Tuesday, April 3, 2012

Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan


ANALISIS ARTIKEL
1)      Studi Literatur
a.      Kebudayaan
Kebudayaan merupakan kata berimbuhan dari kata dasar budaya. Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu budayyah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (duniabaca.com).
Dalm Bahasa Inggris, kebudayaan disebut dengan culture yang berasal dari Bahasa Latin Colere, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dalam Bahasa Indonesia  culture sudah menjadi kata serapan yaitu kultur.
Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam ehidupan sehari-hari kita melihat segala upaya yang dilakukan manusia untuk menemukan dan penciptakan suatu inovasi merupakan proses dan hasil dari budaya.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi, segala penryataan intelektual dan artistik yng menjadi ciri khas suatu masyarakat (wikipedia.org).
Sedangkan definisi dari Ki Hajar Dewantara, mengartikan kebudayaan sebagai buah budi manusia yang merupakan perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yaitu zaman alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai macam rintangan dan kesukaran dalam hidup (fadila-hasnan93.blogspot.com).
Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Jadi, kebudayaan merupakan suatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi ide atau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun, kebudayaan dapat dilihat dari perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata yang ada di lingkungan masyarakat sebagai wujud ciptaannya sebagai makhluk yang berbudaya.
Setiap mansyarakat memiliki tujuh unsusr kebudayaan (cultural universal) yang dikemukan oleh C. Kluckhon, yaitu:
1)      Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai makhluk homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekutan lain yang Maha Besar. Karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2)      Sistem organisasi kemasyarakatn (homo socius)
Merupakan produk manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan di mana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3)      Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan produk manusia sebagai homo safiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4)      Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (homo economicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5)      Sistem peralatan hidup dan teknologi (homo faber)
Marupakan produk manusi sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan menggunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya.
6)      Kesenian
7)      Sistem bahasa
Ketujuh hal ini, oleh C. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Univesral Categories of Culture, disebur sebagai tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universals). Unsur-unsur ini merupakan perwujudan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memelihara eksistensi diri dan kelompokknya.
Usaha yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya antara lain melahirkan teknologi yang membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan dan menjalani kehidupannya di dalam lingkungan. Sehingga Ridwan Effendi dan Elly Malihah (2007:112) mengemukakan bahwa kebudayaan berperan sebagai:
1)      Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2)      Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3)      Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4)      Pembeda manusia dan binatang.
5)      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6)      Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7)      Sebagai modal dasar pembangunan.
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, untuk menaklukkan berbagai macam kekuatan yang harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materil.

b.      Proses Perkembangan Budaya
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan terebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Setiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya memenuhi dunia.
Suatu masyarakat akan terus berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek, namun demikian, tidaklah luput dari perhatian masyarakat tersebut untuk berupaya menelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jati diri sebagai masyarakat yang bermartabat.
Proses belajar budaya meliputi tiga hal, yaitu:
1)      Proses Interelasi
Manusia terlahir dengan potensi bawaan; perasaan, hasrat, nafsu, emosi dan seterusnya. Sepanjang hidupnya manusia menanamkan dalam kepribadiannya hal-hal yang diperlukan dalam kehidupan. Individu berusaha memenuhi hasrat dan motivasi dalam dirinya; beradaptasi, belajar dari alam dan lingkungan sosial dan budayanya.
2)      Proses Sosialisasi
Individu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan sesama, dari individu yang menduduki aneka peranan sosial. Sosialisasi berarti proses belajr anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
3)      Proses Enkulturasi
Individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan dalam kebudayaannya. Pada awalnya manusia meniru, sesuai dengan perkembangan kehidupan, ‘membaca’, menghayati, hingga menjadi pola tindakan.
            Budaya mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kebudayaan dari kelompok sosial tidak secara komplit ditentukan oleh lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebut memberikan peluang untuk terbentuk hingga berkembangnya suatu budaya. Ada enam tahap perkembangan kebudayaan yang kita kenal secara umum (mustofaabihamid.blogspot.com), yaitu:
1)      Cultural Evolution
Prose evolusi dari suatu masyarakat dan kebudyaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti, seolah-olah dari dekat secara detail atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja. Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagi macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamuka kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
2)      Diffusion Process
Proses difusi ini terjadi karena adanya penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan dan sejarah juga ikut menyebar. Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpa adanya migrasi, tetapi karena ada individu-individu  yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, seperti para pedagang dan pelaut.
3)      Aculturation Process
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur  dari suatu kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
4)      Asimilation Process
Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing  berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
5)      Innovation
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu dicovery dan invention.
6)      Discovery dan Invention
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari beberapa  individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudai mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut di dalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada di masyarakat, yang menjadi suatu ‘cambuk’ bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan man yang tidak sesuai (Effendi Ridwan dan Elly Malihah, 2007: 114).
c.       Pegaruh Budaya Terhadap Lingkungan
Budaya tercipta atau terwujud sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan dibekali akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan pada hakikatnya manusia merupakan khalifah di atas bumi ini. Selain itu, manusia juga diberi kelebihan dalam hal akal, kecerdasan, kemauan, dan daya khayal.
Dengan semua potensi dan kemampuan yang dimiliki manusia, maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Jika demikian, tentu ada hubungan antara manusia dengan kebudayaan. Kebudayaan merupakan produk dari manusia, manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusi ayang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus ada selama ada manusia sebagai pendukungnya (bukittingginews.com).
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan :
1)      Phisival Environment, yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim, dan sebagainya.
2)      Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasinya seperti norma-norma, adat istiadat , dan nilai-nilai.
3)      Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
4)      Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5)      Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia, seperti membangun rumah, komunitas, dan sebagainya.
Jadi, kebudayaan yang berlaku dan berkembang dalam lingkungan masyarakat tertentu akan berimplikasi terhadap pola tata kelakuan, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khaas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Kebudayaan yang telah ada dalam suatu lingkungan masyarakat tidak mungkin terhindar dari kebudayaan yang berasal dari kelompok lainnya, dikarenakan adanya kontak dan juga interaksi dia antara keduanya. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi permasalah dan tuntutan yang ada saat itu.
Budaya terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Perkembangan zaman akan mendorong terjadinya perubahan diberbagai bidang. Maka dari itu mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok akan mengalami pergeseran hingga perubahan.
Perubahan kebudayaan harus disertai dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku masyarakat yang tampak dari pelaku kebudayan itu sendiri. Jika budaya dan kebudayaan yang berkembang tidak disertai dengan kontrol atau kendali maka kemungkinan yang akan terjadi adalah perilaku yang ditampilkan akan bertolak belakang dengan budaya yang dianut suatu kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kontrol/kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design