Thursday, February 7, 2013

Gua Pawon




            Gua Pawon terbentuk secara alami dari perpaduan proses endogen dan juga eksogen. Dari identifikasi batuan yang ada sebagai penyusun gua, maka Gua Pawon tergolong ke dalam gua fosil. Batuan dari gua fosil umumnya adalah kapur gamping, dan dolomit.
            Dari sisi geomorfologi, Gua Pawon merupakan bagian dari bentukan lahan karst. Seperti gua-gua pada umumnya, di dalam Gua Pawon yang terletak di daerah Citatah-Padalarang Kabupaten Bandung juga terdapat ornamen-ornamen gua yang sangat beraneka ragam dan bernilai sejarah, budaya, dan estetis yang tinggi.
            Pada zona Trogloxone, ditemukan populasi Kalelawar yang juga ditandai dengan ditemukannya kotoran kalelawar atau guano yang mengandung jamur yang berbahaya bagi kesehatan terutama bila kita bersikap agresif dan mengganggu populasi tersebut. Maka dari itu kita harus bersikap tenang dan tetap berhati-hati.
            Semakin jauh memasuki gua, mulai tampak ornamen-ornamen gua seperti stalagtit, stalagmit, tiangan, tiraian, gordam, dan lain-lain. Ornamen-ornamen tersebut terbentuk secara alami dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Akan tetapi, untuk merusaknya membutuhkan waktu yang sangat sebentar. Oleh karena itu, perlu kesadaran tinggi dari masyarakat agar keberadaan Gua Pawon sebagai gua karst tetap terjaga kelestariannya, dan tentunya harus didukung dengan kebijakan pemerintah yang tegas dan bertanggungjawab.
            Selain sebagai bentang alam dengan kenampakan yang memiliki nilai estetika, Gua Pawon juga didaulat menjadi kawasan cagar budaya. Gua Pawon sebagai cagar budaya diidentifikasikan dengan ditemukannya fosil manusia purba. Fosil tersebut dapat dilihat tidak terlalu jauh dari mulut gua. Adapun fosil yang dapat kita lihat saat ini merupakan replikanya saja, karena untuk fosil yang asli telah dipindahkan ke Museum Geologi Bandung.
            Fosil manusia purba tersebut diduga sebagai orang penting pada masanya, seperti kepala suku, raja dan lain sebagainya. Hal itu disimpulkan dari sudut pandang sejarah dan dan penelitian tentang manusia purba sebelumnya, yaitu dilihat dari posisi dikuburkannya fosil tersebut dalam keadaan menekut, kedua tangan memeluk lutut. Hingga saat ini, penemuan tersebut masih terus diteliti.
            Sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya seperti Gua Pawon sebagai salah satu fenomena di bentukan lahan karst agar generasi yang akan datang dapat menikmati dan mempelajarinya.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design