Friday, October 4, 2013

Dongeng Sebelum Mandi

     Pagi hari.. Entah mengapa pagi hari merupakan waktu yang sangat sakral bagi saya.  Mungkin karena pagi hari menentukan saya harus mandi lebih cepat atau menundanya hingga matahari terbit, atau sampai petang? Ya, saya benar-benar orang yang sangat perhitungan bahkan untuk menentukan waktu mandi. Dingin juga salah satu alasan terkuat bagi saya untuk selalu menunda mandi pagi. Selain itu, mungkin juga pagi waktu favorit saya untuk membuka pintu.. Keluar ke balkon dan menghirup udara pagi, karena sejujurnya saja saya sangat-sangat tidak senang harus berebut oksigen di siang hari dengan orang-orang, terutama yang berlubang hidung lebih besar daripada saya.

   Pernah saya mendengar nasihat, jangan terbiasa bangun siang.. Nanti rejekinya dipatuk ayam. Tapi belakangan saya semakin menyadari bahwa orang-orang semakin kreatif, kalau rejekinya dipatuk ayam, maka kita harus menangkap ayam itu dan segera menjadikannya sarapan yang lezat. Rasanya bukan masalah lama atau sebntar saya melalui hari, tapi seberapa berkualitas saya melaluinya. Ah.. Tapi alangkah baiknya bila saya melaluinya dari pagi hingga petang dengan berkualitas.

    Dingin sangat identik dengan pagi, khususnya di kota, yang katanya kota kembang ini, sungguh sangat keterlaluan.. Saya merantau menjauhi garis khatulistiwa dari Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah dan berdomisili disini, Bandung. Pagi menjadi dingin ya tentu saja, hangatnya raja energi belum menjalar sampai muka bumi dan mengusir udara malam yang bertekanan tinggi itu. Belum lagi posisi Bandung yang berada pada ketinggian 600an ke atas. Alhasil, di Bandung saya cukup mandi maksimal satu kali saja dalam sehari.

     Untuk kesekian kalinya, saya menunda untuk mandi pagi. Membersihkan sisa-sisa kotoran di mata sambil duduk di balkon adalah pilihan utama. Udara pagi itu bersih. Tidak perlu repot-repot bertanya mengapa? Karena saya akan menjawabnya dengan sukarela tanpa paksaan..

     Jadi, yang namanya udara bersih itu berarti udara yang belum tercampur dengan gas-gas yang berbahaya. Dan sebagai tambahan informasi, saya tidak suka membuang gas sembarangan karena itu privasi bagi saya. Pagi hari.. Banyak berserakan di muka bumi ini orang yang malas atau lebih malas dari saya.. Jadi aktivitas belum banyak dan kendaraan juga belum banyak berlalu-lalang, pabrik belum mulai aktif beroperasi dan lain sebagainya. Meskipun malas mandi, sesekali bangunlah lebih awal dan hiruplah udara pagi.. Bersihkan paru-paru dengan gratis. Seketika saya agak ngeri membayangkan harus pergi ke rumah sakit dan membayar mahal karena paru-paru saya terlalu lemah untuk sekedar bernafas saja. Lebih baik saya kembali ke dalam rumah sekarang juga.

     Apa saya harus mandi sekarang? Oh, tidak perlu. Nanti saja setelah merebus air supaya bisa mandi dengat air yang lebih hangat. Lagipula merebus air tidak akan memerlukan waktu yang lama, karena saya merebusnya menggunakan ketel aluminium. Tak terbayangkan kalau ketelnya terbuat dari plastik atau kayu. Entah kapan isolator itu akan membantu airnya mendidih. Dan yang paling penting, mandinya akan semakin tertunda.

       Kadang-kadang saya berharap, “Ya Tuhan, tolong turunkanlah hujan pagi ini”. Semalas-malasnya saya mandi pagi, saya akan bersuka-cita kalau harus menari dalam hujan meski di pagi hari. Karena hujan membawa pesan dari berbagai penjuru dunia, entah darimanapun titik-titik air itu berasal, dia tetap bergembira turun dan meresap, berinfirltrasi di bumi belahan bagian manapun.

      Air, meskipun genangan kotor.. Dia akan menguap menjadi titik-titik air dan berkumpul dengan titik-titik air lainnya. Sebagai air kotor? Tentu saja tidak, dia sudah menjadi makhluk yang baru.. Dan siap terlahir bersih lagi menjadi butiran air dalam stiap hujan ketika angin mendorongnya menuju suatu tempat selama bumi masih belum berhenti berotasi atau berdansa, berputar-putar pada porosnya tanpa lelah. Kawan, agaknya bumi kita berbakat menjadi ballerina.

     Ternyata… Selama saya merenung penuh harap dan berimajinasi kesana-kemari, ternyata air yang sedang saya rebus tadi mulai saling melepaskan ikatan antar molekulnya. Pergerakannya semakin cepat, sudah mendidih. Mungkin ini waktunya saya beranjak berleha-leha dan segera mandi sebelum terlambat untuk melakukan berbagai aktivitas selanjutnya, kalian seharusnya belum lupa, saya terlalu perhitungan untuk melakukan hal yang sia-sia. Kalau difikir-fikir, saya tak terlalu malas-malas amat ya.. Ini baru pukul 05.45 pagi di waktu kota Bandung, Indonesia. (Indonesia, saya tidak akan membagimu menjadi tiga seperti yang dilakukan orang lain).

      Pagi hari… Untuk hari esok, saya sangat yakin dengan tingkat persentase penuh, saya akan malas mandi lagi. Bahkan beberapa kegiatan dan adegan akan saya ulangi lagi.. Tapi saya tidak pernah bosan berharap, semoga besok pagi turunlah hujan yang selalu saya nantikan itu.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design