Pada hari kamis (1/12/2011), aku mengikuti kuliah Geografi Tanah. Rasanya sangat ngantuk karena semalaman begadang mengerjakan tugas laporan praktikum ini itu...dan semuanya deadline ckckck
Materi yang disampaikan dosen tidak terlalu bisa kutangkap dengan baik, tetapi karena memaksakan diri dan sungguh-sungguh diniati dengan (Insya Allah) tulus.. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku ingin mendapat ilmu dan pengetahuan yang tiada tara.
Ilmunya tentu tidak jauh-jauh dari Geografi. Tentang navigasi. Arah-arah di lapangan harus benar-benar kita kuasai. Terbayang dong..kalo kita di lepas di alam bebas begitu saja tanpa tahu medan dan arah daerah tersebut? Nah, ternyata manusia telah diberi kecerdasan oleh Allah untuk menemukan alat bantu penunjuk arah, kompas (bukan GPS..karena cerita agak didramatisir).
Jangan pula ditanyakan kompas itu apa (--“) huhuhu... Sebagai orang geografi, aku seharusnya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kompas, hampir setiap kali praktikum lapangan aku menggunakan kompas. Sayangnya, aku hanya menggunakannya saja tanpa berusaha mendapatkan nilai filosofis dari sebuah kompas. Tapi, sekarang aku sudah tahu..maka dari itu aku merenung, dan ingin mengajak orang yang membaca tulisan ini juga merenung.
Pada saat melakukan survey ataupun praktikum lapangan, kita menentukan arah menggunakan bantuan kompas. Dalam membidik harus dengan teliti. Setelah sasaran dibidik, tentunya kita menuju ke tempat itu kan. Nah, kita harus berjalan lurus sesuai derajat yang kita bidik sejak awal, karena melenceng 1° saja akan mempengaruhi arah perjalan kita seterusnya. Kalau hanya melenceng 1 atau 2 meter saja masih tidak terlalu parah, lalu bagaimana bila kita sejak awal sudah salah bidik? Maka akan salah arahlah kita. Lalu? Maka akan semakin jauhlah kita dari sasaran awal.
Itu pelajaran yang pertama, kita hidup dengan jalan yang sudah Allah tentukan dan Allah beri kita bantuan dan petunjuk untuk mencapai tujuan. Tetapi membidik adalah urusan kita, melangkah adalah keputusan kita. Maka bila dalam hidup ini kita sudah merasa melenceng dari koridor yang sudah ditentukan tilik lagi ke langkah awal yang sudah kita buat, chek back azimutnya. Setelah kita tahu seberapa jauh kita melenceng, itu pun akan kembali terserah kita mau diteruskan atau kembali ke alan yang benar. Saranku...ayo kembali ke jalan yang benar (doakan aku juga yaa..)
0 komentar:
Post a Comment