Thursday, June 21, 2012

etika dalam strata kehidupan sosial

Etika dalam Strata Kehidupan Sosial
Dalam sejarahanya ada tiga paham yang secara transparan dapat digunakan untuk menganalisis strata sosial manusia, yaitu Islamisme, Kapitalisme Dan Marxisme – Leninisme
1.      Aliran Kapitalisme
            Kapitalisme berkembang pada abad ke-19 dan 20 tidaka hanya merupakan ideologi tetapi juga suatu norma. Kapitalisme berkembang dengan program yang bersifat dinamis agresif menurut Herbert, salah satu juru bicara kelas kapitalisme, menolong orang lain merupakan tindakan yang salah. Membantu orang lain berarti membiarkan menjadi orang yang lemah. Oleh karena itu, jalan terbaik adalah setiap orang harus mengurusi dirinya sendiri, sehingga masyarakat akan menjadi lebih baik, karena semua anggotanya tahan dan sanggup berdiri sendiri sebagai orang-orang yang terseleksi.
            Sisi negatif lainnya dari kapitalisme adalah mencampuri/memasuki hampr setiap segi dari kehidupan manusia, sampai-sampai kepada soal agama, apalagi soal dagang. Selain itu, muncul “simbol” dari kapitalisme adalah munculnya golongan kevilage-class atau pleasure, yaitu golongan orang-orang istimewa. Kehidupan mereka dicirikan dengan cara yang mencolok mata, berfoya-foya dan mengahamburkan harta secara berlebian dengan tujuan mencari kepuasaan ketika orang lain tahu akan hal itu.

2.      Titik Temu Kapitalisme dan Komunisme
            Ide kapitalisme dengan paham komunisme bertemu dari segi kebendaan, khususnya dalam urusan bisnis. Pihak bawah menganggap kedua paham tersebut saling bertentangan, nayatanya pihak atasan dapat bekerjasama bahkan saling merangkul satu sama lainnya. Dari segi moral, kedua paham tersebut menyalahi hakekat kesucian kehisupan manusia. Kapitalisme memandang manusia sebagai kawan kerjasama yang diperlukan tenaganya untuk menumpuk kapital. Sedangkan manusia dalam sudut pandang komunisme merupakan kamrad-kamrad yang diperlukan untuk merebut kekuasaan, karena kekuasaan berati kekayaan. Sehingga jelas keduanya mendehumanisasi nilai-nilai kemanusiaan karena menempatkan manusia sebagai alat.
            Menurut Aristoteles, perbuatan palinga baik yang dilakukan manusia adalah menggunakan akal. Akal yang sehat dengan sendirinya dilandasi oleh moral yang tinggi. Bila akal cerdas tetapi tidak bermoral artinya salah tempat karena hal itu serupa dengan hewan. Urban berpendapat, “bilamana self itu dimisalkan ada pada binatang, maka dengan sendirinya perbuatan-perbuatannya juga adalah merupakan realisasi dari binatang.” Self berarti sifatnya spiritual, rohaniah. Yaitu mengandung dinamika yang menghidupi fisik dan akal budi/rasio manusia. Semua perbuatan manusia merupakan perbuatan self yang bernilai spiritual itu.

3.      Norma Etika menurut Ajaran Islam
            Reinhold dan Emil Brunner (penulis kristen) berpendapat bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan. Maka hanya kehendak Tuhan saja yang dapat dijadikan dasar dari pola dan bentuk jenis kehidupan manusia. Sumber kesusilaan adalah Tuhan. Pada Islam, sumber moral diperoleh dari Tuhan yang otentik, yaitu Alquranulkarim dan sunnah Rasulullah SAW.  Bahkan hukum dan ketetapan etika itu dapar dijadikan pegangan dan pedoman hidup, itu hanya dapat diperoleh pada dasar-dasar moral yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri.

4.      Contoh Aktivitas Moral dalam Konteks Tradisi Lama, Modern dan Islam
No
Masalah
Tinjauan / nilai etika dari:
Tradisi
Modern
Islam
1
Pakaian dan acara berpakaian
Macam-macam, ada yang memperlihatkan aurat, ada yang tidak
Berubah-ubah sesuai dengan selera mode
Harus menutup aurat. Potongan dan bentuk tidak masalah
2
Minum alkohol/miras
Ada yang pro dan kontra
Dianggap sebagai lambang pergaulan modern
Diharamkan
3
Judi
Ada yang pro dan kontra
Permainan zaman modern
Lebih buruk dari minum allkohol
4
Free sex/ zina
Ada yang pro dan kontra
Dianggap soal biasa
Dosa besar
5
Bohong

Ada yang pro dan kontra
Tergantung jenis kebohongannya
Perbuatan tercela
6
Hidup mewah
Masalah individu
Tergantung kesanggupan
Mubazir, tercela
7
Tinggi hati, congkak
Kurang baik
Tergantung yang menilai
Tercela

5.      Norma Etika Aliran Marxisme-Leninisme
            Karl Marx (1818-1883) mengemukakan bahwa perkembangan dan kemajuan dalam masyarakat timbul karena pertimbangan kelas. Yang menentukan seluruh prosess kehidupan adalah sistem produksi dari kondidi materiil. Pada efek tergantung pada standar masyarakat jadi tidak ada etika yang absolut. Ketika kapitalisme menimbulka kutub atas dan bawah yang terdiri dari kaum kaya dan buruh, Marx menyerukan agar mereka bersatu, berjuang menuntut perbaikan nasin/upah atas dasar kemanusiaan.

6.      Tujuan Perjuangan Kelas Buruh Marxisme-Leninisme
            Tujuan Marx meperjuangkan kaum buruh adalah agar sumber produksi pada tiap daerah itu harus berada ditangan kaum buruh dan perebutan kekuasaan dari tangan pemerintah (kapitalis) ke buruh. Tujuan pertama dapat dicapai dengan jalan kompromi, tetapi tujuan kedua dicapai dengan force. Sehingga pembunuhan apapun yang terjadi saat itu bukan kejahatan. Dengan sendirinya norma dan etika tidak diperlukan, sebab hanya dibutuhkan ketika ada perbedaan kelas

7.      Kritik terhadap Marxisme-Leninisme
            Menurut Marx, kondisi materiil-lah yang menentukan ide. Pola kehidupan dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang. Seorang bisa saja berpendapat bahwa ketika masih buruh miskin, merampok, membunuh, terutama terhadap kaum kapitalis adalah halal. Sedangkan ketika kaya, segala perbuatan menentang hukum adalah terlarang.
            Marx tidak memperhitungkan bahwa manusia terdiri dari jiwa, pikiran dan karsa yang materiil itu juga memiliki nafsu. Sehingga kriteria-kriteria moral yang dilektakkan oleh tradisi dari masyarakat modern tidak stabil. Bila itu dijadikan pegangan, maka penilaian baik buruknya tergantung pada cara orang yang menginterpretasinya.

8.      Strata / Kelas Sosial Ciptaan Manusia
            Strata kehidupan jelas buatan manusia, hasil kebudayaannya. Dalam kehidupannya, manusia mempunyai penyakit “takut miskin”. Manusia sangat takut kekurangan dan mengalami bencana, padahal Tuhan memberikannya atas dasar hukum keadilan, ada yang sebagai ujian, dan ada pula yang merupakan peringatan.

9.      Strata Sosial dan Nasib atau Takdir Manusia
            Nasib dan takdir bukanlah mendatangi, tetapi harus dicari. Nasib adalah pintu usaha dan ikhtiar sedangkan takdir adalah ukuran, hasil atau nilai yang telah diperjuangakan dan keduanya merupakan kehendak Tuhan.
            Terjadinya manusia yang mulrikultural bukanlah hasil kebudayaan manusia, tetapi kehendak Tuhan. Tidak ada yang bisa memilih terlahir sebagai siapa. Tuhan menciptakan segalanya secara berpasangan, ada kekurangan dan ada kelebihan. Bila menggunakan cara berpikir Marx dan Lenin, maka dunia aka kacau, karena tidak adanya rasa puas untuk menguasai semuanya. Menurut pandangan manusia yang berTuhan itu adalah perbuatan setan. Jadi, orang cukup yang berTuhan dan sudah diperbudak oleh nafsu menumpuk harta kekayaan itulah penganut paham Marxisme-Leninisme.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design