Tuesday, June 10, 2014

Negeri di Atas Awan. Rumor has it!

    Negeri di atas awan? Benarkah? Negeri apa pula itu? Masih di Indonesia? Jangan-jangan hanya khayalan saja.. Memang kebanyakan dari kita, termasuk pula saya, sering berlebihan dalam menanggapi suatu fenomena, bahkan untuk hal yang belum kita ketahui secara gamblang sekalipun. Tetapi tidak apa-apa, adalah hal yang teramat sangat wajar bila manusia biasa seperti kita takjub, terperangah, atau mungkin lebih baik bila disebut lebay dengan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan, rasakan, lihat, dengan, dan kita ciptakan. Hanya Tuhan yang bisa menciptakannya, dan sudah sepantasnya kita takjub penuh syukur pada-Nya.

    Kembali pada negeri di atas awan.. Negeri ini tentu saja ada di Indonesia. Karena saya yang menceritakan kisah ini dan saya belum pernah pergi meninggalkan negara kita ini walau hanya sekali, mungkin kelak saya akan pergi bila Tuhan menghendaki. (jangan lupa.. saya selalu percaya segalanya ada karena “jalan Tuhan”). Apakah saya sudah cukup bertele-tele? Mari melanjutkan tentang negeri di atas awan. Tepatnya adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur. Kecamatan Bandar.


sebagian bentang alam

pola persebaran pemukiman berkelompok

     Sebagian besar wilayah Kecamatan Bandar.. ah mungkin sebaiknya saya bilang seluruh wilayahnya merupakan daerah yang berbukit-bukit dan berlembah dengan kemiringan yang mencapai 100%, jurang di kiri atau kanan jalan dan tebing batu di bagian lainnya. Jalannya? Berkelok-kelok macam ular naga.. (sudah pernah lihat ular naga? Nah itu juga bagian dari hal berlebihan dari masyarakat Indonesia, ular naga). Karena berada pada ketinggian mdpl, maka sudah pasti suhunya lebih rendah daripada daerah lainnya di Pacitan yang sebagian besar wilayahnya berada di garis pantai selatan Jawa yang sekaligus langsung menghampar di depannya Samudera Hindia.

      Karena tempatnya yang jauh dari ibukota kabupaten (lebih dekat ke Kabupaten Ponorogo), berada di ketinggian, hawanya dingin, jalannya berliku. Maka munculnya sebutan “negeri di atas awan”. Apakah memang benar-benar di atas awan? Seperti waktu kita sedang naik gunung? Silahkan kunjungi sendiri yaa.. J Tapi akan saya beri tahu, tidak sepenuhnya benar. Jarak tempuh dari kota memang sangat jauh, sekitar 2,5 jam perjalanan santai.. jangan lupa, itu jarak relatif. Jalanan berliku, sudah berkali-kali terjadi kecelakaan kendaraan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia. Suhunya memang termasuk sangat dingin, terlebih pada malam hari. Hawanya sejuk, iklim sosial pedesaan yang khas seperti yang sering digambarkan dalam buku-buku pelajaran di sekolah. Cukup jauh dari fasilitas umum yang bisa menunjukkan kemewahan, status sosial dan lain sebagainya.
Jalan lokal

SDN Bandar 1
        Wah berarti pelosok banget ya? Itu juga relatif J Bandar, khususnya Dusun Grenjeng, memang hanya sebuah dusun kecil dengan kepadatan penduduk yang jarang, mayoritas penduduknya bertani dan beternak. Bukan bertani tanam sayur seperti yang di kaki gunung.. bahkan pagi saja tidak di sawah, padinya padi gogo, itu dikarenakan kondisi geografis Pacitan yang bentukan lahannya adalah karst atau secara awam dikenal dengan kapur. Meskipun demikian, fasilitas yang ada disini sudah termasuk cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Ada sebuah Bank konvensional negara yang membantu perputaran uang masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan hingga jenjang sekolah menengah atas. Sebuah pasar tradisioal yang digelar dalam lima hari sekali, yaitu setiap hari Pon, itu adalah salah satu hari dalam hitungan jawa. Masyarakat percaya itu akan membawa berkah dan hal baik. Sarana ibdah yang memadai, bahkan sedang dibangun sebuah rumah ibadah yang megah untuk ibadah masyarakat setempat.

        Jadi maksudnya penduduknya disana makmur? Kaya raya? Kalau untuk masalah itu.. saya sangat tidak berani menjawabnya. Karena kemakmuran dan kekayaan itu harus dikembalikan pada diri masing-masing. Tolak ukur makmur dan kaya tentu saja berbeda antara seseorang dengan orang lainnya. Hanya saja, saya bisa katakan, tempat ini lebih baik secara visual daripada tempat tinggal saya yang masih sangat jauh dari pembangunan (ndak perlu membayangkan tempat tinggal saya, fokus saja pada kisah dalam postingan ini). Masyarakat juga mengenal arti nvestasi dengan baik. Mereka juga berinfestasi untuk jangka panjang yang dianggap akan menguntungkan dan akan membantu hidupnya di masa mendatang. Jadi mereka berinvestasi dalam bisnis property. Hei, saya hanya bercanda.. investasi mereka adalah sapi. Sapi yang terus tumbuh dan berkembang biak, harga jualnya yang lumayan tinggi, itulah investasi jangka panjang dari sebagian besar masyarakat dusun ini.
Sapi milik penduduk
                                
      Bagaimana dengan fasilitas lainnya semisal sedang ada acara pelatihan dan lain sebagainya? Mungkin maksudnya hotel J Jangan berlebihan, ini hanya sebuah dusun kecil, potensi alam yang besar tetapi belum menjadi destinasi wisata karena berbagai alasan yang rasional. Ketika saya berada di Dusun Grenjeng, Desa Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan, saya sedang melaksanakan tugas negara dalam sebuah pelatihan yang berkaitan dengan masalah pendidikan di negara kita, Indonesia. (Harus saya perjelas, siap tahu ada yang lupa.. bahwa Indonesia adalah negara kita). Dalam tugas tersebut, saya harus berada disana selama sebelas hari dan menginap pada malam harinya, menginapnya di rumah warga, tentu saja tidak gratis.. negara yang membayarnya. Terima kasih Indonesia.

         Hanya sebuah rumah sederhana, dengan satu ruang untuk nonton televisi dan ruang tamu. Kamar mandi yang pintunya tidak bisa dikunci. Apakah nyaman? Alhamdulillah, ini sangat nyaman. Mungkin kalian adalah orang yang beruntung karena bisa merasakan menginap di hotel yang baik dan selalu dibersihkan, tapi dalam situasi yang serba relatif ini, saya dan rekan yang bertugas disini adalah orang-orang yang berbahagia karena ditugaskan kemari oleh negara. Karena dengan berada disini maka saya bisa menuliskan cerita ini, membiarkan organ paru saya bekerja dengan santai, menguatkan hati untuk selalu berterima kasih pada-Nya, memberi informasi tentang daerah yang belum kalian kunjungi, dan memamerkan Indonesia pada siapapun yang masih meragukan potensinya.

Rumah tempat menginap
       Setiap perjalanan adalah sebuah perjalanan hidup yang sangat berharga. Setiap cerita akan mengandung makna yang disesuaikan dengan sudut pandang kita terhadap cerita itu. Dari sekian banyak kata dalam kisah ini semoga ada hal bermanfaat untuk kalian yang membaca kisah ini. Aamiin. Untuk foto-foto, tidak banyak yang dapat saya publikasikan, tetapi beberapa bisa dilihat dalam akun media publikasi foto milik saya, ineu handayani Ayo berkunjung ke Pacitan! J




0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design