PSIKOANALISA
FREUD
A. Sejarah Berdirinya Psikoanalisa
Disamping
psikoanalisa sebagai aliran baru yang timbul sebagai aliran yang menenrang
psikologi kesadaran, psikoanalisa juga berkembang dengan pesat atas usahanya
dalam upaya penyembuhan penyakit juwa. Sebelum abad ke 19, semua penyakit jiwa
dicari sebab-sebabnya pada kelainan jasmani, namun setelah abad 19 timbullah
usaha untuk mencari sebab-sebab penyakit jiwa pada bidang psikis. Dari sinilah
berkembangannya psikoanalisa, baik sebagai teknik psikotherapi maupun sebagai
aliran psikologi.
Pokok ajaran
psikoalisa
Psikoanalisa sebagai aliran di
dalam lapangan psikologi, menitik berarkan pembahasan kepribadian dari tiga
segi yaitu segi struktur kepribadian, dinamika kepribadian dan perkembangan
kepribadian.
B. Struktur Kepribadian
Psikoanalisa sebagai aliran yang
menentang psikologi kesadaran berpandangan bahwa apa yang diselidiki oleh
psikologi kesadaran itu hanyalah menyelidiki permukaan jiwa dan melupakan
bagian jiwa yang terpenting dan terbesar, yaitu lapisan jiwa yang tidak
disadari. Menurut Freud jiwa manusia itu dibagi menjadi dua lapisan yang
mempunyai sifat-sifat yang berbeda satu sama lain. Kedua lapisan itu adalah
lapisan kesadaran (consciouness) dan lapisan ketidak-sadaran (unconsciouness).
Selain pembagian jiwa tersebut,
Freud membedakan adanya tiga aspek kepribadian yang saling berhubungan erat
satu sama lainnya. Aspek-aspek tersebut adalah Das Es (The Id), Das Ich (The
Ego) dan Das Uber Ic (Super Ego.
1. Das Es/ The Id
Terletak di
dalam ketidak sadaran, dan merupakan kekuatan hidup yang berujud nafsu atau
instink atau dorongan-dorongan yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan. Biasanya
dikaitkan dengan nafsu, nafsu-nafsu Das Es ini selalu berusaha untuk
mendapatkan kepuasan atau prinsip kepuasan (pleasure priciple) atau lust
prinsip.
Das Es akan
melakukan gerak refleks dan dengan proses primer. Gerak refleks merupakan
perbuatan yang terjadi secara tidak disadari, misalnya mengedip-ngedipkan mata
jika terkena sinar ataupun debu. Kemudian proses primer merupakan usaha untuk
memberikan kepuasan pada nafsu dengan cara menciptakan bayangan atau situasi
yang tidak rill yang kiranya memberikan kepuasan. Misalnya, orang yang haus
membayangkan minum es buah yang segar.
2. Des Ich/ The Ego
Das Ich
merupakan aspek kepribadian yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
dorongan dari Das Ich dan dari Das Uber Ich. Ini merupakan aspek psikologis
yang muncul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dan mengenal dunia
realitas. Dalam Des Ich terdapat proses skunder, yaitu dalam bentuk berfikir
dan menimbang-nimbang. Jadi Das Ich di dalam memberikan kepuasan kepada Das Es
mendasarkan kepada kenyataan yang terdapat dalam dunia objektif. Das Ich
bersumber dari hasil interaksi individu-individu dengan dunia sekitarnya yang
dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan.
3. Das Ueber Ich/ The Super Ego
Merupakan aspek
sosiologis kepribadian, bagian kepribadian yang paling mulia, aspek moral yang
menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau
tidak. Pada Super Ego ini terdapat dua aspek yaitu Ego Ideal dan Concience. Ego
Ideal adalah konsepsi anak mengenai apa-apa yang dianggap baik oleh orang tua,
sedangkan concience adalah konsep anak tentang apa yang dianggap jelek dan ini
sejalan dengan apa yang dianggap jelek oleh orang tuanya. Aliran psikoanalisa
berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting bagi
pembentukan Super Ego, karena itu pendidikan pada masa kanak-kanak berpengaruh
sangat besar bagi kepribadian pada masa dewasa.
C. Dinamika Kepribadian
Freud menerapkan hukum kelangsungan
energi (conservation of energy) yang berasal dari fisika. Menurut hukum itu,
energi bisa diubah dari satu keadaan atau bentuk ke keadaan yang lain, tetapi
tidak akan hilang dari sistem kosmik secara keseluruhan. Berdasarkan hukum itu,
Freud mengatakan bahwa energi fisik bisa diubah menjadi energi psikis dan
sebaliknya. Yang menghubungkan energi fisik dengan kepribadian adlah Id dengan
nalurinya.
1. Naluri atau Instink
Naluri atau
instink adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan
terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh.
Naluri juga dapat dikatakan sejumlah energi psikis yang dipergunakan oleh
kepribadian (individu). Penyedia energi ini ialah Id/ Das Es dan sekaligus
sebagai kawasan pemukiman naluri-naluri. Ciri dari naluri itu sendiri adalah
regresif yaitu mengurangi ketegangan. Di samping itu naluri jiga bersifat
konservatif, dalam arti naluri selalu berusaha memelihara keseimbangan (homeostatis)
organisme dengan memperbaiki dan mengatasi keadaan kekurangan.
2. Macam-macam Instink
Freud mengakui
ada nafsu-nafsu lain dan akhirnya ia membedakan nafsu-nafsu itu menjadi dua
golongan besar yaitu nafsu/naluri/instink kehidupan (life instincts) yang disebut
Eros, serta naluri kematian (death instincts) yang disebutnya Thanatas. Instink
kehidupan sendiri ialah instink yang ditujukan kepada pemeliharaan kehidupan
manusia sebagai individu maupun sebagai species, contohnya ialah lapar, haus
dan seks. Sedangkan naluri kematian adalah naluri yang ditujukan kepada perusakan
atau kehancuran atas apa yang telah ada yaitu organisme atau individu itu
sendiri.
3. Penyaluran dan penggunaan energi psiskis
Dinamika kepribadian terdiri dari cara-cara serta
penggunaan energi psikis oleh Id, Ego, Super Ego. Pada awalnya Id menguasai
seluruh energi psikis. Karena Id tidak dapat membedakan objek-objek yang ada
maka meminta bantuan ego. Dikarenakan ego tidak memiliki sumber energi, maka
ego mengambilnya dari Id. Mekanisme identifikasi juga berlaku dalam penyaluran
energi psikis ke super ego.
4.
Kecemasan Dan Mekanisme Pertahanan Ego
Kecemasan menyebabkan individu tidak senang tetapi
kecemasan berarti peringatan bagi individu akan adanya bahaya. Namun apabila
kecemasan itu berlebihan maka ego akan menjalankan mekanisme pertahanan . Macam
macam mekanisme pertahanan meliputi: represi, sublimasi, proyeksi,
displacement, dll.
D. Perkembangan Kepribadian
Teori perkembangan kepribadian
Freud mendasarkan kepada dua anggapan dasar yaitu pertama, bahwa kepribadian
individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal. Kedua
ialah energi seksual (libido) ada sejak lahir dan kemudian berkembang melalui
serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses naluriah organisasi.
Dalam psikoanalisa ada empat tahap
perkembangan psikoseksual yaitu, oral, anal, falik dan genital. Sedangkan
periode latent dan masa pubertas oleh Freud digolongkan ke dalam skala
keseluruhan perkembangan dan secara teknis tidak merupakan suatu fase.