Saturday, May 19, 2018

Ini (bukan) Istidraj


Suatu ketika di masa kanak-kanak, aku sebagai seorang anak dari kedua orang tuaku meminta banyak hal dari keduanya. Saat itu aku tentu saja belum mengerti tentang Allah dan cara merayu Allah, karena ternyata setiap hal yang diberikan oleh kedua orang tuaku adalah atas izin Allah. Aku meminta makanan, minuman, mainan, pakaian dan lain-lain yang harus segera dipenuhi oleh mereka, seringnya aku tidak mengerti keadaan, apakah yang kuminta itu ada? Apakah mudah untuk memperolehnya? Apakah itu akan baik untukku?.

Aku kira mereka jahat dengan tidak memenuhi keinginanku. Sampai pada hari aku mulai mengerti ada Allah, Allah yang menciptakan semua ini. berarti aku ini milik Allah, orangtuaku juga milik Allah. Iya, aku mengerti, tapi belum paham atau bahkan belum yakin.. sering aku marah, merajuk pada Allah kalau yang sangat kudamba, kuminta dalam doa dengan sungguh-sungguh siang dan malam tapi tak kunjung dikabulkan.

Menjelang masa remaja, aku mulai melunak. Aku membaca banyak hal untuk memenuhi rasa ingin tahu siapakah Allah. Apa yang allah mau dariku, apa yang harus dan atau jangan kulakukan, semacam itulah... pun demikian, aku tidak serta merta jadi anak baik. Aku melakukan banyak kesalahan. Aku berdoa, sejak saat itu aku semakin sering berdoa. Aku mendoakan semua orang yang ingin kujaga tapi aku merasa tak berdaya, mendoakan semuanya agar terbebas dari masalah mereka masing-masing, aku meminta dan memberi apa-apa.. aku meminta pada allah tanpa mereka minta.

Allah jawab semua doa itu dengan,
Iya, dikabulkan secara langsung.  Dalam waktu yang singkat tanpa usaha yang berat, Allah langsung kabulkan doa itu.
Iya, nanti. Allah menunda untuk mengabulkan doa yang dipanjatkan. Lama masa penundaan hanya Allah yang mengetahui. Sabar dan jangan pernah berhenti menggantungkan harap pada Allah.
Iya, digantikan dengan yang lebih baik. Semua yang allah berikan adalah yang terbaik. Semoga Allah memberikan hasil yang terbaik ya. Pernah bilang seperti itu?, aku pernah. Coba diperiksa lagi redaksinya, memangnya kapan Allah tidak memberikan yang terbaik?.

Dari tiga macam jawaban doa.. beberapa hal penting dalam hidupku kurasa pernah Allah jawab langsung. Aku senang sekali. Aku merasa Allah sangat dekat. Allah sangat mengerti bahwa aku memang membutuhkan hal itu. Aku bersyukur. Kemudian aku kembali terlena. Tiba masanya kembali aku dalam kesulitan. Aku menangis lagi, tersungkur dalam sujud yang sangat dalam, meminta jalan keluar dengan memaksa.. kubilang aku minta uang kalau aku butuh uang, aku minta baju baru, aku minta susu ultra, aku minta bisa pergi ke suatu tempat. Allah mengabulkan, beberapa terkabulkan tanpa jeda yang lama.

Aku bersyukur.. tapi kemudian aku terpekur. Apa iya aku pantas menerima ini? Aliran nikmat ini, apakah benar karena memang aku pantas mendapatkannya karena Allah sayang padaku? Atau karena doa ibuku seperti yang orang bilang, bahwa setiap kali kita merasa beruntung berari doa ibu kita sedang dikabulkan, iyakah?. Aku mulai mengkerut, ketika aku mulai tahu tentang istidraj.

Istidraj dari beberapa sumber yang kubaca dan dijelaskan oleh guru yang kupercaya selama ini, bermakna tipu daya. Ketika seseorang seperti halnya aku, melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan tidak merasa bersalah tetapi terus melakukannya, mendurhakai Allah, sementara anugerah untuknya terus mengalir bahkan terus bertambah semakin banyak. Segala keinginannya Allah penuhi dan kabulkan doanya. Padahal itu tandanya Allah sedang membiarkan.. Allah menunda azab-Nya. Maka sewajarnya perasaan takut itu datang. Bukan karena tidak percaya bahwa yang diterima ini adalah yang terbaik dari Allah.. tapi takut bahwa ini istidraj, dan tandanya Allah membiarkan. Padahal sudah banyak tanda peringatan, sudah banyak yang mengingatkan.

....

Hari ini aku menerima beberapa kabar baik, pengumuman untukku lanjut tes tahap berikutnya di sutau tempat. Aku bertemu dengan sahabat yang sudah lama tidak saling sapa secara langsung. Aku menerima kabar dari rumah yang lama kutunggu belum ada jawabnya. aku menyaksikan perjuangan kekasih hatiku yang juga lajut tes tahap berikutnya di suatu tempat yang lain. Aku mendapat hadiah dari takmir masjid pada malam tarawihku yang pertama ini.

Alhamdulillah.. Allah sayang padaku. Semoga ini bukan istidraj. Aku tidak mau Allah tidak lagi peduli pada kita. Semoga kita memang pantas menerima semua ini, karena Allah sayang. Karena Iya, sekarang.. Iya, nanti.. dan iya, diganti dengan yang lebih baik. Allah selalu menjawab doa kita..

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design