“................................................................................................”
“Allah tidak membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kesanggupannya. (Mereka berdo’a), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. ....”. (QS.
Al-Baqarah: 286).
Belakangan ini saya agak sering mengeluh.
Tugas kuliah yang seperti tak kunjung berakhir, uang saku yang belum juga
diberikan, usia sudah cukup tapi jodoh belum juga bertemu atau bertamu, dan
lain sebagainya. Terlepas dari itu hanya candaan saja, bagi saya, itu ananiah, egois. Sifat “keakuan” yang
merupakan bagian dari paket lengkap lahirnya kita di dunia ini. secara istilah,
ananiah berarti sikap mementingkan diri sendiri dan
kurang memperhatikan orang lain.
Bukan hal mudah bagi saya untuk
membersihkan fikiran dari keluhan-keluhan yang seharusnya bisa tidak saya
lakukan. Tapi itu harus dicoba dan dilakukan. Karena sudah jelas, tidak ada
beban yang tidak dapat kita tanggung atas kehendak-Nya.
Tugas kuliah yang seperti tak
kunjung berkahir. Bersyukur. Di luar lingkaran kita, ada banyak orang yang
mendambakan dirinya menjadi mahasiswa, menjadi orang yang bergelar profesional,
tetapi langkahnya harus terhenti karena masalah ekonomi, masalah keluarga yang
tidak mendukung dan merestui, masih kesulitan memilih dan menentukan jalan mana
yang harus ia tempuh, karena sakit, dan juga karena ajal.
Uang saku yang belum juga diberikan.
Sudah tugas kita untuk terus belajar, seperti kata-kata hikmah (bukan hadis)
yang agaknya sudah sering kali kita dengar, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga
ke liang lahat”. Pendidikan yang kita tempuh saat ini sama sekali tidak gratis.
Dalam salah satu syarat menuntut ilmu, kita membutuhkan biaya. Kali ini biaya
yang kita butuhkan dibebankan pada orang banyak, yang kita nikmati ini adalah
amanah. Mata saya sampai berkaca-kaca ketika seorang sahabat mengingatkan,
semakin sedikit uang yang kita terima maka semakin sedikit pula
pertanggungjawaban kita kelak. Ada orang-orang yang tidak berani membayangkan
untuk bisa sekolah karena keterbatasannya. Bersyukur.
Jodoh belum bertemu dan bertamu. Tenang
saja, mungkin kita sedang berjalan ke arah yang sama dan menuju pada titik yang
sama. Jadilah calon pasangan yang terbaik mulai dari sekarang. Walaupun kita
saat ini belum tahu siapa yang kelak akan menjadi pasangan kita. Fokus pada
tugas kita, belajar. Yang menjadi tujuan kita saat ini adalah “selembar kertas”
yang siang dan malam didoakan oleh kedua orang tua agar dapat kita peroleh
dengan mudah. Tentang jodoh itu agaknya benar-benar akan unik. Boleh jadi kita
belum pernah bertemu dengannya, atau malah yang selama ini ada di dekat kita.
Bersyukur. Kita masih punya waktu untuk merenung disaat sebagian orang ada yang
melalui jalan yang salah untuk bertemu jodohnya.
Tentang masalah yang lainnya, La Tahla, jangan mengeluh. Lebih lagi
jangan membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Dalam istilah Jawa,
katanya hidup ini tentang “wang sinawang”,
kita merasa kitalah yang lebih susah daripada orang lain. Padahal orang lain
juga merasakan hal yang sebaliknya kita rasakan. Saya dan mungkin kita berubah
menjadi ananiah atau egois memperebutkan bahwa kitalah yang
paling menderita. Dimana syukur kita?.
Saya tidak pandai menuliskan
pemikiran dengan baik. Sebagian besar tulisan ini berisi tentang yang sedang
saya perjuangkan untuk dilakukan. Meskipun Allah SWT telah berjanji dan
janji-Nya itu pasti, tugas kita adalah berusaha, berdo’a, tawakal, mohon ampun,
dan bersyukur. Semoga Allah tidak menghukum kita jika kita lupa atau melakukan
kesalahan, semoga Allah tidak membebani kami dengan beban yang berat, dan
semoga Allah tidak memikulkan kepada kita apa yang tidak sanggup kita pikul.
Semoga kita menjadi orang yang selalu ingat untuk bersyukur dan tidak egois.
“.....Maafkanlah
kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”(QS.
Al-Baqarah:286).
Tulisan ini sudah terlebih dahulu di posting dalam http://ingat-ulangku.blogspot.co.id/
Saya kirimkan tanpa judul, karena saya tidak pandai memberi judul untuk tulisan ini.
0 komentar:
Post a Comment