Suatu sore yang mendung, hawanya
dingin, awan hitam menggelayut seperti menarik langit agar melimpahkan segala
bebannya kepada bumi.. seperti itu pula beban dimataku, kantung mata digelayuti
air mata yang siap mengalir dengan deras tanpa hilir yang jelas. Rupanya selain
aku adapula seorang sahabat yang juga telah menumpahkan bebannya dalam derai
air mata di suatu senja. Tiga hari berlalu, dan langit masih juga kelabu..
Di bawah langit yang sama dan
berpijak pada bumi yang sama. Kami hanyalah dua makhluk yang rentan luka, yang
dapat dibolak-balikkan hatinya oleh sang Pencpta. Meragu karena hal yang sama
sekali berbeda, datang dari latar belakang yang berbeda, dengan lakon dan alur
yang berbeda pula.. Tapi itu sama saja, sama-sama sakit rasanya. Kami sedang bersedih.
Aku urungkan niatku untuk
bercerita padanya, kali ini dia lebih membutuhkan aku.. lagipula dengan
mendengar ceritanya dan membantunya mengurangi beban secara otomatis mengurangi
bebanku juga. Di bawah langit yang sama, sama-sama kelabu sehingga suasana
semakin sendu.
Sudah aku coba banyak cara untuk
meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja, terlebih bila telah difikirkan
dengan sangat baik dan dengan meminta pertolongan-Nya. Sesungguhnya aku
melakukan itu untuk mengurangi bebanku juga. Jauh dilubuk hatiku yang
terdalam.. aku ingin tidak seorang pun dari orang-orang terdekatku untuk
terluka lebih atau bahkan hanya seperti luka yang aku rasakan. Tetapi hidup
bukan tentang memilih luka mana yang harus dirasakan atau tidak, hidup adalah
tentang kekuatan untuk melaluinya karena Allah.
Suatu hari.. hujan turun. Setiap
rintiknya melunturkan setiap perih yang ada, sehingga tak perlulah lagi kami
bersedu sedan. Semua akan berlalu, akan ada pelangi setelah hujan, meski itu
bukan disini.. pasti ada yang berbahagia di belahan bumi lainnya, lalu mengapa
pula kita bersedih bukankah kemungkinan mereka juga meyangkakan hal yang serupa
“ada orang yang berbahagia di belahan bumi yang lain”.
Kami berdua tidak
salingmenggurui.. kami tidak saling menyalahkan bahkan kami tidak menganggap bahwa
kamilah yang paling benar.. hingga suatu waktu, ada sebuah lagu dengan liriknya
yang aku anggap sangat manis dan penuh cinta kasih, karena aku ingin melakukan
hal itu untuk sahabatku dan orang-orang terdekatku..
I’ll be your
cloud up in the sky
I’ll be your
shoulder when you cry
I’ll hear
your voices when you call me
I am your
angel
And when all
hope is gone I’m here
No matter how
far you are I’m near
It makes no
different who you are
I am your
angel
Kita hanya makhluk Allah, tak
mungkin melangkahi kehendak-Nya. Bukannya aku tak ingin kita saling
menjanjikan, saling mengisi hidup dengan banyak pengharapan dan cita-cita.
Namun aku tak akan sanggup. Yang bisa aku lakukan seperti halnya yang telah
terjadi pada kita, berusaha memberikan yang terbaik untukmu sahabatku dan
orang-orang terdekatku selagi aku masih
bisa. Karena aku bukan malaikatmu, aku hanya sahabatmu.
0 komentar:
Post a Comment