Tugas Geografi Penduduk
Nama : Ineu Handayani
NIM : 1005434
Pend. Geografi (B)
Asumsi kependudukan Thomas Jarold (Madzhab Fisiologi)
Sebenarnya, asumsi ini tidak hanya diungkapkan oleh Thomas Jarold, tetapi orang-orang yang termasuk golongan ini sebenarnya memiliki pendapat yang berbeda-beda, tetpi dalam satu hal mereka mempunyai pendapat yang sama yaitu menyangkal dalil Malthus yang dikemukakannya sebagai suatu aksioma tanpa penyelidikan bahwa kemampuan menurunkan keturunan suatu daya alam yang tetap.
Menurut Thomas Jarold, seorang tabib Inggris, daya biak (kemampuan menurunkan/bereproduksi) pada manusia akan berkurang, semakin banyak ia mempergunakan tenaga rohani dan jasmaninya. Karena itu, menurut pendapatnya, orang tidak usah khawatir akan ketidak seimbangan antara jumlah penduduk dan bahan makanan, mengingat bertambahnya kemajuan yang kini dapat dicapai manusia yang meminta lebih banyak pengorbanan tenaga rohani dan jasmani.
Pendapat Michael Thomas Sadler juga hampir sama. Menurut pendapatnya, kemampuan menurunkan keturunan orang itu akan berkurang, ceteris paribus. Jika jumlah penduduk itu bertambah dan kemampuan menurunkan keturunan itu akan bertambah jika jumlah penduduk itu berkurang. Disingkatkan gambaran pendapat M.T. Sadler adalah sebagai berikut:
Bertambahnya jumlah penduduk = berkurangnya jumlah kemampuan melahirkan
Berkurangnya jumlah penduduk = bertambahnya kemampuan melahirkan
Pada penduduk yang sedang naik jumlahnya, bertambah banyaknya bahan makanan berlangsung lebih cepat daripada orang. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tingkat kemakmuran penduduk itu. Meningkatnya kemakmuran menyebabkan berkurangnya kemampuan menurunkan keturunan. Banyaknya bahan makanan dan mudahnya keadaan penghidupan mempengaruhi berkurangnya kemampuan menurunkan keturunan. Bukti-bukti itu ditemukan oleh Sadler di negara-negara dan kota-kota besar yang rapat penduduknya dengan angka-angka kelahiran yang rendah dan banyaknya bangsawan-bngsawan Inggris yang tidak mempunyai keturunan lagi. Begitu juga dalam keadaan yang sebaliknya. Sukarnya penghidupan dan kurangnya bahan makanan sangat berpengaruh terhadap bahan makanan menurunkan keturunan.
Dalil yang menyatakan bahwa kemampuan menurunkan keturunan akan berkurang dalam meningkatnya kemakmuran, dengan tegas dipertahankan oleh Thomas Doubleday pada tahun 1841. Menurut pendapatnya, sangat sukar didapatkan bahan penghidupan, merupakan suatu perangsang dari daya biak sedangkan bila bahan-bahan penghidupan itu mudah didapatkan maka hal ini akan mengurangi kemampuan melahirkan. Berlakunya hukum ini dapat kita jumpai pada seluruh alam hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Di negeri-negeri yang kaya dan makmur keadaan rakyatnya, maka kemampuan menurukan keturunan sangat kecil, sedangkan negeri-negeri yang rakyatnya miskin dimana keperluan hidupnya serba sukar didapatkan, kemampuan melahirkan itu sangatlah besar. Keadaan tersebut oleh Doubleday dinyatakan sebagai “Hukum yang agung dan nyata dari penduduk” atau (”The real and the great law of human population”). Ia mengira, bahwa secara empiris ia dapat membuktikan berlakunya hukum itu.
Herbert Spencer yang menyangkal dengan keras teori dari Malthus menarik garis pemisah antara hewan dan manusia dalam memperkembangkan keturunannya. Ia berpendapat bahwa manusia mengenal “Individu” dan “Kemajuan Perseorangan”. Semakin banyak orang mempergunakan energi untuk kemajuan dirinya, semakin berkuranglah energi yang dapat dipergunakan untuk memperkembangkan keturunan. Karena itu, jenis hewan yang tingkat kemajuannya rendah, daya biaknya tinggi, sebaliknya tingkat kemajuan individu yang tinggi bersamaan dengan daya biak yang rendah. manusia adalah jenis hewan yang paling maju dan kemampuan menurunkan keturunan adalah paling rendah. semakin tinggi tingkat kemajuan sesuatu golongan penduduk, akan semakin berkuranglah daya biaknya, sehingga akhirnya akan sampai kepada suatu tingkatan, dimana kemampuan menurunkan keturunan itu hanya sekedar cukup untuk mengkompensir jumlah kematian. Selanjutnya penduduk itu akan menjadi stasioner.
Faedah dari adanya teori-teori golongan fisiologis ini adalah bahwa orang-orang tidak lagi berpegang teguh, bahwa kemapuan menurunkan keturunan merupakan suatu daya yang tetap. Tetapi bukti-bukti daripada teori-teori itu sukar didapat, jadi hanya merupakan suatu hipotesa belaka (Abdurachim, 1973:15-18).
0 komentar:
Post a Comment