasi penerus bangsa”. Mereka yang peduli atau pura-pura peduli pada keberlangsungan negara ini sangat mengharapkan kinerja generasi penerus bangsa di masa mendatang.

     Generasi penerus bangsa mengemban tugas yang berat. Semua orang mengamatnkan kepada generasi penerus bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan. Bagi saya, disinilah permasalahannya..
Apa yang harus diteruskan oleh “generasi penerus bangsa” pada saat ini? Meneruskan kontrak-kontrak pihak asing untuk menguasai sumberdaya alam kita? Meneruskan perjuangan sebagian besar pejabat yang melakukan kecurangan? Meneruskan bekerja di luar negri karena kurang dihargai di negara sendiri? Meneruskan kemerdekaan yang bahkan sejak awal sudah dirongrong dari intern negara kita? Apakah kita benar-benar butuh “generasi penerus bangsa”? bagimana bila yang kita butuhkan adalah generasi pengubah? Atau generasi pembaharu?.

Nah.. kira-kira begitulah intisari perdebatan kami kala itu. Jangan sembarangan memberi amanat tanpa menjelaskan maksud dan tujuannya, terlebih niatnya karena niat itu diikrarkan dalam hati.. niat orang siapa yang tahu. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya bukan generasi penerus bangsa, tapi saya adalah pemuda Indonesia yang bersyukur dan berterima kasih atas kemerdekaan bangsa ini, dan dengan bersungguh-sungguh saya akan melakukan hal-hal baik demi negara ini di masa mendatang.

Tidak semua orang akan setuju dengan pendapat kita. Tetapi banyak masa, pendapat orang lain membantu kita sadar akan kesalahan dan mawas diri…. 

Karena aku bukan malaikat...

   Suatu sore yang mendung, hawanya dingin, awan hitam menggelayut seperti menarik langit agar melimpahkan segala bebannya kepada bumi.. seperti itu pula beban dimataku, kantung mata digelayuti air mata yang siap mengalir dengan deras tanpa hilir yang jelas. Rupanya selain aku adapula seorang sahabat yang juga telah menumpahkan bebannya dalam derai air mata di suatu senja. Tiga hari berlalu, dan langit masih juga kelabu..

      Di bawah langit yang sama dan berpijak pada bumi yang sama. Kami hanyalah dua makhluk yang rentan luka, yang dapat dibolak-balikkan hatinya oleh sang Pencpta. Meragu karena hal yang sama sekali berbeda, datang dari latar belakang yang berbeda, dengan lakon dan alur yang berbeda pula.. Tapi itu sama saja, sama-sama sakit rasanya. Kami sedang bersedih.

    Aku urungkan niatku untuk bercerita padanya, kali ini dia lebih membutuhkan aku.. lagipula dengan mendengar ceritanya dan membantunya mengurangi beban secara otomatis mengurangi bebanku juga. Di bawah langit yang sama, sama-sama kelabu sehingga suasana semakin sendu.

      Sudah aku coba banyak cara untuk meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja, terlebih bila telah difikirkan dengan sangat baik dan dengan meminta pertolongan-Nya. Sesungguhnya aku melakukan itu untuk mengurangi bebanku juga. Jauh dilubuk hatiku yang terdalam.. aku ingin tidak seorang pun dari orang-orang terdekatku untuk terluka lebih atau bahkan hanya seperti luka yang aku rasakan. Tetapi hidup bukan tentang memilih luka mana yang harus dirasakan atau tidak, hidup adalah tentang kekuatan untuk melaluinya karena Allah.

     Suatu hari.. hujan turun. Setiap rintiknya melunturkan setiap perih yang ada, sehingga tak perlulah lagi kami bersedu sedan. Semua akan berlalu, akan ada pelangi setelah hujan, meski itu bukan disini.. pasti ada yang berbahagia di belahan bumi lainnya, lalu mengapa pula kita bersedih bukankah kemungkinan mereka juga meyangkakan hal yang serupa “ada orang yang berbahagia di belahan bumi yang lain”.
Kami berdua tidak salingmenggurui.. kami tidak saling menyalahkan bahkan kami tidak menganggap bahwa kamilah yang paling benar.. hingga suatu waktu, ada sebuah lagu dengan liriknya yang aku anggap sangat manis dan penuh cinta kasih, karena aku ingin melakukan hal itu untuk sahabatku dan orang-orang terdekatku..

I’ll be your cloud up in the sky
I’ll be your shoulder when you cry
I’ll hear your voices when you call me
I am your angel
And when all hope is gone I’m here
No matter how far you are I’m near
It makes no different who you are
I am your angel

      Kita hanya makhluk Allah, tak mungkin melangkahi kehendak-Nya. Bukannya aku tak ingin kita saling menjanjikan, saling mengisi hidup dengan banyak pengharapan dan cita-cita. Namun aku tak akan sanggup. Yang bisa aku lakukan seperti halnya yang telah terjadi pada kita, berusaha memberikan yang terbaik untukmu sahabatku dan orang-orang terdekatku  selagi aku masih bisa. Karena aku bukan malaikatmu, aku hanya sahabatmu.


Tuesday, June 10, 2014

Negeri di Atas Awan. Rumor has it!

    Negeri di atas awan? Benarkah? Negeri apa pula itu? Masih di Indonesia? Jangan-jangan hanya khayalan saja.. Memang kebanyakan dari kita, termasuk pula saya, sering berlebihan dalam menanggapi suatu fenomena, bahkan untuk hal yang belum kita ketahui secara gamblang sekalipun. Tetapi tidak apa-apa, adalah hal yang teramat sangat wajar bila manusia biasa seperti kita takjub, terperangah, atau mungkin lebih baik bila disebut lebay dengan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan, rasakan, lihat, dengan, dan kita ciptakan. Hanya Tuhan yang bisa menciptakannya, dan sudah sepantasnya kita takjub penuh syukur pada-Nya.

    Kembali pada negeri di atas awan.. Negeri ini tentu saja ada di Indonesia. Karena saya yang menceritakan kisah ini dan saya belum pernah pergi meninggalkan negara kita ini walau hanya sekali, mungkin kelak saya akan pergi bila Tuhan menghendaki. (jangan lupa.. saya selalu percaya segalanya ada karena “jalan Tuhan”). Apakah saya sudah cukup bertele-tele? Mari melanjutkan tentang negeri di atas awan. Tepatnya adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur. Kecamatan Bandar.


sebagian bentang alam

pola persebaran pemukiman berkelompok

     Sebagian besar wilayah Kecamatan Bandar.. ah mungkin sebaiknya saya bilang seluruh wilayahnya merupakan daerah yang berbukit-bukit dan berlembah dengan kemiringan yang mencapai 100%, jurang di kiri atau kanan jalan dan tebing batu di bagian lainnya. Jalannya? Berkelok-kelok macam ular naga.. (sudah pernah lihat ular naga? Nah itu juga bagian dari hal berlebihan dari masyarakat Indonesia, ular naga). Karena berada pada ketinggian mdpl, maka sudah pasti suhunya lebih rendah daripada daerah lainnya di Pacitan yang sebagian besar wilayahnya berada di garis pantai selatan Jawa yang sekaligus langsung menghampar di depannya Samudera Hindia.

      Karena tempatnya yang jauh dari ibukota kabupaten (lebih dekat ke Kabupaten Ponorogo), berada di ketinggian, hawanya dingin, jalannya berliku. Maka munculnya sebutan “negeri di atas awan”. Apakah memang benar-benar di atas awan? Seperti waktu kita sedang naik gunung? Silahkan kunjungi sendiri yaa.. J Tapi akan saya beri tahu, tidak sepenuhnya benar. Jarak tempuh dari kota memang sangat jauh, sekitar 2,5 jam perjalanan santai.. jangan lupa, itu jarak relatif. Jalanan berliku, sudah berkali-kali terjadi kecelakaan kendaraan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia. Suhunya memang termasuk sangat dingin, terlebih pada malam hari. Hawanya sejuk, iklim sosial pedesaan yang khas seperti yang sering digambarkan dalam buku-buku pelajaran di sekolah. Cukup jauh dari fasilitas umum yang bisa menunjukkan kemewahan, status sosial dan lain sebagainya.
Jalan lokal

SDN Bandar 1
        Wah berarti pelosok banget ya? Itu juga relatif J Bandar, khususnya Dusun Grenjeng, memang hanya sebuah dusun kecil dengan kepadatan penduduk yang jarang, mayoritas penduduknya bertani dan beternak. Bukan bertani tanam sayur seperti yang di kaki gunung.. bahkan pagi saja tidak di sawah, padinya padi gogo, itu dikarenakan kondisi geografis Pacitan yang bentukan lahannya adalah karst atau secara awam dikenal dengan kapur. Meskipun demikian, fasilitas yang ada disini sudah termasuk cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Ada sebuah Bank konvensional negara yang membantu perputaran uang masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan hingga jenjang sekolah menengah atas. Sebuah pasar tradisioal yang digelar dalam lima hari sekali, yaitu setiap hari Pon, itu adalah salah satu hari dalam hitungan jawa. Masyarakat percaya itu akan membawa berkah dan hal baik. Sarana ibdah yang memadai, bahkan sedang dibangun sebuah rumah ibadah yang megah untuk ibadah masyarakat setempat.

        Jadi maksudnya penduduknya disana makmur? Kaya raya? Kalau untuk masalah itu.. saya sangat tidak berani menjawabnya. Karena kemakmuran dan kekayaan itu harus dikembalikan pada diri masing-masing. Tolak ukur makmur dan kaya tentu saja berbeda antara seseorang dengan orang lainnya. Hanya saja, saya bisa katakan, tempat ini lebih baik secara visual daripada tempat tinggal saya yang masih sangat jauh dari pembangunan (ndak perlu membayangkan tempat tinggal saya, fokus saja pada kisah dalam postingan ini). Masyarakat juga mengenal arti nvestasi dengan baik. Mereka juga berinfestasi untuk jangka panjang yang dianggap akan menguntungkan dan akan membantu hidupnya di masa mendatang. Jadi mereka berinvestasi dalam bisnis property. Hei, saya hanya bercanda.. investasi mereka adalah sapi. Sapi yang terus tumbuh dan berkembang biak, harga jualnya yang lumayan tinggi, itulah investasi jangka panjang dari sebagian besar masyarakat dusun ini.
Sapi milik penduduk
                                
      Bagaimana dengan fasilitas lainnya semisal sedang ada acara pelatihan dan lain sebagainya? Mungkin maksudnya hotel J Jangan berlebihan, ini hanya sebuah dusun kecil, potensi alam yang besar tetapi belum menjadi destinasi wisata karena berbagai alasan yang rasional. Ketika saya berada di Dusun Grenjeng, Desa Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan, saya sedang melaksanakan tugas negara dalam sebuah pelatihan yang berkaitan dengan masalah pendidikan di negara kita, Indonesia. (Harus saya perjelas, siap tahu ada yang lupa.. bahwa Indonesia adalah negara kita). Dalam tugas tersebut, saya harus berada disana selama sebelas hari dan menginap pada malam harinya, menginapnya di rumah warga, tentu saja tidak gratis.. negara yang membayarnya. Terima kasih Indonesia.

         Hanya sebuah rumah sederhana, dengan satu ruang untuk nonton televisi dan ruang tamu. Kamar mandi yang pintunya tidak bisa dikunci. Apakah nyaman? Alhamdulillah, ini sangat nyaman. Mungkin kalian adalah orang yang beruntung karena bisa merasakan menginap di hotel yang baik dan selalu dibersihkan, tapi dalam situasi yang serba relatif ini, saya dan rekan yang bertugas disini adalah orang-orang yang berbahagia karena ditugaskan kemari oleh negara. Karena dengan berada disini maka saya bisa menuliskan cerita ini, membiarkan organ paru saya bekerja dengan santai, menguatkan hati untuk selalu berterima kasih pada-Nya, memberi informasi tentang daerah yang belum kalian kunjungi, dan memamerkan Indonesia pada siapapun yang masih meragukan potensinya.

Rumah tempat menginap
       Setiap perjalanan adalah sebuah perjalanan hidup yang sangat berharga. Setiap cerita akan mengandung makna yang disesuaikan dengan sudut pandang kita terhadap cerita itu. Dari sekian banyak kata dalam kisah ini semoga ada hal bermanfaat untuk kalian yang membaca kisah ini. Aamiin. Untuk foto-foto, tidak banyak yang dapat saya publikasikan, tetapi beberapa bisa dilihat dalam akun media publikasi foto milik saya, ineu handayani Ayo berkunjung ke Pacitan! J




Thursday, June 5, 2014

Hello, June!

Tidak terlalu terlambat kan untuk mengucapkan selamat datang Juni? Bulan yang istimewa, pertengahan tahun, pertambahan usia saya, pergantian semester kuliah, dan tentu saja diikuti dengan pembayaran SPP dan juga kosan. Itu semua berhubungan dengan uang :D

Sekarang serba uang ya.. Jangan sampai pula merasakan bernafas pun harus pakai uang. Inginnya, bernafas pun menghasilkan uang.. Tapi jangan jadi peniup balon, mungkin saya akan kelelahan. Jadi, dalam rangka memperingati bulan yang berhubungan erat dengan uang ini, saya bekerja. bekerja sangat keras, berjuang dengan tanggung, membanting tulang , memeras keringat.. Ah berlebihan. Saya kan kerjanya santai, sebagai admin.. input-input data, print ini itu, duduk-duduk dan remeh-temeh lainnya. Alhamdulillah :)

Satu minggu telah berlalu di bulan Juni ini. Padahal saya berada di daerah yang masih bisa dijangkau dengan baik menggunakan kendaraan darat, signal untuk berkomunikasi dan internet juga lancar, listrik ada, rumah penginapan nyaman, tapi... rasanya ada saja kemalasan yang menghambat untuk meluangkan waktu untuk sekedar posting. Yaa.. namanya juga jurnal harian campur-campur dengan info penting, sangat penting, dan sangat ndak penting. Tapi setidaknya saya menjalankan komitmen untuk merawat blgo ini dengan baik dan benar.

Ya, sudah saja. Semoga selanjutnya saya bisa lebih konsisten untuk memposting hal-hal yang bermanfaat. aamiin.

Selamat bersemangat di bulan Juni ^_^

Saturday, May 10, 2014

Perjalanan ke Pacitan, Kota 1001 Gua

Masih tentang ‘jalan Tuhan’. Banyak cara Tuhan untuk memberikan kita jalan untuk mengalami, medapatkan, dan memberikan sesuatu. Kalau suatu hari tersesat, itu bukan sial namanya… tapi ‘jalan Tuhan’ supaya kita tahu ada tempat lain yang lebih baik atau lebih kurang baik daripada tempat yang biasa kita datangi atau tempat yang akan kita datangi.

Seperti halnya hari ini.. Sudah 13 hari saya berada di Kabupaten Pacitan. Salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Timur. Tentu saja Pacitan ini merupakan bagian dari Indonesia. Masih ada waktu 1 hari lagi untuk saya berada di Pacitan. Kenapa saya di Pacitan? Saya akan menjawab, sedang melaksanakan tugas negara J Semoga jawaban itu sudah cukup memenuhi rasa ingin tahu kalian yang tak sengaja membaca, atau dengan sengaja menunggu postingan ini..

Saya berangkat ke Pacitan dari Solo, perjalanan darat menggunakan angkutan umum yaitu bus Aneka Jaya dengan ongkos Rp 25.000,-. Agaknya armada ini memonopoli jalur Pacitan – Solo untuk jenis bus, karena selain menggunakan bus, bisa juga menggunakan travel atau mobil sewaan dan juga kendaraan pribadi tentunya. Perjalanan ditempuh selama sekitar 5 jam dengan melalui medan yang datar, datar namun jalannya berlubang  atau bergelombang, jalanan mendaki dan menurun di antara hotan produksi dan juga hutan alami, hingga menurun berkelok dengan pemandangan laut yang merupakan bagian dari Samudera Hindia.

Tentu saja saya terkagum-kagum dengan Pacitan dan paket lengkapnya yaitu kenampakan alam yang indah dan penuh dengan pembelajaran terutama untuk bidang pendidikan yang selama ini saya tekuni, geografi.

Untuk menuju Pacitan kita bisa berangkat dari Wonogiri atau Ponorogo. Karena saya berangkat dari Solo, Jawa Tengah, maka saya melalui jalur Wonogiri. Kabarnya jika melalui jalur Ponorogo, medannya lebih mendebarkan dan menantang.. mungkin suatu waktu saya berkesempatan untuk melaluinya, aamiin. Sebaiknya perjalanan dilakukan pada pagi hingga menjelang senja, karena pada malam hari tidak ada penerangan di sebagain besar jalurnya dan kita hanya mengandalkan lampu kendaraan saja, itu cukup berbahaya.

Meskipun Pacitan adalah kota yang kecil dan berada jauh dari kota-kota besar lainnya, tetapi Pacitan tumbuh dan berkembang dengan sederhana dan bersahaja. Kerahtamahan orang Jawa yang tersohor, kuliner unik, adat-istiadat yang unik dan lain sebagainya. Mungkin ada yang menentang pernyataan saya, wajar saya.. penilaian terhadap sesuatu sifatnya relatife dan mungkin beberapa hari saja belum cukup untuk memberikan penilaian mendalam terhadap sesuatu. Saya bisa menuliskan hal ini karena saya sudah mengalaminya J

Jangan takut akan menjadi cepat bosan atau ndak kerasan berada di Pacitan, banyak hal yang dapat dikunjungi. Pantai-pantai yang merupakan tujuan wisata surfing, sunbathing, olahraga air lainnya atau sekedar berjalan-jalan menikmati pagi dan senja, menikmati kuliner di Pasar Minulyo, duduk bercengkaram dengan teman dan keluarga di sekitar alun-alun, mengunjungi Gua Gong. Bahkan Pacitan mempunya julukan sebgai “Kota 1001 Gua”, aka nada postingan selanjutnya yang lebih spesifik yaa J


Ayo, Visit Pacitan J

Tuesday, April 22, 2014

Hari Bumi 22 April 2014

www.balantaraindonesia.org

Bukan hanya saya, bukan cuma kamu juga, tetapi kita semua, makhluk Bumi di seluruh penjuru dunia (yang faham dan tahu) turut memperingati Hari Bumi (Earth Day). Meski dengan wujud yang berbeda-beda namun semuanya bermaksud yang sama yaitu berkampanye agar kita semua semakin menyayangi Bumi. Bukan hanya kita yang membutuhkan Bumi, tetapi Bumi juga membutuhkan kita untuk menjaga dan merawatnya.

Sejarahnya.. Peringatan Hari Bumi secara resmi dilakukan pertama kali pada tahun 1970 yang dipelopori oleh Senator Amerika Serikat yaitu Gaylord Nelson. Beliau adalah pemerhati dan juga praktisi lingkungan hidup. Meskipun pada tahun sebelumnya (1969), ide itu telah digagas oleh John McConell yang merupakan seorang aktivis perdamaian untuk merayakan hari bumi.

Kita tidak bisa memungkiri meski dengan menutup mata, bahwa manusia telah sangat gencar melakukan pembangunan, menemukan hal baru dan mengembangkannya untuk menutupi kekurangan kita sebagai manusia. Maka tak pelaklah beban Bumi yang semakin tua ini menjadi semakin berat pula. Maka sudah menjadi tugas kita sebagai khalifah atau pemimpin di Bumi ini untuk menjaganya agar Bumi tetap lestari dan berbagai sumber dayanya dapat mencukupi kebutuhan kita dan anak cucu kita dimasa mendatang.

alamendah.com
Supaya Bumi kita tetap terjaga kelestariannya, tentu saja kita bisa memulainya dari hal yang sederhana tetapi seringkali dianggap sepele. Misalnya saja mandi menggunakan gayung sementara kran air terus terbuka dan air mengalir selama kita mandi. Tentu beberapa dari kita, termasuk saya awalnya, pernah mengalami dan melakukannya hingga saat ini. Kebiasaan mandi dengan air yang demikian boros itu termasuk tindakan yang tidak menyayangi Bumi. Sebaiknya kita lebih pandai mentakar kebutuhan kita terhadap air. Mungkin kita bisa mulai membayangkan, bila kita mandi membutuhkan air untuk sekali mandi saja 50 liter, sehari bisa saja kita mandi 2 -3 kali. Satu keluarga terdiri dari 4 -5 orang. Dan semuanya mempunyai kebiasaan mandi dengan air yang boros. Itu akan menjadi angka yang sangat banyak jumlahnya jika dikalikan dengan jumlah manusia di Bumi yang berperilaku demikian.

Sudah semestinya kita melakukan hal-hal yang positif untuk menjaga harmoni alam. Kalau bukan kita yang sayang Bumi, lalu siapa lagi? Jangan tunggu sampai alien menginvasi (fiktif), jangan tunggu sampai hutan-hutan semakin gundul (sedang berlangsung), jangan sampai air bersih semakin sulit kita dapatkan (mungkin sebentar lagi?!). Jadi jangan sampai kita ketinggalan untuk menjaga dan melestarikan Bumi.

Salam Lestari!
Salam Geografi, Lestari Bumiku!

Friday, April 11, 2014

Ada makna dibalik cerita.. Kurikulum 2013

Apakah menurutmu kita sudah melalui bagian tersulit dalam hidupmu? Bagian terberatnya? Yang paling suram? Kalau kita jawab sudah.. Ya ternyata kita terlalu meng-under estimate (begitu kan kata serapannya?).

Kalau kita sudah merasakan yang sangat sulit, paling berat, dan sangat suram.. Percayalah itu hanya permulaan, akan ada yang lebih dari itu dan itu pasti akan kita alami. Tentu saja… Kalau kita tak ingat Tuhan dalam setiap adegan-adegan itu. Kecuali bila kita terus ‘bersama’ Tuhan seperti Ia yang selalu bersama kita.. maka segalanya akan baik-baik saja.

Hari ini ada beberapa kalimat yang mungkin bisa membuat kita sadar dan merasa banyak bersalah dan sangat jarang bersyukur..

Ini tentang pendidikan di negara kita yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, perubahan kurikulum setelah sekian kali berganti.. Semoga ini yang terbaik untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Aamiin. Asal kau tahu saja.. Biar begini, aku adalah orang yang bertahun-tahun dipersiapkan untuk menjadi seorang guru, tapi tentang jalan cerita ke depannya.. Biar aku yang berusaha dan Tuhan yang menentukan bagaimana jalannya.

Kabarnya, kurikulum yang baru ini kelak akan menghasilkan generasi yang berkualitas dari kesehatan, fikiran, dan religinya. Ketiganya harus bersinergi dan berimbang. Meskipun terbayang akan sulit, tapi itu bukan hal yang mustahil.. Ingat, Tuhan yang menentukan.

Jadi ceritanya pandangan mata dunia pendidikan sedang tertuju ke Bali, pulau seribu dewa yang terkenal dengan berbagai pesonanya. Bali yang saat ini disebut-sebut sebagai peringkat satu dalam hal pendidikan. Mengapa? Karena mereka terkenal dengan dearah dengan potensi terpengaruhi budaya asing sangat tinggi tetapi Bali tetap mempertahankan budaya lokalnya dengan peraturan yang mengikat. Mereka adalah pemegang teguh ajaran agamanya. Bagaimana dengan kita? Jujur saja.. aku belum berani mati mempertanggungjawabkan segalanya dihadapan-Nya.. Kau?

Masyarakat Bali melakukan pekerjaannya untuk Tuhan. Sehingga apapun itu, mereka melakukannya dengan sebaik mungkin. Tentang balasannya.. Jangan mengucapkan ‘ikhlas’ karena itu malah menandakan bahwa kita tak ikhlas. Balasannya biar Tuhan yang cukupkan untuk kebutuhan kita.

Jangan terus mengejar uang, materi dan lain sebagainya. Nanti bisa-bisa uang dan lainnya itu bosan melihat kita terus mengejarnya. Tak usah difikirkan.. Jangan kejar uangnya, bila kita melakukan segalanya dengan baik dan untuk Tuhan, maka uang dan lainnya itu yang akan mengejar kita dengan sendirinya.

Nah.. kira-kira seapik itulah generasi yang akan datang kelak dilahirkan dari perubahan ini. Cerdas, sehat, berakhlak mulia, faham tugas dan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Karena apapun itu.. Akan kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya.


Menulis hal seperti ini bukan tanpa beban bagiku. Meskipun kata-katanya terus mengalir sesuai dengan apa yang aku fikirkan dan aku harapkan. Tapi bebannya sungguh berat. Aku belum lagi bisa mengurus diriku, meluruskan niat, melakukannya hanya untuk Tuhan. Semoga saja secepatnya aku bisa.. Iya.. Kita bisa.

Wednesday, April 2, 2014

Banyak-banyaklah Bersyukur...

Suatu hari… Ya entah kenapa pula saya bilang suatu hari, padahal bisa juga suatu ketika, atau sekalian saja pada zaman dahulu kala.. Ini kisah nyata.

Hari itu setelah waktu magrib atau isya’ di Kota Semarang, saya sedang dalam persiapan kembali ke Kota Surakarta.. Saya kembali setelah mengurus beberapa surat untuk keperluan penelitian. 

Saya menggunakan kendaran umum, karena akan terlalu melelahkan bila membawa kendaraan pribadi. Jadilah dalam perjalan pulang itu menggunakan bus yang tak ingin saya sebutkan namanya… Bukan apa-apa, tapi saya agak lupa nama busnya, tapi saya memutuskan tidak bertanya padanya, lebih baik ini dirahasiakan saja.. Yang pasti, ongkosnya adalah Rp 20.000,- lebih murah Rp 5.000 daripada waktu berangkat dengan bus lainnya.

Dalam perjalanan itu.. Saya memutuskan untuk “tidak-akan-hidup-seperti-para-perempuan-tangguh-itu”.
Keadaan bus masih lumayan belum penuh waktu kami berdua naik, tetapi hanya sepasang kursi yang keduanya kosong.  Jadilah kami berdua duduk disitu, tepat di depan pintu belakang bus dan saya sangat tepat berada di atas ban bus itu. Sebentar saja.. Bayangkan bagaimana rasanya jadi saya, bus yang agak pengap karna keringat yang bercampur aduk dengan asap kendaraan, belum lagi asap rokok yang dihisap oleh kondektur busnya. Tetesan air dari luar jendela sepertinya gembira sekali mempermainkan wajah saya.. Mual rasanya tapi saya fikir ini adalah pengalaman yang berharga.

Ternyata saya belum sepenuhnya benar. Pengalaman yang sangat berharga itu akhirnya saya alami setelah saya merasa agak terbiasa dengan situasi dan kondisi bus yang sedemikian rupa. Setelah beberapa menit meninggalkan Ibukota Propinsi Jawa Tengah itu, semakin banyak penumpang yang naik. Mereka adalah perempuan-perempuan paruh baya, beberapa diantaranya masih belia, dan mereka berbaju sama. Ah, tentu saja beberapa dari mereka menggunakan jaket, mala mini cukup dingin.

Awalnya saya tidak terlalu peduli, karena bagi saya hentakan kursi yang berasal dari ban yang berputar yang juga menghantam dan melalui jalan berlubang sudah cukup mengganggu. Dalam hitungan detik saja, saya mulai sadar.. Ternyata bus mulai penuh sesak, bahkan mereka harus berdiri dengan posisi tertentu agar penumpang lainnya masih bisa masuk.

Perhatian saya mulai fokus. Bukan pada keringat-keringat mereka. Bukan pula pada wajah-wajahnya.. Tapi pada pakaian yang mereka kenakan. Dalam beberapa detik, saya sudah dapat menyimpulkan siapa perempuan-perempuan itu. Mereka adalah perempuan-perempuan yang sangat tangguh.

Saya tidak pernah berfikir.. Bagaimana jika salah satu dari mereka adalah Mama atau keluarga saya yang lainnya. Karena mama telah tiada dan tidak pernah mengalami hidup yang begitu. Jadi saya fikir, mungkin sebaiknya saya membayangkan bila saya saja yang menjadi salah satu dari mereka.


Ya tentu saja saya sudah pernah berbagi cerita sebelumnya, mungkin kran air mata saya sudah cukup using.. Harus diganti.. Atau saya yang terlalu tidak bisa mengendalikan diri, mengendalikan air mata.. Ya mungkin saja salah satunya. Jadi, saya mulai merasakan air mata mengalir.. Dengan sungguh-sungguh saya berjanji, “tidak-akan-hidup-seperti-perempuan-tangguh-itu”, semoga Tuhan mengabulkan.. dan semoga Tuhan memberikan kehidupan yang penuh berkah untuk kita semua, aamiin.

Thursday, March 20, 2014

iya.. yang lalu biaralah berlalu :)

Sudah berlalu..
tanpa posting tentang ulang tahun mama, tanpa kabar progres tentang skripsi, tanpa posting tentang jalan-jalan di Semarang, tanpa update foto-foto spesial seperti biasanya, tanpa meracau, tanpa membagikan sesuatu yang bermanfaat tentang geografi.. tentang hidup.. tentang cinta.. tentang saya dan Tuhan.

Setengah dari maret telah berlalu.. dan saya masih begini-begini saja. Hidup terenggut dengan skripsi yang sama terbengkalainya dengan kertas-kertas aneh dan beberapa pakaian kotor yang berteriak untuk memperjuangkan nasibnya untuk sebegara dibersihkan. Semoga saja dengan begini, tubuh ideal saya akan kembali lagi. Ya.. itu agak mustahil, karena entah mengapa Solo selalu meningkatkan nafsu makan, tidak masalah meski harus makan empat kali dalam sehari.. padahal ini ineu nah, yang biasanya makan nasi tiga hari sekali.

Beberapa hal yang telah berlalu dalam setengah maret ini adalah..
Ulang tahun mama :) saya sudah update-kan dalam status facebook, semoga Tuhan mengabulkan doa saya dan semuanya untuk mama.
Perizinan di Kesbangpol Jawa Barat sudah berhasil keluar dengan susah payah dan kerja keras dari saudara saya Ade Suryansyah.S
Perizinan di BPMD Jawa Tengan sudah berhasil keluar dengan lancar dengan bantuan laur bisa dari saudara saya Sugeng Riyadi dan Amat Muntobiin.
Perzinan di Surakarta dan kecamatan Pasar Kliwon juga sudah berhasil.
Dalam setiap perizinan itu, selalu ada kak adek yang menemani dan membantu.
Sebagian data sudah saya peroleh dari PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta.
Ah.. sangat banyak -____- nanti sajalah bila Tuhan memberi kesempatan waktu luang dan umur yang cukup serta rezeki lainnya, saya akan poting semuanya.

Semoga setengah maret sisanya semakin berkah dan dimudahkan dalam segala urusan, aamiin. ^_^

Monday, March 3, 2014

Hello March :D

jreng jreeeeng.. Maret lagi. Lagi-lagi sudag maret lagi..
Maret ini,
mama ulang tahun, semoga mama dijauhkan dari siksa kubur, diberi kelapangan, kehangatan dan cahaya dalam kuburnya. aamiin
kak adek segera selesai proposalnya dan bisa ambil data dengan lancar. aamiin.
instrumen dan peta penelitian beres, aamiin.
ambil data penelitian skripsi ke lapangan, lancar, berkah, dan selesai. aamiin.
papa dan dek alit semoga sehat selalu dan diberi kemudahan dalam urusan dan cita-cita, aamiin.
semoga perempuan itu baik-baik saja dan segera hengkang dari rumah. aamiin.
Lebih baik dari bulan lalu dan cukup bekal untuk menjadi sahid ketika di jemput-Nya. aamiin.
ayuk nesti ulang tahun, selamat ulang tahun ayuk.. semoga segera wisuda dan menikah. aamiin.
selamat ulang tahun juga untuk sud tiwi tersayang di solo, semoga selalu di sayang Allah. aamiin.
Mohon maaf untuk segala dosa dan salah yang pernah saya lakukan, semoga ada kita selalu diberi kesempatan untuk berbuat baik dan diterima taubatnya. aamiin.

Selamat mengisi maret dengan hal-hal yang baik yaa.. Barakallahu ^_^

Friday, February 28, 2014

Bye, February..

Aku nangis. Aku lap air matanya. Lalu aku nangis lagi. Belakangan aku berubah jadi sangat cengeng. Meski sebelumnya pernah lebih cengeng daripada sekarang. Tapi rasanya itu masih normal dan bisa dimaklumi karena semua orang juga kemungkinan besar menangis waktu… mamanya meninggal, dipukul sampai tak bisa berkata-kata, ibu diri yang agak durjana, nyeri haid, dan.. ah banyak lagilah.
Rasanya. Aku mau nangis lagi, lagi, dan lagi. Tapi tanganku inginnya menutupi mata, menyetop air matanya. Kata suara dari dalam diriku juga “jangan menangis”. Halah. Jangan sok care. Memangnya kenapa kalau menangis.
Lalu aku nangis lagi.

Aku nangis lagi sampai pagi. Sampai lupa kalau aku sedang nangis.

Monday, February 24, 2014

Jenis-jenis Bahan Galian

Bahan galian atau barang tambang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
1.       Berdasarkan kedudukannya dalam industri
a.       Mineral bahan bakar (fuels)
Contohnya: minyak bumi, batubara, dan bahan radiokatif.

b.      Mineral industri
Contohnya: pasir kuarsa, tanah liat, batu gamping, gips, dan batu apung.

c.       Mineral bijih logam (ore)
Contohnya: bijih besi, bijih emas, bijih perak, timah, dan bijih tembaga.

2.       Berdasarkan cara terbentuknya
a.       Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
b.      Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena pengendapan di dasar sungai atau genangan air yang terjadi melalui proses pelapukan.
c.       Bahan galian magmatik, adalah bahan galian yang terjadi dari magma yang terdapat di dalam bumi.
d.      Bahan galian pegmatik, adalah bahan galian yang terbentuk di dalam diaterma  dan dalam bentuk intrusi. Contohnya adalah timah putih di Bangka Belitung.
e.      Bahan galian hidrotermal, adalah bahan galian yang terbentuk melalui resapan magma cair yang membeku terakhir di celah-celah struktur lapisan bumi. Contohnya bijih perak dan emas yang terdapat dekat dengan permukaan bumi, terjadi karena terbawa oleh magma cair melalui celah-celah dan setelah cairannya menguap, ia tinggal di dalam gang.
f.        Bahan galian metamorphosis kontak, adalah bahan galian berupa batuan sekitar magma, yang karena bersentuhan dengan magma berubah menjadi mineral yang memiliki nilai ekonomi.

3.       Berdasarkan kepentingan bagi negara
a.       Golongan A
bahan galian golongan A merupakan bahan galian yang mempengaruhi perekonomian negara dan strategi bagi pertahanan dan keamanan. Contohnya minyak bumi, batubara, besi, nikel, timah putih dan aluminium. Biasanya bahan galian golongan A dikelola oleh negara.

b.      Golongan B
Bahan galian golongan B merupakan bahan galian yang menjamin hajat hidup orang banyak. Contohna emas, perak, permata, intan, mika, dan seng.

c.       Golongan C
Bahan galian golongan C merupakan bahan galian yang digunakan untuk bahan baku industri. Contohnya pasir, batu kapur, tanah liat, dan gips.

4.       Berdasarkan asal-usul terjadinya
a.       Mineral organik
Mineral organik adalah mineral yang terbentuk dari sisa-sisa organisme yang telah mati karena terpengaruh oleh proses fisika, kimia, dan mekanik yang akhirnya menjadi bahan tambang. Contohnya minyak bumi dan batubara.

b.      Mineral anorganik
Mineral anorganik adalah mineral yang terbentuk dari berbagai proses mineralisasi senyama anorganik dan proses kimia fisika dalam magma. Contohnya emas, perak, timah, besi, seng, dan nikel.


Sumber Daya Alam


Sumberdaya alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam, yang dapat digunakan untuk kepentingan hidupnya. Pada dasarnya sumberdaya alam terdiri dari:
A.      Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), yaitu sumberdaya yang telah dimanfaatkan dan dapat diperbaharui kembali baik secara alami maupun dibudidayakan. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui itu mencakup sumberdaya alam nabati dan hewani.
Berikut ini adalah sumberdaya alam yang dapat diperbaharui:
1.       Pertanian
Berdasarkan cara pengusahaan dan modal pertanian dapat dibedakan menjadi:
a.       Pertanian Rakyat
Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat di atas tanah perorangan dan menghasilkan bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Ciri-ciri pertanian rakyat adalah:
1)      Modal usahanya kecil karena arealnya sempit, rata-rata hanya ¾ ha tiap keluarga.
2)      Cara pengolahan masih sederhana, misalnya dengan cangkul, garu atau bajak.
3)      Produksinya sedikit, hanya untuk keperluan sendiri.
4)      Hasil produksinya berupa padi, jagung, sayur-sayuran, dan ketela pohon. Terutama bahan pangan.
5)      Tidak memperhitungkan laba dan rugi.
6)      Tanaman yang dihasilkan bersifat makanan pokok saja.
Jenis pertanian rakyat meliputi:
1)      Perladangan (Huma)
Perladangan adalah pertanian yang dilakukan dengan cara menebang pohon, membakarnya kemudian menanami, setelah tanahnya tidak subur kemudian lahan tersebut ditinggalkan.

2)      Tegalan
Tegalan adalah bentuk pertanian yang sudah menetap dan dilakukan dengan intensif, pengairannya tergantung dari hujan.

3)      Sawah
Sawah adalah sistem pertanian yang diusahakan di daerah datar yang irigasinya sudah teratur dan diperoleh langsung dari air hujan dan melalui irigasi.

b.      Perkebunan
Pada perkebunana biasanya yang ditanam adalah jenis tanaman yang berbatang keras.

2.       Perkebunan
Perkebunan biasanya diusahakan oleh pemerintah maupun swasta. Cirri-ciri perkebunan antara lain:
a.       Modal usahanya besar
b.      Cara pengolahannya modern
c.       Hasilnya untuk keperluan ekspor
d.      Memiliki administrasi yang teratur
e.      Sudah memperhitungkan rugi/laba
Jenis tanaman yang dibudidayakan antara lain berupa tebu, karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, teh, cengkeh, tembakau, dan kapas.

3.       Kehutanan
Hutan sangat penting bagi negara, bukan karena hasil-hasilnya saja, tetapi kelestariannya perlu diperhatikan atau dipertahankan. Oleh karena itu pemerintah berusaha 25% dari luas daerah atau pulau tertutup hutan.

B.      Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) adalah sumberdaya alam yang tidak dapat dipulihkan kembali setelah digunakan. Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah barang tambang seperti timah, aluminium, emas, tembaga, bijih besi, batu bara dan lain sebagainya. Di dalam bumi banyak terkandung berbagai jenis barang tamban, tetapi persebarannya tidak merata.

Friday, February 21, 2014

Skripsi Geografi nah kawan :D

Jarang-jarang nah saya posting hal yang menyebalkan begini. Sripsi! Dengan semangat memababi-buta tapi dengan kesadaran penuh, saya kerjakan setiap hari. Yang membuat saya semangat bangun pagi, mandi pagi yang begitu sakral menjadi rutin saya lakukan dengan penuh kebahagiaan, buku-buku bacaan semakin beragan genre dan judulnya meski yang paling banyak adalah tentang penelitian dan tentang air.

Karena saya tidak bisa menunjukkan wajah bahagia saya ketika selesai mengerjakan setiap hal yang berhubungan dengan skripsi penentu ini (saya sudah tak ingin lagi membayar SPP), maka akan saya perlihatkan gambarannya.

Kira-kira beginilah kondisi saya setelah mematikan laptop...
-_____________-"
Ah.. tentu saja saya salah. Tidak mungkin begitu, itu hanya ilusi dan fiktif saja. Lagipula untuk saat sekarang ini, duit saya manalah cukup untuk membeli isi botol itu. Mugkin gambaran selanjutnya akan lebih tepat...


true!
Nah begitu baru benar! Sepertinya saya baru keluar dari pusaran warna-warni yang sungguh indah dan menawan. Hanya saya lorongnya cukup panjang dan itu bisa melelahkan bahkan sangat berpotensi membuat saya depresi karena warna yang terlalu mencolok dan lorong yang terlalu panjang. Hei, ini namanya analogi. Tentu engkau paham bukan?

Apapun yang terjadi dengan proses ini, saya sangat menikmatinya. Saya sangat menginginkan wisuda, bahkan rasanya lebih dari siapapun di dunia ini yang menginginkan wisuda, saya yang sangat ingin! Semoga saya, Ineu Handayani bisa wisuda gelombang ke-2 kampus UPI Bumi Siliwangi dengan baik dan benar serta barakallah, aamiin.

foto aslinya nantilah agustus di posting, aamiin ^^



 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design