Friday, May 18, 2018

UKMPPG SM-3T 2018


Pengumuman UKMPPG SM-3T periode April 2018 (ujian ulang), hari ini...

Tanpa ada kabar mengenai kepastian tanggal pengumuman, aku dan teman-teman terus menunggu dan berharap hasilnya adalah lulus. Setelah dzuhur hari ini, aku terkantuk-kantuk memegangi buku yang rasanya lama nian kubaca tapi belum rampung juga. Ada pesan masuk di handphoneku, dari Abang Endra.

Jadi yang mula-mula bertanya tentang hasil ujianku adalah Bang Endra. Rasanya aku takut untuk ngantuk, badan terasa hangat, agak gemetar, dadaku berdebar, aku ke kamar belakang untuk mencari dompetku. Bukan untuk ambil uang.. dompetnya kosong kok. Aku mengambil kartu peserta SM-3T. Saking gugupnya, aku berdzikir seingat-ingat yang mampu kuucapkan. Aku memasukkan nomor peserta dan tanggal, bulan, serta tahun lahir.

Data tidak valid. Hatiku melengos. Rasanya aku... hmm, salah. Yang diminta adalah nomor ujian, bukan nomor peserta. Lalu aku lupa dimana letaknya kartu ujianku. Alhamdulillah sempat kufoto, masih kusimpan juga di hp.

Hari ini... Ineu Handayani, lulus.

Alhamdulillah.. Aku nangis, sedikit. Bukan saja karena penuh syukur, tapi aku juga membayangkan kalian, orang-orang yang sudah bersamaku berjuang dan mendukungku, kelulusan ini ketentuan Allah, untuk senyum kalian. Aku tahu kalian mendoakanku, berharap aku tidak terluka dengan apapun hasil yang kuperoleh.

Kekasih hatiku... berlarian doaku untuk kalian. Terima kasih.

Aku segera laporan, mengirim pesan ke rumah 14/4 yang isinya kakak o dan adek nonong, kepada Ibu Nurul dan Pak Arif yang telah meluangkan banyak waktunya untuk mendampingi belajar lagi sebelum ujian ini, pada Anja dan Kak Noha yang juga sedang tiduran bersamaku sore tadi, menelpon Eng sambil berurai air mata, pada abang, pada kakak, pada teman-teman yang bertanya.. kukembangkan senyum kalian.

Meski bahagia ini penuh, ada porsi lain yang juga penuh. Sedih. Masih ada beberapa keluargaku yang belum lulus pada ujian kali ini. Mereka tetap tenang, aku senang. Itu menjadi kekuatan untukku. Karena kalau mereka tampak terluka, walaupun memang mungkin sebenarnya luka, aku akan lebih terluka lagi.. dan akan sulit untuk menjelaskan kenapa aku terluka. Bukan karena kalian tidak bisa, tapi karena ketentuannya memang demikian. Bisa pun kita, kalau Allah bilang belum.. maka belum.

Apapun hasil yang kita peroleh hari ini, tidak mengurangi sayangku pada kalian. Tidak menghalau doaku untuk kalian. Tidak pula membuatku akan meninggalkan kalian.

Hari ini.. aku menuai hasil ujianku.
Ujian yang kukenang hari ini.. kertasku hampir penuh dengan tulisan-tulisanku yang jelek,

“Allah melihatmu, Neu”.

“Jangan mencontek, nanti Allah ndak suka”.

“Lulus tapi jahat? Atau lulus tapi Allah sayang”, yang ini bukan main nian waktu aku tulis.. tanganku gemetaran. Aku takut mengingkari tulisan dan hatiku.

Waktu itu, aku merasa ingin lulus. Sangat ingin lulus. Aku pergi ke kamar mandi sebentar, membasuh muka. Menyiram hawa nafsu, aku ndak boleh tanya apapun selama ujian ini, aku ndak boleh lihat jawaban siapapun.

Kata Galay dan Dedy, jangan pernah sekalipun sedikitpun berani berfikir untuk mencontek. Mungkin ndak akan ada yang lihat, tapi kelak kita akan punya anak dan anak-anak, mereka perlu mendengar nasihat tentang kejujuran dan pada waktu itu kita tidak akan malu menyampaikannya.

Terakhir, aku menulis... “Aku tidak pernah tahu, mana yang benar-benar merupakan ujian bagiku. Semoga Allah ridha dengan usaha ini”.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design