Friday, September 18, 2020

I "Swipe" You on #tinder

 

Pagi ini saya buka twitter dan ada taggar yang sudah lama nian membuat saya penasaran. Dulu sebelum saya menikah, beberapa orang teman menyarankan untuk mengunduh aplikasi tersebut untuk bertemu orang-orang baru dan berkenalan, lebih jauh lagi bisa lanjut pada hal-hal yang dikehendaki jika ada kecocokan. Beta ambigunya saran itu bagi saya. Apakah kamu sudah tahu salah satu taggar yang menjadi salah satu tranding topic hari ini di twitter? Jika belum, dengan suka rela akan saya beritahukan. Taggar itu adalah #tinder.

                Aplikasi yang mulai diluncurkan pada tahun 2012 itu sampai saat ini masih populer, atau bahkan semakin populer.  Menurut saya, itu aplikasi yang pintar. Terhubung melalui facebook yang rata-rata manusia di dunia ini menggunakannya, kemudian menganalisis data yang diunggah dengan suka rela oleh penggunanya. Namun setelah saya tilik kembali, saat ini memang begitulah cara kerja internet. Mulanya saya heran, bagaimana iklan-iklan di media sosial yang saya gunakan bisa begitu tepat dengan yang saya butuhkan? Saya hanya mencari satu kali kemudian mereka menawarkan beragam produk serupa sehingga membuat saya kebingungan untuk memilih. Saya jadi khawatir pada apa saja yang pernah saya ungguh di media sosial saya.

                Tinder bukan aplikasi mencari jodoh, tapi aplikasi pertemanan. Meskipun tidak sedikit saya menemukan artikel atau utas yang membagikan pengalaman mereka yang akhirnya menikah setelah berkenalan di aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata pengguna akan menghabiskan waktu satu setengah jam di aplikasi itu. Waktu yang cukup lama, bisa digunakan untuk ujian satu mata pelajaran, membaca buku sekitar 10-20 halaman, atau membakar kalori dengan olahraga. Saat ini bahkan ada fitur-fitur premium yang dapat dinikmati oleh penggunanya.

                Sayang sekali hal yang membuat tinder menjadi bahan pembicaraan saat ini bukan karena hal positifnya, melain hal negatif. Telah terjadi kasus pembunuhan dan berita mengabarkan bahwa antara pelaku dan korban saling kenal melalui tinder. Dalam konteks kejahatan, tentu saja tinder bukan pelakukanya, kan? Tapi aplikasi itu terus ditulisankan dalam taggar #tinder. Tentu saja itu bukan satu-satunya kasus kriminal yang berhubungan dengan tinder, ada beberapa masalah lain yang juga mengkhawatirkan mulai dari internal hingga masalah eksternal yang melibatkan pihak ketiga. Meskipun saya belum menemukan alasan pastinya, tapi saya telah membaca beberapa berita yang menyebutkan ada negara di  dunia ini yang memblokir tinder di negaranya.

                Sebenarnya, tentu saja bukan tinder yang salah. Aplikasi yang telah berkembang pesat seperti tinder dan lain sebagainya tentu mempertaruhkan kredibilitasnya jika sembarangan mempublikasikan data pengguna. Lain halnya jika pengguna itu sendiri yang secara suka rela terhubung dengan orang-orang baru. Sama halnya dengan kasus kriminal yang terjadi di Jakarta baru-baru ini, niat jahat memang sudah tertanam dalam hati dan otak para pelakunya. Tentunya kita bisa saja menjadi korban atau bahkan pelaku. Terlebih dalam masa yang belum stabil seperti sekarang ini, kondisi ekonomi sebelum masa pandemi saja kita tahu belum merata pertumbuhannya, apalagi pada saat pandemi dimana beberapa bidang usaha perlu dibatasi terlebih dahulu.

                Sebagai orang tua, tentu saja saya prihatin dengan kondisi sehubungan dengan taggar #tinder saat ini. Saya khawatir pada anak-anak saya, yang bisa saja belum bijak dalam menggunakan media sosialnya sehingga membuka kesempatan bagi orang yang punya niat jahat. Proteksi itu tidak cukup dari si anak saja, dari kita di rumah sebagai orang tua, dari guru di sekolah, dan tentu saja dari lingkungan bermain dan belajar yang kita berikan pada anak-anak. Saya harap anak-anak tumbuh dengan pesat sewajarnya usia tumbuh kembangnya, kalaupun ada yang berbeda boleh saja itu dikarenakan kemampuan intelektualnya yang di atas rata-rata. Tentunya saya dan semua orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak dan diterima dengan baik pula oleh anak.

                Semoga anak-anak dan juga kita semakin mawas diri, berhati-hati untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak dikenal sebelumnya. Membangun jejaring memang penting, tetapi bertemu dengan orang yang tepat itu lebih penting.

               

Thursday, August 27, 2020

Simsalabim

Ada masa dimana musim penghujan datang terlambat, atau kemarau terlalu betah untuk berlalu.  Kamu mungkin juga tahu rasanya bubur ayam yang diaduk akan lebih nikmat, atau malah jadi koproh dan menghilangkan selera makan. Tentang musim yang berganti bukan karena simsalabim, tentang bubur ayam yang bisa kita tentukan cara menikmatinya, adalah dua hal yang berbanding terbalik dengan kenyaatan yang sedang kuhadapi. Tahun ini aku berusia 18 tahun, hal yang seharusnya bisa kupilih untuk dinikmati malah di-simsalabim oleh keadaan.

Nduk, kami itu sudah dewasa. Sudah saatnya untuk menikah!”.

Sejujurnya aku sudah menduga, tahun ini ibu ingin aku menikah. Sama seperti Maryam, Lastri, atau bahkan Aminah yang tampak bahagia karena tidak perlu lanjut sekolah lagi karena menikah. Tidak tanggung-tanggung, suaminya adalah juragan tambak di desa kami. Istri ketiga, tapi istri yang lainnya sudah tua. Aminah bilang, rezeki tidak akan kemana.

“Aku pengen kuliah, bu”.

Tatapan ibu kemudian menjadi lebih tajam, helaan nafasnya terdengar menjengkelkan.

“Ibu. Kalau aku kuliah, nanti bisa punya ijazah dan kerja di kota”.

“Kamu mau kerja apa? Sekarang ini cari kerjaan susah. Kalau menikah, bisa di rumah aja ngurus suami, segala kebutuhan sudah tercukupi”.

Aku harus melawan. “Nanti ibu, kalau aku sudah punya ijazah…”.

“Sudah, sudah. Jangan ngeyel!”.

Selanjutnya masih aku dengar ibu yang terus mengomel, membahas tentang keturunan, harta warisan, cerita tentang bapak, sampai pada acara pesta panen bulan depan. Ibu khawatir kalau sampai tiba waktunya acara itu dan aku belum juga dilamar orang, kata ibu itu aib. Kupandangi punggung ibu yang bergerak menjauh menuju sumur untuk mengambil air. Badannya masih tegap, kaki dan tangannya kokoh, sayang hatinya juga keras.

Aku urungkan niatku untuk makan pagi ini, tahu goreng dan sayur bayam biasanya adalah menu favoritku tapi pagi ini beda, mendadak hilang nafsu makanku. Lagipula kalau aku makan pagi ini, bisa-bisa siang nanti aku sudah kelaparan lagi dan tidak ada apa-apa yang bisa dimakan. Semenjak bapak meninggal, kehidupan semakin sulit. Ibu hanya berjualan daun ubi untuk disayur, padalah orang di desa kami juga rata-rata menanam ubi untuk kebutuhan pangan. Ibu harus tahu, aku ingin sekolah dan itu penting untuk kami.

Panas terik dan angin berhembus kencang. Kemarau sedang menuju puncaknya. Setelah dinyatakan lulus dari sekolah menengah atas satu-satunya yang ada di kecamatan, rasanya aku semakin kemrungsung, panasnya luar dan dalam. Betapa sia-sianya kalau aku tidak lanjut sekolah, perjuanganku selama ini menempuh perjalanan panjang hanya untuk belajar, memakai seragam yang itu-itu saja, dan nasihat dari bapak dan ibu guruku.

“Hanin nilai kamu bagus, harus lanjut kuliah ke kota, ya!”. Begitu kata Bu Bhakti, guru panutanku. Betapa bungahnya aku mendapat dukungan dari seorang guru yang sangat kreatif, sabar, dan baik seperti Bu Bhakti.

Tapi sekarang nyatanya, apa? Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk lanjut kuliah, pastinya juga ibu tidak akan punya cukup uang untuk membiayaiku, belum lagi di pesta panen bulan depan, orang-orang akan mulai bergunjing kalau melihat anak seusiaku belum nikah juga. Aku memikirkan banyak cara untuk kabur, dari pesta panen, dari desa ini, dan dari ibu.

Sambil duduk-duduk di halaman rumah, di bawah pohon jambu air yang sedang tidak berbuah, aku bisa melihat debu berterbangan, daun kering berserakan dan akan disapu oleh ibu-ibu sore nanti sambil mengobrol, membahas tentang Pak RT yang nikah lagi atau tentang bantuan dari pemerintah yang selalu kurang saja jumlahnya. Matahari beranjak naik, aku melihat seseorang datang memasuki halaman rumah kami yang cukup hijau karena ibu rajin menanam bunga, tapi aku tidak rajin.

“Nin, ibumu ada?”, ternyata itu adalah Mas Windu. Anak Pak Carik, umurnya hanya dua tahun lebih tua dari aku.

“Ada, mas. Sedang ke sumur. Aku panggilkan, ya”.

Ndak usah, Nin. Aku kesini mau ketemu kamu”.

“Aku, mas? Ada apa?”. Baru kali ini ada tamu datang dan mencariku, bukan mencari bapak dan menagih hutang-hutangnya.

“Ini ada titipan dari bapak, untuk dek Hanin”.

“…..”

Setelah menerima “hadiah” dari Pak Carik yang dititipkan pada Mas Windu, aku merasa suhu udara semakin panas, mataku juga panas dan benar saja keluarlah air mataku. Sambil membuka hadiah itu, aku terus menangis sampai bahuku terguncang dan ingusku juga ikut turun naik. Ibu yang baru kembali dari sumur dan melihatku menangis sesegukan di depan rumah langsung lari tergopoh.

Ngopo? Kenapa nangis? Kamu kenapa, nduk?”. Ibu sibuk mengusap-usap kepalaku, bergantian menggenggam jemariku sampai terasa telapak tangannya yang kasar itu. Air mataku semakin deras.

“Ini apa?”, ibu melihat dan membuka barang yang sedari tadi kupengang, kemudian memandangku dengan tatapan tidak percaya. Ibu memelukku.

“Ibu… Aku mau menikah sama Mas Windu”.

(Sidoarjo, 27 Agustus 2020)

 =================================================================

Ini saya tulis setelah mata pedih karena mencari lowongan pekerjaan. Saya adalah satu dari 6,8 juta manusia di Indonesia yang sedang menganggur. Seringkali kita berusaha memberikan yang terbaik dengan tulus hati, tapi Allah berkehendak lain. Kemudian kita menjadi kecewa karena merasa Allah tidak adil. Padahal jelas nian sering kita dengar, Allah memberikan yang terbaik untuk kita sesuai dengan kebutuhan kita dan tentunya perlu nian untuk melihat ke dalam diri, benarkah sudah maksimal? Benarkah tulus?.

Tulisan ini juga seperti biasa, meluahkan isi kepala yang terlalu random. Prihatin pada kondisi dunia pendidikan saat ini, pernikahan dini, pertentangan pendapat antara anak dan orang tua, kondisi yang mungkin relevan dengan kehidupan sehari-hari, sampai pada pilihan realistis dalam hidup.

Koproh : jorok (Jawa)

Nduk  : panggilan untuk anak perempuan (Jawa)

Bungah: bahagia

Ngopo  : mengapa/kenapa (Jawa)

Kemrungsung: bersungut-sungut/terburu-buru

        

Apa kamu penasaran hadiah apa yang Mas Windu berikan untuk Hanin? Semoga iya, hehehe. Jawabannya adalah, Kain batik dengan motif Sido Asih. Pak Carik ingin melamar Hanin untuk Mas Windu. Kenapa diterima? Padahal Hanin sangat ingin lanjut kuliah. Menurutmu, kenapa? ðŸ˜Š

Tuesday, June 16, 2020

Patah Hati atau Jatuh Hati, Siapkah?

Patah hati adalah suatu peristiwa… apa sih, susah nian aku deskripsikan. Sebagian besar orang-orang yang aku kenal akrab, pernah patah hati karena berbagai hal. Aku pun pernah dan itu membuatku sadar memang benar rapuh nian hati ini. Makan cilok, tinggal satu yang paling besar dan isi telur itu sengaja dimakan terakhir, tiba-tiba tusuknya ndak kuat dan cilok jatuh ke tanah. Begitu saja bisa patah hatiku.

Bagaimana kalau hal lainnya tentang perasaan, apa aku mampu menghadapinya?

Meskipun sadar betul, setiap harapan akan berlabuh pada “sesuai” atau “tidak sesuai” dengan kenyataan. Pernah aku ingin nian lulus ujian (ah ini sudah terlalu sering aku ceritakan), seperti biasa aku sangat giat, menambah jam belajar, mengurangi jam yang tidak penting, bahkan makan pun bukan hal yang penting saat itu. Aku tahu hasil ujian hanya akan ada dua yaitu lulus atau tidak lulus. Ternyata aku tidak lulus, nah disitu rasanya berat nian. Telapak tanganku panas dingin, lutut lemas, telingaku panas, serta berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Setelah aku berusaha dan berjuang begitu lama, hasilnya tidak sesuai dengan harapanku.

Itu adalah hasil terbaik untukmu dari Allah. Kalimat itu, selalu aku gunakan untuk menguatkan hati. Tapi memanglah imanku ini bukan lagi seperti wahana roler coaster, ini sudah seperti histeria di dufan. Naik turunnya sama-sama mendebarkan. Aku malu.

Maaf kamu belum lulus… maaf kamu terlalu baik buatku… maaf kita tidak bisa lanjutkan cerita ini… maaf saldo anda tidak cukup… maaf kamu terlambat… maaf.

Meskipun diawali dengan maaf, tetap saja akhirnya membuat patah hati. Pemberatnya lagi adalah ketika prosesnya lama. Deritanya karena patah hati akan semakin terasa. Padahal ketika jatuh hati, aku begitu menggebu dan giat melakukan ini dan itu. Saat patah hati, sulit lagi untuk bangkit. Bahkan ada juga yang sampai putus asa. Semoga kita tidak begitu. Karena Allah subhanahu wa ta’ala tidak suka pada hamba-Nya yang berputus asa.

Tapi ada lagi macam anugerah yang Allah berikan, yaitu jatuh dan patah pada saat yang hampir bersamaan. Misalkan, aku sudah menyiapkan uang untuk beli cilok favorit di sore hari yang mendung dan harus berjalan dengan cepat agar segera membeli cilok dan tidak kehujanan. Ternyata pedagang ciloknya sedang libur, aku kecewa. Di perjalanan pulang, kehujanan pula. Semakin kecewa. Tapi sesampainya di rumah, kisahku hanya sebatas… “Aku tadi udah buru-buru jalan kesana, eh tutuuup” atau “Kesalnya, cilok ndak dapat malah kehujanan pula”. Pendek saja kemudian berlalu.

Bagaimanapun aku siapkan diriku, tetap saja ketika sampai masanya hatiku harus patah atau aku jatuh hati, aku tetap terkejut. Tapi kembali lagi pada pertanyaan di atas, apakah aku mampu menghadapinya?

Kalaulah tidak mampu, terus kenapa sampai hari ini masih bisa tertawa lagi? Setelah aku lihat lagi, aku baca ulang setiap catatan harianku, aku lihat tanda untuk momen penting, ternyata Allah begitu baiknya memapukan aku. Kalian juga, seperti yang sudah banyak dan sering orang bilang, patah hati bukan alasan menjadikan kita keras hati atau bahkan tidak punya hati. Baik jatuh hati maupun patah hati, keduanya adalah bukti kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala. Cepat atau lambat, kita akan melaluinya. Kalau jatuh hati bisa membuat kita lebih baik dan patah hati bisa kita lalui dengan cepat, alangkah ruginya kalau kita terlena pada merah merona jatuh hati dan/atau terlarut pada kelabunya patah hati.

Awal 2018 lalu aku menulis, patah hatiku sebab tidak lulus ujian semacam tidak ingin ikut ujian apapun lagi. tapi banyak orang yang mendukungku, dan aku hidupkan kembali semangatku. Kemudian Allah berikan aku kelulusan. Kemudian di awal 2019 hatiku ceria, meskipun sepanjang  tahun 2019 aku juga jatuh dan patah berulang kali. Nyatanya aku sampai juga di awal tahun 2020 sampai hari-hari terus berlalu. Jatuh hatiku…


Wednesday, April 29, 2020

Move On

foto pribadi
“Saya punya teman sekelas, seorang akhwat. Saya suka akhwat itu dan berusaha untuk mendapatkan hatinya”.

Sejujurnya saya agak kaget waktu beliau menyampaikan hal itu. Saya berusaha menyimak kembali apa yang beliau sampaikan. Beliau menceritakan bahwa akhwat itu selalu mengingatkan teman-teman sekelasnya untuk bangun melaksanakan tahajud, meskipun teman-teman tidak ada yang membalas, ia tetap melakukan hal itu setiap hari. Maka demi dapat merebut hati sang akhwat, beliau berusaha untuk bangun dan segera membalas pesan itu.

Tentu saja awalnya hanya membalas pesannya dan tidak shalat. Hari-hari selanjutnya beliau mulai shalat tahajud juga. Begitu seterusnya hingga sang akhwat mengenali beliau. Alangkah senangnya hati yang sedang kasmaran itu, do’a-do’a yang dipanjatkan pun seputar maksud hati untuk bisa dekat dengan akhwat tersebut. Sampai akhirnya mereka lulus dan malanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau masih menaruh harapan yang sama, yakni bisa mendapatkan hati sang akhwat.

Saya pikir begitukah kekuatan cinta? Membuat orang berjuang melakukan hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan, bahkan sekarang menjadi mudah untuk melakukannya berulang-ulang. Cinta seorang ikhwan kepada akhwat yang dalam pandangannya sangat sholehah dan cantik rupanya.

“Kemudian saya mendapat kabar bahwa akhwat yang selama ini saya kejar dan saya dekati akan segera menikah”.

Betapa terkejutnya saya. Padahal saya sering juga mendengar, bahwa berdo’a di sepertiga malam bagaikan anak panah yang melesat tepat pada sasarannya, Allah akan kabulkan do’a kita. Keheranan yang saya alami, juga beliau rasakan saat itu. Beliau kecewa dan merasa percuma saja selama ini sudah bangun lebih awal, tahajud, dan berdo’a tapi akhirnya akhwat itu menikah dengan orang lain. Sampai akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti shalat tahajud meskipun bangun tepat pada waktunya.

“Tapi saya kemudian sadar, selama ini niat saya tahajud memang bukan karena Allah, tapi karena dia. Akhirnya saya berusaha memperbaiki niat, supaya Allah ridha dan melakukan ini hanya karena Allah saja”.

       Akhirnya beliau memutuskan untuk move on, tentunya ke jalan yang lebih baik dan terus berusaha mendekat pada Allah. Beliau juga menyampaikan sebagaimana juga diriwayatkan dalam hadits, segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Kalau sekarang kita belum bisa (atau belum berani) berniat yang baik karena Allah, lakukan hal-hal yang baik sampai menjadi kebiasaan, maka ketika kita dan hidayah saling mendekat, lebih mudah bagi kita untuk meluruskan niat.

Kajian sore hari itu ditutup dengan kalimat yang penuh dengan motivasi dari beliau. Bahwa ketika kita merasa sedang jatuh, menginginkan sesuatu, dan juga bahagia, pulang dan berlabuhlah pada Allah, karena harapan pada manusia memang akan berakhir pada kekecewaan semata. Ternyata ini adalah kekuatan cinta yang benar, yaitu ketika kita melakukan kesalahan, kita diingatkan dan ketika kita berada di jalan kebenaran saat itu pula kita sedang berbagi kebaikan.

          Saya pun jadi semakin berpikir, ketika saya sedang jatuh cinta, apakah cinta ini benar karena Allah dan hanya akan bermuara untuk Allah? Bagaimana denganmu?.

===
Cerita itu adalah atas dasar pengalaman nyata dari seseorang yang saya dengarkan langsung dalam sebuah kajian, beliau saat ini sedang menempuh Pendidikan profesi dokter di salah satu universitas negeri di Solo dan sering menjadi pembicara di lingkungan dakwah mahasiswa. Beliau juga aktif menulis buku. Semoga beliau bisa menjadi dokter yang baik dan tentunya sholeh, serta apa yang beliau sampaikan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin. Saya ingin nantinya punya anak yang sholeh, pandai, dan dicintai Allah.
               

Tuesday, April 21, 2020

Kunci Jawaban TTS : Check Your "Hidrosfer" Abilities

TTSnya bisa dilihat disini, ya.



Mendatar:

3.     GUYOT—Ambang laut
7.     HADAL—Zona laut yang lebih dalam daripada Abisal
9.     SHELF—Dangkalan
10.   ABISAL—Zona laut paling dalam
11.   BERING—Termasuk laut regresi
12.   BANDA—Laut pertengahan di Indonesia
14.   LAUTKARIBIA—Contoh laut ingresi
15.   LAUTJAWA—Laut di wilayah Paparan Sunda

Menurun:

1.     TERUMBUKARANG—Hidup pada zona Neritik
2.     INGRESI—Laut yang terjadi karena pengaruh tenaga endogen
4.     TRANSGRESI—Laut yang umumnya terbentuk pada akhir zaman es
5.     KRAKATAU—Seamount di Indonesia
6.     WEBER—Palung terdalam di Indonesia
8.     MARIANA—Palung laut paling dalam di dunia
13.   LITORAL—Bagian cekungan lautan yang terletak di antara air pasang dan air surut

Penyebab dan Bentuk Stratifikasi Sosial


A.      PENYEBAB STRATIFIKASI SOSIAL
1.       Faktor Pendorong Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial bisa terjadi dengan sendirinya (alami) dan bisa juga terjadi secara disengaja:
Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya berarti tidak disengaja, dan disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya yaitu berdasarkan usia/umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keanggotaan seseorang dalam masyarakat (terjadi dalam kelompok ras tertentu).
Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sengaja berarti terjadi karena disusun untuk tujuan tertentu, biasanya hal ini dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi (pemerintahan, perusahaan, partai politik, militer, dan lain-lain). Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sengaja yaitu berdasarkan ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan, dimana yang paling tinggi diantaranya akan menempati lapisan atas dalam stratifikasi sosial.

2.       Unsur-unsur Stratifikasi Sosial
Unsur-unsur dalam stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Status menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat, sedangkan peranan merupakan suatu tingkah laku atau tindakan yang diharapkan dari seorang individu yang menduduki status tertentu.
Kedudukan dibedakan menjadi dua, yaitu ascribed status (kedudukan yang diperoleh karena faktor kelahiran, diperoleh dengan sendirinya) dan achieved status (kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha sendiri). Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang karena dapat memberi arah pada proses sosialisasi.

3.       Sifat-sifat Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan sifatnya, dibagi menjadi stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi sosial terbuka:
Stratifikasi sosial tertutup, dalam stratifikasi sosial tertutup membatasi atau tidak memberikan kemungkinan terhadap seseorang untuk pindah dari lapisan yang satu ke lapisan sosial yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah. Contohnya dalam sistem kasta.
Stratifikasi sosial terbuka, dalam stratifikasi sosial terbuka memungkinkan kepada seseorang untuk pindah dari lapisan satu ke lapisan yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah sesuai dengan kecakapannya.

B.      BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL
Dalam masyarakat terdapat berbagai bentuk stratifikasi sosial. Bentuk itu dipengaruhi oleh kriteria atau faktor apa yang dijadikan dasar dalam mengklasifikasikan. Berikut ini bentuk-bentuk stratifikasi sosial menurut beberapa kriteria, yaitu:
1.       Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi ditentukan berdasarkan materi yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Pendapatan dan kekayaan membuat masyarakat terbagi dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial. Stratifikasi ini bersifat terbuka, karena dapat berubah sesuai kondisi kepemilikan materinya.

2.       Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial dapat kita temua dalam masyarakat yang feodal, menganut sistem kasta, dan masyarakat rasial. Stratifikasi ini termasuk ke dalam stratifikasi sosial tertutup.

3.       Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik berhubungan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat. Stratifikasi ini akan menjadikan masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok lapisan atas yaitu elite penguasa yang disebut juga kelompok dominan (menguasai), sedangkan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat terdominasi (dikuasai).

Sumber bacaan: Buku Siswa Antropologi untuk SMA/MA Kelas X, Karangan:Annisa Nur Rohmah. Penerbit Mediatama (2016).


Setelah mempelajari materi di atas, silahkan lakukan kegiatan di bawah ini:
1.       Jawab pertanyaan berikut ini di buku tulismu (soal ditulis),
a.       Sebutkan dan jelaskan stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat feodal!
b.       Sebutkan dan jelaskan stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat sistem kasta!
2.       Tonton bideo berikut ini: https://youtu.be/tNEGpzaQyC4 , like dan komen disana sebagai bukti kehadiran disana dan juga untuk mengapresiasi usaha orang lain.
3.       Setelah menonton videonya, jawab pertanyaan ini di buku tulismu (soal ditulis),
a.       Bagaimana faktor pendorong yang terjadi dalam adegan video?
b.       Unsur stratifikasi apa yang tampak dalam adegan video secara keseluruhan?
c.       Bagaimana sifat stratifikasi sosial yang diceritakan dalam adegan video?
d.       Apa kriteria yang memengaruhi bentuk stratifikasi sosial dalam video tersebut?
4.       Kirim foto tugasmu ke email guru.

Friday, April 17, 2020

Check Your "Hidrosfer" Abilities



Mendatar:

3.     Ambang laut
7.     Zona laut yang lebih dalam daripada Abisal
9.     Dangkalan
10.   Zona laut paling dalam
11.   Termasuk laut regresi
12.   Laut pertengahan di Indonesia
14.   Contoh laut ingresi
15.   Laut di wilayah Paparan Sunda

Menurun:

1.     Hidup pada zona Neritik
2.     Laut yang terjadi karena pengaruh tenaga endogen
4.     Laut yang umumnya terbentuk pada akhir zaman es
5.     Seamount di Indonesia
6.     Palung terdalam di Indonesia
8.     Palung laut paling dalam di dunia
13.   Bagian cekungan lautan yang terletak di antara air pasang dan air surut

Sebelum mengerjakan kuis ini, pastikan kamu sudah membaca materi tentang jenis-jenis laut dan morfologi dasar laut.
Uji kemampuanmu dengan menuliskan nama, kelas, dan jawaban di kolom komentar yaa.

Karakteristik dan Dinamika Perairan Laut

1.      Pembagian Laut Menurut Zona Kedalamnnya
Menurut kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut.
a.       Zona litoral atau jalur pasang yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara air pasang dan air surut.
b.      Zona epineritik yaitu bagian cekungan lautan di antara batas air surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari (umumnya hingga kedalaman 50 meter).
c.       Zona neritik yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50-200 meter.
d.      Zona batial yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200-2.000 meter.
e.       Zona abisal yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2.000 meter.
Laut Berdasarkan Zona Kedalamannya
Sumber: sainsmini.blogspot.com



2.      Pembagian Laut Menurut Letaknya
Menurut letaknya, laut dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a.       Laut tepi yaitu bagian lautan yang terletak di pinggir benua serta terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau. Contoh Laut Cina Selatan terhalang oleh Kepulauan Filipina dan Kepulauan Indonesia.
b.      Laut pertengahan yaitu laut yang terletak di antara dua benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau. Contoh laut Banda dan juga laut pertengahan antara benua Australia dan Asia dengan gugusan Kepulauan Indonesia.
c.       Laut pedalaman yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut Hitam.
Contoh Laut Tepi, Laut Tengah, dan Laut Pedalaman
Sumber: catatangeografi.wordpress.com

3.      Pembagian Laut Menurut Proses Terjadinya
Menurut proses terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu sebagai berikut.
a.       Laut transgresi atau laut meluas yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian daratan digenangi air. Laut jenis ini pada umumnya terbentuk pada akhir zaman es, contoh Laut Jawa dan laut lainnya di Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. (Dangkalan disebut juga paparan)


Contoh Laut Transgresi: Laut Jawa 
Sumber: oceanplus.id
Paparan Sunda dan Paparan Sahul
Sumber: id.wikipedia.org
b.      Laut ingresi atau laut tanah turun yaitu laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan vertikal gaya endogen yang menimbulkan patahan. Contohnya adalah Laut Karibia, Laut Jepang, dan Laut Banda di Indonesia.

Laut Karibia
Sumber: mapsland.com



c.       Laut regresi atau laut menyempit yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut negatif yaitu oleh naiknya permukaan bumi atau daratan. Laut ini terjadi pada zaman es dan merupakan kebalikan dari laut transgresi. Contohnya adalah Laut Bering di dekat Arktik.

Laut Bering
Sumber: gurugeografi.id

4.      Morfologi Dasar Laut
Di dasar laut terdapat relief yang hampir sama seperti di daratan, tetapi memiliki nama atau istilah yang lain. Macam-macam relief dasar laut antara lain sebagai berikut.

Morfologi Dasar Laut
Sumber: tsumasagarainbow.wordpress.com

a.       Gunung Laut (Seamount) yaitu gunung yang kakinya di dasar laut. Contoh: Gunung Krakatau dan Gunung Api di Laut Banda.
b.      Punggung Laut (Mid Ocean Ridge) yaitu bukit di dasar laut. Contoh: punggung laut Maskarenen dan punggung laut Malvis.
c.       Daratan/ Dangkalan/ Shelf
Shelf adalah dasar laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter dan merupakan bagian dari benua (kontinen). Shelf sangat penting bagi perikanan sebab persyaratan hidup ikan dapat dipenuhi, misalnya sinar matahari dapat menembus pada kedalaman tersebut.
d.      Trench (palung laut)
Trench (palung laut) yaitu dasar laut yang sangat dalam, memanjang, sempit, dan terjal. Palung laut seolah-olah merupakan lembah di dasar laut. Palung laut terbentuk karena proses tektogenesis, baik berupa patahan maupun lipatan. Contoh: palung terdalam di dunia yaitu Palung Laut Mindanao di Filipina dengan kedalaman 10.830 meter.
e.       Guyot/ ambang laut
Guyot/ ambang laut yaitu gunung laut yang puncaknya datar dan puncaknya tidak dapat mencapai permukaan laut.
f.        Abisal/ Lubuk laut
Abisal/ lubuk laut yaitu bentukan dasar samudera berupa cekungan yang relatif hampir bulat, yang terjadi akibat pemerosotan muka bumi karena adanya tenaga endogen.

           

Perhatikan hal-hal berikut ini:
1.     Komen di kolom komentar dengan menuliskan Namamu dan kelasmu. Setelah diketik, klik Publish. Cukup satu kali saja. Komentar disembunyikan dan akan tampil jika guru sudah approve.
2.    Kerjakan kuis hidrosfer dengan klik disini!
3.    Salin kotaknya ke dalam buku tulis, isi jawabannya, foto dan kirimkan hasilnya ke email guru.
Selamat Belajar 😊


Sumber:
Buku Geografi untuk SMA/MA Kelas X (Yasinto Sindhu P), Penerbit Erlangga.
 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design