Friday, March 31, 2017

Kepada Angan

Ada masanya kita kan jatuh cinta, lagi, dan lagi...

Mungkin hari ini kita akan sangat mencintai rumah baru, atau motor baru, sepatu baru, baju baru, atau hal lainnya yang rasanya kita peroleh dengan penuh perjuangan. Kemudian besok dan lusa kita sudah mulai melupakannya dan jatuh cinta pada hal lain lagi.
Hari ini saya begitu tergila-gila dengan drama korea, yang sebenarnya ceritanya begitu-begitu saja. Sampailah pada episode terakhir, saya menjadi sedih atas nama seorang karakter.. saya tersenyum sendiri untuk pasangan yang akhirnya bersama. Saya juga tersenyum jahat untuk karakter yang tidak lebih jahat dari saya. Lalu saya akan membahasnya bersama teman yang juga menonton drama tersebut. Kemudian menguap begitu saja.

Kurun tidak lebih dari 3 minggu selama bulan Maret.

Benar, saya jatuh cinta. Tidak hanya kepada botol air minum yang baru.. kepada pin jilbab yang warna-warni.. kepada lauk makan yang tanpa repot bisa langsung dinikmati.. kepada keluarga baru di kelas.. kepada tugas yang membuat saya betah duduk agak lama di kursi yang sudah agak tidak lembut lagi.. juga kepada angan.

Saya bahas satu saja, kepada angan.

Hijrah itu memang tidak mudah. Tetapi Istiqamah jauh lebih tidak mudah. itu yang saya rasakan. Katanya boleh jadi saya ini tidak ikhlas, tidak tulus hati benar-benar hijrah. Jangan pakai kerudung terlalu kurung. Ditanya ini dan itu tentang agama. Rasanya ingin protes.. saya ini ineu. Lalu apa?. Dapat dipastikan tidak akan ada penjelasan yang dapat saya sampaikan, pun itu tidak penting untuk mereka.

Lalu suatu hari saya merasa.. "oh, ini cinta".
Sulit dipercaya, saya menyimpulkan ini jatuh cinta. Kali ini kepada angan. Saya mulai berani membayangkan wajah seseorang selain keluarga dan sahabat ketika berdo'a. Hingga gundah datang. Saya merasa.. ada yang salah dengan semua ini.

Maaf.

Dia yang belum lagi menjadi milik saya. Menimbulkan banyak tanya, inikah kagum? Atau saya jatuh cinta lagi? Mungkin juga kami memang akan bersatu? Atau ini godaan setan yang melemahkan hati? 
Saya memilih dua jawaban dalam tanya terakhir.

Thursday, March 16, 2017

Untuk UKKI

“................................................................................................”

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. (Mereka berdo’a), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. ....”. (QS. Al-Baqarah: 286).

Belakangan ini saya agak sering mengeluh. Tugas kuliah yang seperti tak kunjung berakhir, uang saku yang belum juga diberikan, usia sudah cukup tapi jodoh belum juga bertemu atau bertamu, dan lain sebagainya. Terlepas dari itu hanya candaan saja, bagi saya, itu ananiah, egois. Sifat “keakuan” yang merupakan bagian dari paket lengkap lahirnya kita di dunia ini. secara istilah, ananiah  berarti sikap mementingkan diri sendiri dan kurang memperhatikan orang lain.
            Bukan hal mudah bagi saya untuk membersihkan fikiran dari keluhan-keluhan yang seharusnya bisa tidak saya lakukan. Tapi itu harus dicoba dan dilakukan. Karena sudah jelas, tidak ada beban yang tidak dapat kita tanggung atas kehendak-Nya.
            Tugas kuliah yang seperti tak kunjung berkahir. Bersyukur. Di luar lingkaran kita, ada banyak orang yang mendambakan dirinya menjadi mahasiswa, menjadi orang yang bergelar profesional, tetapi langkahnya harus terhenti karena masalah ekonomi, masalah keluarga yang tidak mendukung dan merestui, masih kesulitan memilih dan menentukan jalan mana yang harus ia tempuh, karena sakit, dan juga karena ajal.
            Uang saku yang belum juga diberikan. Sudah tugas kita untuk terus belajar, seperti kata-kata hikmah (bukan hadis) yang agaknya sudah sering kali kita dengar, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”. Pendidikan yang kita tempuh saat ini sama sekali tidak gratis. Dalam salah satu syarat menuntut ilmu, kita membutuhkan biaya. Kali ini biaya yang kita butuhkan dibebankan pada orang banyak, yang kita nikmati ini adalah amanah. Mata saya sampai berkaca-kaca ketika seorang sahabat mengingatkan, semakin sedikit uang yang kita terima maka semakin sedikit pula pertanggungjawaban kita kelak. Ada orang-orang yang tidak berani membayangkan untuk bisa sekolah karena keterbatasannya. Bersyukur.
            Jodoh belum bertemu dan bertamu. Tenang saja, mungkin kita sedang berjalan ke arah yang sama dan menuju pada titik yang sama. Jadilah calon pasangan yang terbaik mulai dari sekarang. Walaupun kita saat ini belum tahu siapa yang kelak akan menjadi pasangan kita. Fokus pada tugas kita, belajar. Yang menjadi tujuan kita saat ini adalah “selembar kertas” yang siang dan malam didoakan oleh kedua orang tua agar dapat kita peroleh dengan mudah. Tentang jodoh itu agaknya benar-benar akan unik. Boleh jadi kita belum pernah bertemu dengannya, atau malah yang selama ini ada di dekat kita. Bersyukur. Kita masih punya waktu untuk merenung disaat sebagian orang ada yang melalui jalan yang salah untuk bertemu jodohnya.
            Tentang masalah yang lainnya, La Tahla, jangan mengeluh. Lebih lagi jangan membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Dalam istilah Jawa, katanya hidup ini tentang “wang sinawang”, kita merasa kitalah yang lebih susah daripada orang lain. Padahal orang lain juga merasakan hal yang sebaliknya kita rasakan. Saya dan mungkin kita berubah menjadi ananiah  atau egois memperebutkan bahwa kitalah yang paling menderita. Dimana syukur kita?.
            Saya tidak pandai menuliskan pemikiran dengan baik. Sebagian besar tulisan ini berisi tentang yang sedang saya perjuangkan untuk dilakukan. Meskipun Allah SWT telah berjanji dan janji-Nya itu pasti, tugas kita adalah berusaha, berdo’a, tawakal, mohon ampun, dan bersyukur. Semoga Allah tidak menghukum kita jika kita lupa atau melakukan kesalahan, semoga Allah tidak membebani kami dengan beban yang berat, dan semoga Allah tidak memikulkan kepada kita apa yang tidak sanggup kita pikul. Semoga kita menjadi orang yang selalu ingat untuk bersyukur dan tidak egois.

“.....Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”(QS. Al-Baqarah:286).

Tulisan ini sudah terlebih dahulu di posting dalam http://ingat-ulangku.blogspot.co.id/
Saya kirimkan tanpa judul, karena saya tidak pandai memberi judul untuk tulisan ini.



Wednesday, March 15, 2017

Selamat Hari Lahir, Mama

14 Maret 1973
Katanya hari itu mama dilahirkan, di sebuah kota kecil yang belum pernah saya datangi bahkan hingga hari ini, Kisaran - Sumatera Utara.

Saya sama sekali tidak ingin melalui masa kecil seperti yang mama saya pernah lalui. Merantau kesana-kemari, bahkan sempat pula mama tinggal di tanah pasundan antara 1982 - 1983 ketika Galunggung meletus dengan bunyi dentuman yang sangat kuat. Mama juga pernah tinggal di Lahat, Sumatera Selatan setelah kakek berhenti dari pekerjaannya. Lalu mama kembali ke tanah Batak, kali ini bukan ke Kisaran, tetapi Saribudolok.

Setelah Sipiso-piso, udara semakin sejuk. Kulit langsat mama yang akhirnya diwariskan padaku secara genetik agaknya berkilau disana pada masanya. Mama tumbuh menjadi remaja yang cantik, tetapi untuk kecantikannya itu tidak diwariskan padaku. Tahun berlalu.. Keluarga besar dengan 7 orang anak termasuk pula mama sebagai anak tengah kembali merantau ke Aceh.

1991, di Aceh.
Karena alasan yang seharusnya sudah kita duga apa yang terjadi disana, keluarga itu kembali merantau. Berjalan kaki berkilo-kilo meter hingga sampai ke perbatasan menuju Medan. Mama dan keluarga meninggalkan harta benda berupa rumah dan seisinya untuk bertahan hidup. Di bagian ini, ada yang selalu saya lewatkan untuk ditanyakan.. tentang kisah cinta mama.

1991, di Jambi
Tiba-tiba mama sudah ada di Jambi. Karena ada kakek muda saya yang ternyata sudah terlebih dahulu tinggal di Jambi. Kisah-kisah romantis dimulai.. mama bertemu dengan papa yang sudah pernah menikah sebelumnya. Mama yang kala itu adalah gadis berambut panjang melebihi pinggangnya, bermata coklat, dan berkulit langsat.. jatuh cinta pada papa.

Dengan prosesi yang sederhana. Mereka menikah. dan satu tahun kemudian saya lahir. Tepat satu tahun, antara Idul Adha sampai idul Adha berikutnya.

1994, Jambi - Medan
Ini bagian yang saya lewatkan... Papa membawa saya ke Saribudolok untuk menemui seseorang dan mengembalikan cincin milik mama.
Beliau tidak pernah bertanya mengapa mama tidak kembali.. Beliau juga tidak berusaha merebut mama kembali.. Katanya, aku harus memanggilnya wawak bila kami berjumpa. Hingga hari ini, kami belum pernah berjumpa. Ketika saya mulai faham keadaannya, saya rasa papa keren sekali saat itu.

Hari ini.. 7 tahun berlalu. Umur mama sudah terhenti, tidak bisa bertambah lagi.
Tidak ada teh hangat di atas meja, sebagai satu-satunya persembahan yang bisa saya buatkan untuk mama
Tidak ada telpon satu hari sebelumnya... "besok mama ulang tahun, loh"
Tidak ada yang perlu disesali apalagi diratapi

Teteh, dedek, dan papa...
Kami bertiga sayang mama
Maafkan kami karena belum bisa bersama.

Tuesday, March 14, 2017

Merumuskan Pertanyaan Penelitian Geografi

MERUMUSKAN PERTANYAAN PENELITIAN GEOGRAFI

A.     Pengertian Rumusan masalah
Rumusan masalah adalah salah satu tahapan mendasar dari beberapa tahapan penelitian yang mempunyai kedudukan sangat penting dalam kegiatan penelitian. Penjabaran dari mengidentifikasi suatu masalah yang ingin kita capai penyelesainnya itulah yang dinamakan  rumusan masalah. Sehingga tanpa adanya rumusan masalah di dalam kegiatan penelitian akan membuat penelitian tersebut menjadi sia-sia tidak membuahkan hasil.
Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang bisa terjawab setengah atau semua pertanyaan yang ada pada rumusan masalah tersebut. Rumusan masalah yang sudah dirumuskan secara baik dan benar bisa membantu kita untuk memusatkan fikiran secara fokus dengan mengarahkan fikiran kita saat melakukan penelitian.  Ciri-ciri rumusan masalah yang abik dan benar di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
2.      Jelas, padat, dan tidak bertele-tele
3.      Dapat memberikan petunjuk atau sebagai titik sentral dalam sebuah proses penelitian agar memungkinkan menampung data guna menjawab pertanyaan.
4.      Mampu mengarahkan cara berfikir kita terhadap suatu permasalahan.
5.      Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.
6.      Masalah yang dipilih harus memiliki fisibilitas.
7.      Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.
Menurut Sutrisno Hadi 91973), masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa. Oleh karena rumusan masalah berisi tentang masalh-masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, maka masalah-masalah yang dihasilkan itu tidak lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada bagian pendahuluan.
B.     Menentukan dan Merumuskan Masalah
Dalam menentukan dan merumuskan masalah yang akan diteliti, carilah masalah yang menarik utnuk diteliti karena masalah yang kita pilij menentukan antusias/intensitas kerja kita dalam menjalankannya.
            1.      Sumber Masalah
Masalah pemelitian dapat diperoleh dari beberapa sumber. Berikut beberapa sumber masalah dalam kajian geografi yang dapat dipilih.
a.       Hasil Penelitian Orang Lain
Hasil penelitisn orang lain dapat dijadikan sebagai sumber identifikasi masalah. Dari hasil penelitian orang lain, kita dapat mengembangkan lebih luas masalah yang dikaji dengan mengambil sibjek yang berbeda.
Sebagai contoh, seseorang telah meneliti tentang penyebab banjir di Bandung. Hasilnya ditemukan penyebabnya adalah penggundulan hutan di daerah hulu. Sementara, penelitian baru mempertimbangkan kurangnya ruang terbuka hijau di Bandung sebagai penyebab banjir. Contoh lain, seseorang meneliti tentang “Peran penugasan terhadap motivasi belajar geografi siswa kelas X, sedangkan peneliti lain mengembangkannya menjadi “Kecakapan mengajar guru terhadap hasil belajar geografi siswa kelas X”.

b.      Lapangan
Sumber permasalahan dari kenyataan di lapangan, baik melalui observasi maupun berdasarkan kemampuan calon peneliti dalam menyikapi dan menangkapnya sebagai suatu permasalahan yang faktual.
Permasalahan penelitian dapat berupa aspek fisik maupun sosial. Masalah fisik misalnya longsor, banjir, pencermaran, pertanian, dan lain-lain. Masalah sosial misalnya, mengenai tanggapan masyarakat, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan lain-lain.

c.       Sajian Data Mentah, Peta, dan Grafik
Merupakan dokumentasi yang memuat data hasil penelitian atau survei atau pencacahan yang memiliki atau mengandung permasalahan. Calon peneliti hendaknya memiliki kemampuan untuk menghubungkan antardata sehingga memudahkan dalam menentukan variabel penelitian (variabel bebas dan variabel terikat).
Sebagai contoh, kita ingin membuat peta daerah rawan banjir. Berarti data yang diperlukan adalah peta lokasi daerah yang terkena banjir dan data lapangan. Dari peta tersebut, dapat dibuat peta baru yaitu peta daerah rawan banjir dengan menggunakan analisis buffering.

            2.      Petunjuk Penentuan Masalah
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan masalah penelitian adalah merumuskan dan membatasi masalah. Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan terletak setelah latar belakang. Masalah penelitian dapat dibatasi melalui perumusan masalah yang jelas dan tegas.

Dalam perumusan masalah, peneliti membuat pertanyaan yang merupakan rincian dari judul penelitian. Pertanyaan tersebut dapat berfungsi sebagai pengarah dalam melakukan penelitian. Melalui perumusan masalah tersebut, kita dapat melakukan penelitian dan menentukan metode dalam pengumpulan datanya. Contoh metode yang dapat digunakan adalah metode observasi dan wawancara.

Pengertian dan Jenis Citra Penginderaan Jauh

PENGERTIAN DAN JENIS CITRA PENGINDERAAN JAUH

A.    Pengertian Citra
Proses penginderaan jauh yang melibatkan sensor untuk mengetahui suatu objek dengan menggunakan sensor buatan (kamera, sonar, scanner, magnetometer,dan  radiometer). Penginderaan jauh akan memberikan produk berupa  data atau citra sebagai hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam menggunakan sensor. Citra merupakan salah satu komponen penting dalam penginderaan jauh.

 Gambar 1 Citra sebagai produk penginderaan jauh

Pengertian citra menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.      Hornby, citra adalah gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.
2.      Simonett, citra adalah gambaran rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya, hal itu digunakan apabila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu objek tidak langsung direkam dalam film.
3.      Ford, citra adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan peranti penginderaan jauh.
Citra adalah gambaran objek yang tampak pada lensa kamera atau pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor.

B.     Jenis-jenis Citra
Citra dapat dibebedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto. Citra foto dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Sementara itu, citra nonfoto dihasilkan oleh sensor bukan kamera (scanner). Secara detil, perbedaan citra foto dan citra nonfoto dapat dilihat pada tabel berikut.


1.      Citra Foto
Citra foto dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, dan warna yang digunakan.
a.      Citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
Film yang digunakan dalam fotografi sensitif terhadap panjang gelombang pada rentang 0,3 µm – 0,9 µmyang meliputi spektrum ultraviolet, spektrum sinar tampak, dan spektrum inframerah jarak dekat. Ada empat jenis citra foto (foto udara) berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1)      Foto ultraviolet, yaitu foto yang menggunakan spektrum ultraviolet dengan panjang gelombang 0,02 µm – 0,4 µm. Foto ini cocok untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.
2)      Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat menggunakan spektrum tampak dari saluran biru dan hijau dengan panjang gelombang 0,4 µm – 0,56 µm. Foto ini dapat digunakan untuk studi pantai. Foto pankromatik peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
3)      Foto pankromatik, yaitu foto yang merekam seluruh spektrum cahaya tampak saluran biru dan hijau dengan panjang gelombang (0,4  µm – 0,7 µm ) sehingga objek yang terekam sesuai dengan kepekaan mata manusia. Oleh karena itu, foto pankromatik juga disebut sebagai foto konvensional. Foto pankromatik cocok untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan akibat banjir, sera persebaran potensi air tanah dan air permukaan. Citra foto pankromatik ada dua macam yaitu citra pankromatik hitam putih dan citra berwarna.
4)      Foto inframerah, yaitu foto yang dibuat menggunakan spektrum inframerah dengan panjang gelombang 0,9 µm – 12 µm. Foto ini cocok untuk mendeteksi jenis tanaman dengan segala macam kondisinya karena citra ini dapat mencapai bagian dalam daun dan rona yang ditampilkan ditentukan oleh sifat jaringannya.




Gambar 2. Citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetik

b.      Citra foto berdasarkan posisi sumbu kamera terhadap permukaan bumi
Berdasarkan sumbu kamera atau arah sumbu kamera ke permukaan bumi ada dua macam citra foto, yaitu:
1)      Foto vertikal atau foto tegak (oro photgraphy), merupakan citra foto yang dibuat dengan menggunakan posisi sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. Hasilnya berbentuk bujur sangkar.
2)      Foto condong atau miring (oblique photograph), merupakan citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Foto miring dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a)      Foto agak miring, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan sumbu kamera yang kecondongannya tidak terlalu besar. Oleh karena itu, horizon atau batas pandang dalam foto tidak terlihat.
b)     Foto sangat miring, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan kamera yang kemiringan sumbunya sangat besar. Oleh karena itu, horizon atau batas pandang dalam foto terlihat.

c.       Citra foto berdasarkan jenis kamera yang digunakan
Berdasarkan jenis kamera yang digunakan citra foto terdiri dari dua macam, yaitu:
1)      Foto tunggal, yaitu citra foto yang direkam menggunakan kamera tunggal.
2)      Foto jamak, yaitu citra foto yang dibuat pada waktu yang sama meliputi daerah yang sama pula. Ada beberapa cara untuk menghasilkan foto jamak, yaitu sebagai berikut:
a)      Menggunakan satu kamera, tetapi memiliki beberapa lensa.
b)      Menggunakan multikamera.
c)      Menggunakan kamera tunggal dan lensa tunggal, tetapi dilengkapi pengurai warna.

d.      Cita foto berdasarkan warna yang digunakan
Citra foto berdasarkan warna yang digunakan ada tiga jenis, yaitu:
1)      Foto hitam putih
2)      Foto warna asli atau pankromatik berwarna
3)      Foto warna semua atau foto inframerah berwarna

2.      Citra Nonfoto
Citra nonfoto dibedakan berdasarkan spekturm elektromagnetik, sensor, dan wahana yang digunakan.
a.      Citra nonfoto berdasarkan spektrum elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik, citra nonfoto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1)      Citra inframerah termal, merupakan citra yang dibuat yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah termal. Jendela atmosfer yang digunakan, yaitu dengan panjang gelombang 3,5 µm – 5,5 µm, 8 µm – 14 µm, dan 18 µm.
2)      Citra radar dan citra radar gelombang mikro, dibuat dengan menggunakan spektrum gelombang mikro. Perbedaan di antara kedua citra tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Citra radar ialah hasil penginderaan jauh sistem aktif, menggunakan sumber tenaga buatan.
b)      Citra gelombang mikro merupakan hasil penginderaan jauh dengan sistem pasif, yaitu menggunakan sumber tenaga alamiah (matahari).

b.      Citra nonfoto berdasarkan sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua macam,
1)      Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan sensor tunggal.
2)      Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan sensor saluran lunak.

c.       Citra nonfoto berdasarkan wahana yang digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua macam,
1)      Citra dirgantara (airbone image), dibuat menggunakan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contohnya, citra inframerah termal, citra radar, dan citra MMS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
2)      Citra satelit (satellite image/spaceborn), yaitu citra yang dibuat dari angkasa luar. Citra ini dibedakan berdasarkan penggunaannya, yaitu:
a)      Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya citra satelit Ranger (AS), citra satelit Viking (AS), citra satelit Luna (Rusia), dan citra satelit Venera (Rusia).
b)      Citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra NOAA (AS), dan citra Meteor (Rusia)
c)      Citra salit untuk penginderaan sumber daya bumi, misalnya citra Landsat (AS), citra Soyuz (Rusia), dan citra SPOT (Prancis).

d)     Citra satelit untuk penginderaan laut. Misalnya citra Sesaat (AS) dan citra MOS (Jepang).

Sumber:
Harmanto, Gatot. 2016. Buku Siswa Geografi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: Yrama Widya.
P., Yasinto Sindhu. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Angka 1-30

Angka-angka ini dibuat dengan penuh percaya diri bahwa ini akan menjadi media pembelajaran yang sangat membantu dan menarik perhatian anak-anak.
Karena mata pelajaran yang saya ampu adalah Geografi, angka ini bisa dijadikan bahan untuk pembuatan media begitu pula untuk mata pelajaran lainnya. Semoga bermanfaat.









 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design