Monday, February 11, 2013

Tebing 125 - Pabeasan


Ini namanya surat cinta, di Puncak Tebing 125.
Hari ini telah dilalui dengan susah payah, mengalahkan rasa lelah. Setapak demi setapak, akhirnya aku sampai di puncak Tebing 125, Pabeasan – Padalarang. Dari atas, terlihat semuanya menghampar dengan pasrah atas kehendak-Nya. Sungguh Tuhan Yang Maha Kuasa, pencipta alam semesta dan tidak ada satupun ciptaan-Nya yang tanpa guna.
Bukit-bukit karst, gunung, keramaian kota, keasrian desa, semuanya terlihat dari atas puncak Tebing 125. Bentang alam yang sangat indah, bahkan kegiatan penambangan yang ada disana-sini dan merusak lingkungan tidak menghilangkan keindahannya. Tetapi alangkah mirisnya hati ini melihat semuanya seolah bergerak bersama menuju kegersangan, kesengsaraan, dan pahitnya hidup.
Kelak aku akan mencari penghidupan yang layak dan sejahtera. Tidak perlu berpayah-payah seperti mereka di bawah sana, menjadi kuli tambang, buruh pabrik, atau orang-orang lupa diri yang menari-nari di atas penderitaan alam dan lingkungan, tentu saja manusia akan menderita juga akhirnya.
Di atas Tebing 125, aku meneriakkan janji-janji untuk keluargaku, Geografi yang menjadi jalanku untuk masa depan, dan Tuhan yang dengan segala anugerah-Nya menciptakan alam semesta ini. Sedikit bukti bakti kasihku untuk keluarga dan Geografi melalui do’a padan-Nya. Meski tak kuteriakkan dengan lantang, aku memimpikan untuk menjadikan negri ini jauh lebih baik untuk generasi yang akan datang.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design