Kemarin saya masih dalam suasana berkabung, jadi belum sampai hati untuk posting ini itu tentang cinta.
Sebelum berangkat praktikum saya dengan ceria, hangat dan always sweet memposting tentang cinta di kamar, ya itu dia, dua ekor ikan di kamarku yang sempit ini. Ikan merah dan ikan belang. Sepertinya sudah bisa ditebak yaa apa yang terjadi? iyaa, salah seekor dari mereka adayang mati. si merah.
Entah bagaimana ceritanya, karena kedua cinta itu saya titipkan pada teman kosan yang tidak mudik di akhir pekan, jadi saya bisa agak tenang pergi praktikum. Ternyata ajal memang di tangan Tuhan, si merah mati.
Terus marah dong? Marah apaan sih.. masa iya saya marah ke teman yang saya titipin itu. Adanya juga saya berterima kasih, karena si merah bukan mati di tangan saya.. Coba kalau dia mati pas saya yang ngurus, pasti nyelekit banget di hati, saya adalah pembunuh. Yaa walaupun saya adalah penyiksa karena membiarkan mereka terkurung di gelok sekecil itu *maaf* :( :(
Jadi sekarang tinggal saya dan si belang yang ada di kamar, meski suasananya berbeda tapi saya tetap berusaha tegas dan tetap mencintai si belang dengan sepenuh hati. Karena sekarang dia adalah anak semata wayang bagi saya, dan saya adalah bunda satu-satunya untuk dia.
0 komentar:
Post a Comment