Thursday, September 18, 2014

Puisi

Ini puisi, karena diberi judul puisi
Begini.. karena begitu kurang mendebarkan
Karena ini puisi yang begini, maka sesukaku

Puisi yang diberi judul puisi
Biasanya yang begini ini disebut puisi
Bagaimana dengan yang begitu? Itu bukan puisi.

Ditulis siang-siang, pintu terbuka lebar-lebar
Televisi menyala dan angin yang dingin
Dibaca diam-diam, jendela tertutup rapat
Telepon berdering dan hujan rintik-rintik

Ini puisi, selalu akan jadi puisi.

(Untuk beberapa hari yang terlalu banyak bicara, salah kata dan dosa.. Gusti, mohon ampunilah aku hambaMu yang hina ini - di 102 Loji)

Friday, September 12, 2014

Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu

Berbelit-belit. Iya itulah saya. Saya harus memulai dengan banyak kosa kata dan banyak berfikir dengan hati dan logika bahkan untuk sekedar memutuskan “ini adalah saat yang tepat untuk bilang.. lapar”. Percayalah.. yang saya tulis kali ini adalah tentang sebuah buku, tapi bukan saya bila tak memulai, member bumbu, dan mengakhirinya dengan berbelit-belit pula.

Ini tentang Tuhan. Tentang perasaan ingin menjadi “yang pantas” untuk menjadi hamba-Nya atas semua karunia yang telah diberikan kepada kita, kepada saya khususnya. Dari banyak buku dan tulisan yang saya baca, mungkin ini plagiarism.. Tapi saya yakin, Inshaa Allah, tidak! (fikiran yang manusiawi bukan?). Begini.. Lebih baik memberi daripada meminta, berikan milikmu yang paling berharga hanya karena Allah.. dan jangan tercengang bila Allah akan menggantinya dengan yang jauh lebih berharga bagi kita suatu hari nanti.

“Aku Jauh Engkau Jauh - Aku Dekat Engkau Dekat – Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu” (Yadi Saeful Hidayat, 2014). Karena beliau menuliskan bahwa ketika kita mencintai Allah, tentu kita berharap Allah juga mencintai kita, yang berarti kita ini dicintai-Nya. Karena kadang-kadang saya lupa.. bahwa semua bahagia, suka, cita, dan cinta itu Allah SWT yang memberinya.

Otak saya sungguh penuh dengan hal yang ingin saya ceritakan, ingin saya bagikan, ingin saya tuliskan, ingin saya senandungkan, dan ingin saya simpan baik-baik keyakinannya.. Itu semua hanya masalah waktu J

Halaman 26, paragraph terakhir, kalimat ke-4, begini…

“Aku bergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku di dalam hatinya, Aku mengingatnya pula. Jika dia mengingat-Ku di tengan orang banyak, Aku mengingatnya di tengah orang banyak yang lebih baik daripada mereka. Jika dia mendekat sejengkal kepada-Ku, Aku mendekat sehasta kepadanya. Jika dia mendekat sehasta kepada-Ku, Aku mendekat sedepa kepadanya. Jika dia mendatang-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari” (Hadis Qudsi).

Bukunya belum selesai saya baca, baru saya beli malam ini setelah isya’ tadi. Harganya Rp 49.000 di Gramedia Kota Surakarta. Ini buku yang bagus dan baik. Bagus karena dikemas sedemikian rupa dengan tata bahasa yang menyenangkan, mendebarkan, dan santun. Baik? Tentu saja karena isinya tentang kebaikan, agar kita selalu ingat Tuhan, selalu berusaha dekat dengan-Nya, menjauhi larangan-Nya, membuat Allah SWT begitu special di hati kita. Saya sedang ingin berlari.. baru ingin. Tapi Allah SWT sudah memberikan banyak jalan, banyak cara, banyak tangan, dan banyak godaan pula tentunya.

Bismillahirrahmanirrahiim.. ayok kita berlari. Sampai jumpa di halaman akhir. Pada suatu masa, suatu ketika.. dalam kehidupan yang lebih baik, Inshaa Allah. Aamiin J


Monday, September 1, 2014

sembilan

Selamat datang September, selamat datang hidup baru. Waktu saya tutup pintu berarti semuanya sudah berlalu dan saya yakin semuanya akan baik-baik saja. Akan ada kejutan lain selain ini sudah bulan september dan bab 4 belum dikerjakan sama sekali, ada.. pasti ada! Misalnya? Misalnya saya harus berpisah dengan keluarga tersayang, tiga orang di tempat yang berbeda. Hurt.

Karena ini hidup baru, stop berkeluh kesah. Nantinya saya akan semakin banyak godaan untuk berkeluh kesah, kau juga pasti begitu. Tanamkan niat dengan baik dan hanya karena-Nya. Doktirn diri sendiri dengan hal yang positif, seperti yang selalu saya katakan.. ambil jika bermanfaat dan abaikan bila tak ada manfaatnya bagi kita.

Tentang hidup saya yang baru.. tidak peduli bagaimanapun perih pedihnya masa lalu, tetap banyak tawa dan cinta yang juga berada di masa lalu.. :) Ini tentang diri saya dan kerudung. Saya akan selalu ingat, "Jilbab itu kewajiban semua perempuan muslim, sementara akhlak itu tergantung personalnya". Satu per satu, jangan rakus.. ingin memakai jilbab setelah menjilbabkan hatinya. Saya pilih menjilbabkan kepala dulu, supaya saya malu untuk berbuat jahat dan mengulangi kesalahan di masa lalu.

Nah? Mulau meracau..

Baiklah September, semoga kita dan keluarga semakin disayang Allah. aamiin.
 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design