Bebas itu artinya merdeka. Aku adalah perempuan merdeka. Bukan berarti
aku atau yang lainnya tidak faham tentang agama dan norma. Itu bahkan di luar
kepala. Aku sudah khatam. Lalu aku berkhianat.
Perempuan bebas sebenarnya lebih
lugas aku sebutkan daripada perempuan merdeka. Tetapi kebabasan perempuan
seringpula diartikan sebagai bebas tanpa tanggung jawab. Nyatanya aku tetap
bertanggungjawab. Setidaknya pada beberapa hal yang benar-benar tidak boleh
terjadi dan tidak perlu aku alami sehingga dampaknya terus menorehkan jejak
atau tepatnya menjadi aib.
Menjadi perempuan bebas bukan
berarti harus terlibat dalam pergaulan bebas. Mungkin beberapa orang akan
menyangkal bahwa ini adalah pembelaan atau bahkan pembenaran. Biar saja, aku
adalah kafilah yang tetap berlalu saat anjing-anjing menggonggong. Apakah kau
adalah anjing dalam hidupku? Atau ada anjing lain yang tidak aku ketahui
keberadaannya? Jangan beri tahu aku rahasiamu.. nanti kau aku bunuh.
Apakah ini keluh kesah? Bukan,
ini adalah tanda-tanda bahwa aku masih hidup di negeri antah berantah ini.
Padahal masih dalam pulau yang sama, dalam negara yang sama, dan dalam
sirkulasi udara yang sama. Nah nah, aku mulai meracau. Bukankah ini adalah
khasnya ineu? Selamat datang, selamat kamu sudah nyasar dalam tulisan penting
dan tidak penting edisi ini.
Janji adalah janji. Aku pernah
berjanji tidak akan sembarangan berjanji. Lalu aku melanggarnya dan kemudian
kembali berjanji lagi. Harap dimaklumi karena aku adalah perempuan yang bebas.
Maka aku bebas menentukan kapan aku akan mulai berjanji lagi bila aku telah
melanggar janji.
Sekarang bebas sudah tidak lagi
berarti banyak di negeri antah bernatah ini. Aku hanya bisa melongo tergagap
setiap kali dicela dicerca dan ditegur hati nurani. Ah, lagakku. Seperti yang
masih punya hati nuranilah ini... aslinya hati nurani aku sudah digadaikan
untuk menyambung hidup. Kan hidup aku sudah berakhir, waktu itu.. waktu itu
sudah aku posting.
Jadi sekarang intinya apa?
Seperti halnya tanpa awal yang jelas makan akan diakhiri dengan hal yang lebih
tidak jelas lagi. Beginilah dan begitulah berawal dan berakhir dengan
sendirinya dan semauku.
Terimakasih untuk semua ucapan
nasihat dan pujian, karena ku anggap itu semua pujian. Aku terlalu tebal muka
dan tebal telingan untuk mencerna. Sebentar lagi aku akan melompat pagar, lalu
aku melompati pohon kelapa, lalu aku melompati Leuser, lalu aku sudah berada di
atas kepalamu. Biar kau tahu rasa, biar matamu terbuka.. aku ini ada. Dan aku
bebas.
0 komentar:
Post a Comment