Tuesday, December 8, 2015

Cerita antara hujan dan ujian...



Hujan, sekotak ultra, di depan laptop… ahay. Ini semacam surga dunia. Ini adalah hari kedua ujian semseter untuk anak-anakku di sekolah. Tapi aku masih di rumah, bukan karena aku ini guru yang tidak baik, meskipun mungkin begitu.. tetapi karena ini masih pagi. Seperti biasa, aku sudah siap dan yang lainnya masih terlelap atau sedang bersiap-siap. Ketika sampai pad akalimat sebelum ini, aku teringat belum menggunakan sedikit parfum. Katanya wangi apel, tapi kiraku ini apel busuk.. tapi tetap saja aku suka, karena apel ini warnanya hijau.

Tepat pula ini adalah ujian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaaran. Aku yang mengampu. Rasanya ingin segera selesai, turut pula aku mendoakan agar mereka bernilai baik sehingga tidak perlu remedial.. karena remedial adalah lambang belum berhasilnya aku sebagai guru. selain itu, egois juga aku supaya banyak berwaktu luang tanpa remedi itu. Ditambah lagi saat hujan seperti ini banyak setan menggodaku untuk berfikiran aneh-aneh. Syukurnya, sepertinya setan-setan itu telah kalah.

Berbahagialah aku yang sepagi ini sudah bisa duduk santai.. diam-diam menghirup udara pagi dan melihat ada burung gereja yang kedinginan mengendap masuk ke dalam dapur. Aku biarkan saja.. dia keluar. Lalu terbang masuk lagi, enah apa yang sedang ia cari. Burung gereja itu, bisa jadi sama denganku.. sedang memikirkan kebahagiaan pagi ini. Seketika aku ingat untuk berdoa. Bukankah ketika hujan adalah waktu dimana Tuhan banyak mengabulkan doa kita? Maka aku meminta, dan meminta, lalu meminta lagi… banyak hal yang aku pinta.

Aku mulai mendengarkan lagu dengan bantuan headset yang sebelah bagiannya sudah tidak berfungsi. Lagu-lagu yang pernah mengiringi beberapa adegan dalam hidupku atau hidup orang lain. Aku tidak merasa keberatan mengulang membayangkannya. Lain lagi dengan remedial ujian, anak-anak pasti akan sangat keberatan. Jadi aku mendoakan semoga sedikit saja dari mereka yang remedial.

Kotak ultra di samping kananku sudah aku kosongkan.. lalu aku terbayang adikku nan jauh di sana, sedang apakah ia? Dia selalu menjadi gadis kecilku hingga kapanpun kelak. Alit, tidak terlalu suka susu. Kemudian fikirku melayang jauh dan jauh lebih ke seberang sana, papa. Susu juga bukan yang papa sukai, papa lebih suka kopi.. dan sekarang papa lebih suka ibu itu.

Aku membayangkan setelah ujian anak-anak selesai dan selesai pula beberapa urusanku di semester ini. Aku akan menyempatkan waktu untuk pulang, untuk gadis kecilku. Semoga bertepatan dengan pengambilan hasil laporan belajarnya selama ini.. tidak pernah ada orangtua atau keluarganya yang datang ke sekolah untuk prestasi sederhana itu. Tentu kelak akan menjadi luka yang bisa saja diungkit olehnya. Aku harus melengkungkan garis bibirnya sehingga ia tersenyum.

Sudah aku bayangkan juga akan aku habiskan waktu liburan itu untuk hal-hal menyenangkan bersamanya di rumah. Kemudian ada pula sela-sela waktu yang akan aku persembahkan untuk seseorang yang telah ada dalam hatiku dan adapula aku dalam hatinya meskipun kami telah melalui banyak hal bahkan hingga hari ini. Akan aku perbaiki selagi aku masih bisa. Akan aku tunaikan janjiku di kemudian hari untuknya.

Aku terhempas, kembali ke depan laptop. Hujan belum reda, sebentar lagi waktunya berangkat ke sekolah. Masih ada waktu untuk membayangkan? Masih boleh berdoa? Duh, retoris. Ini kan untukku sendiri, tentu saja aku tidak perlu menjawab, apalagi engkau.. jangan dijawab, aku sudah tahu jawabannya. Boleh.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design