Tuesday, April 22, 2014

Hari Bumi 22 April 2014

www.balantaraindonesia.org

Bukan hanya saya, bukan cuma kamu juga, tetapi kita semua, makhluk Bumi di seluruh penjuru dunia (yang faham dan tahu) turut memperingati Hari Bumi (Earth Day). Meski dengan wujud yang berbeda-beda namun semuanya bermaksud yang sama yaitu berkampanye agar kita semua semakin menyayangi Bumi. Bukan hanya kita yang membutuhkan Bumi, tetapi Bumi juga membutuhkan kita untuk menjaga dan merawatnya.

Sejarahnya.. Peringatan Hari Bumi secara resmi dilakukan pertama kali pada tahun 1970 yang dipelopori oleh Senator Amerika Serikat yaitu Gaylord Nelson. Beliau adalah pemerhati dan juga praktisi lingkungan hidup. Meskipun pada tahun sebelumnya (1969), ide itu telah digagas oleh John McConell yang merupakan seorang aktivis perdamaian untuk merayakan hari bumi.

Kita tidak bisa memungkiri meski dengan menutup mata, bahwa manusia telah sangat gencar melakukan pembangunan, menemukan hal baru dan mengembangkannya untuk menutupi kekurangan kita sebagai manusia. Maka tak pelaklah beban Bumi yang semakin tua ini menjadi semakin berat pula. Maka sudah menjadi tugas kita sebagai khalifah atau pemimpin di Bumi ini untuk menjaganya agar Bumi tetap lestari dan berbagai sumber dayanya dapat mencukupi kebutuhan kita dan anak cucu kita dimasa mendatang.

alamendah.com
Supaya Bumi kita tetap terjaga kelestariannya, tentu saja kita bisa memulainya dari hal yang sederhana tetapi seringkali dianggap sepele. Misalnya saja mandi menggunakan gayung sementara kran air terus terbuka dan air mengalir selama kita mandi. Tentu beberapa dari kita, termasuk saya awalnya, pernah mengalami dan melakukannya hingga saat ini. Kebiasaan mandi dengan air yang demikian boros itu termasuk tindakan yang tidak menyayangi Bumi. Sebaiknya kita lebih pandai mentakar kebutuhan kita terhadap air. Mungkin kita bisa mulai membayangkan, bila kita mandi membutuhkan air untuk sekali mandi saja 50 liter, sehari bisa saja kita mandi 2 -3 kali. Satu keluarga terdiri dari 4 -5 orang. Dan semuanya mempunyai kebiasaan mandi dengan air yang boros. Itu akan menjadi angka yang sangat banyak jumlahnya jika dikalikan dengan jumlah manusia di Bumi yang berperilaku demikian.

Sudah semestinya kita melakukan hal-hal yang positif untuk menjaga harmoni alam. Kalau bukan kita yang sayang Bumi, lalu siapa lagi? Jangan tunggu sampai alien menginvasi (fiktif), jangan tunggu sampai hutan-hutan semakin gundul (sedang berlangsung), jangan sampai air bersih semakin sulit kita dapatkan (mungkin sebentar lagi?!). Jadi jangan sampai kita ketinggalan untuk menjaga dan melestarikan Bumi.

Salam Lestari!
Salam Geografi, Lestari Bumiku!

Friday, April 11, 2014

Ada makna dibalik cerita.. Kurikulum 2013

Apakah menurutmu kita sudah melalui bagian tersulit dalam hidupmu? Bagian terberatnya? Yang paling suram? Kalau kita jawab sudah.. Ya ternyata kita terlalu meng-under estimate (begitu kan kata serapannya?).

Kalau kita sudah merasakan yang sangat sulit, paling berat, dan sangat suram.. Percayalah itu hanya permulaan, akan ada yang lebih dari itu dan itu pasti akan kita alami. Tentu saja… Kalau kita tak ingat Tuhan dalam setiap adegan-adegan itu. Kecuali bila kita terus ‘bersama’ Tuhan seperti Ia yang selalu bersama kita.. maka segalanya akan baik-baik saja.

Hari ini ada beberapa kalimat yang mungkin bisa membuat kita sadar dan merasa banyak bersalah dan sangat jarang bersyukur..

Ini tentang pendidikan di negara kita yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, perubahan kurikulum setelah sekian kali berganti.. Semoga ini yang terbaik untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Aamiin. Asal kau tahu saja.. Biar begini, aku adalah orang yang bertahun-tahun dipersiapkan untuk menjadi seorang guru, tapi tentang jalan cerita ke depannya.. Biar aku yang berusaha dan Tuhan yang menentukan bagaimana jalannya.

Kabarnya, kurikulum yang baru ini kelak akan menghasilkan generasi yang berkualitas dari kesehatan, fikiran, dan religinya. Ketiganya harus bersinergi dan berimbang. Meskipun terbayang akan sulit, tapi itu bukan hal yang mustahil.. Ingat, Tuhan yang menentukan.

Jadi ceritanya pandangan mata dunia pendidikan sedang tertuju ke Bali, pulau seribu dewa yang terkenal dengan berbagai pesonanya. Bali yang saat ini disebut-sebut sebagai peringkat satu dalam hal pendidikan. Mengapa? Karena mereka terkenal dengan dearah dengan potensi terpengaruhi budaya asing sangat tinggi tetapi Bali tetap mempertahankan budaya lokalnya dengan peraturan yang mengikat. Mereka adalah pemegang teguh ajaran agamanya. Bagaimana dengan kita? Jujur saja.. aku belum berani mati mempertanggungjawabkan segalanya dihadapan-Nya.. Kau?

Masyarakat Bali melakukan pekerjaannya untuk Tuhan. Sehingga apapun itu, mereka melakukannya dengan sebaik mungkin. Tentang balasannya.. Jangan mengucapkan ‘ikhlas’ karena itu malah menandakan bahwa kita tak ikhlas. Balasannya biar Tuhan yang cukupkan untuk kebutuhan kita.

Jangan terus mengejar uang, materi dan lain sebagainya. Nanti bisa-bisa uang dan lainnya itu bosan melihat kita terus mengejarnya. Tak usah difikirkan.. Jangan kejar uangnya, bila kita melakukan segalanya dengan baik dan untuk Tuhan, maka uang dan lainnya itu yang akan mengejar kita dengan sendirinya.

Nah.. kira-kira seapik itulah generasi yang akan datang kelak dilahirkan dari perubahan ini. Cerdas, sehat, berakhlak mulia, faham tugas dan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Karena apapun itu.. Akan kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya.


Menulis hal seperti ini bukan tanpa beban bagiku. Meskipun kata-katanya terus mengalir sesuai dengan apa yang aku fikirkan dan aku harapkan. Tapi bebannya sungguh berat. Aku belum lagi bisa mengurus diriku, meluruskan niat, melakukannya hanya untuk Tuhan. Semoga saja secepatnya aku bisa.. Iya.. Kita bisa.

Wednesday, April 2, 2014

Banyak-banyaklah Bersyukur...

Suatu hari… Ya entah kenapa pula saya bilang suatu hari, padahal bisa juga suatu ketika, atau sekalian saja pada zaman dahulu kala.. Ini kisah nyata.

Hari itu setelah waktu magrib atau isya’ di Kota Semarang, saya sedang dalam persiapan kembali ke Kota Surakarta.. Saya kembali setelah mengurus beberapa surat untuk keperluan penelitian. 

Saya menggunakan kendaran umum, karena akan terlalu melelahkan bila membawa kendaraan pribadi. Jadilah dalam perjalan pulang itu menggunakan bus yang tak ingin saya sebutkan namanya… Bukan apa-apa, tapi saya agak lupa nama busnya, tapi saya memutuskan tidak bertanya padanya, lebih baik ini dirahasiakan saja.. Yang pasti, ongkosnya adalah Rp 20.000,- lebih murah Rp 5.000 daripada waktu berangkat dengan bus lainnya.

Dalam perjalanan itu.. Saya memutuskan untuk “tidak-akan-hidup-seperti-para-perempuan-tangguh-itu”.
Keadaan bus masih lumayan belum penuh waktu kami berdua naik, tetapi hanya sepasang kursi yang keduanya kosong.  Jadilah kami berdua duduk disitu, tepat di depan pintu belakang bus dan saya sangat tepat berada di atas ban bus itu. Sebentar saja.. Bayangkan bagaimana rasanya jadi saya, bus yang agak pengap karna keringat yang bercampur aduk dengan asap kendaraan, belum lagi asap rokok yang dihisap oleh kondektur busnya. Tetesan air dari luar jendela sepertinya gembira sekali mempermainkan wajah saya.. Mual rasanya tapi saya fikir ini adalah pengalaman yang berharga.

Ternyata saya belum sepenuhnya benar. Pengalaman yang sangat berharga itu akhirnya saya alami setelah saya merasa agak terbiasa dengan situasi dan kondisi bus yang sedemikian rupa. Setelah beberapa menit meninggalkan Ibukota Propinsi Jawa Tengah itu, semakin banyak penumpang yang naik. Mereka adalah perempuan-perempuan paruh baya, beberapa diantaranya masih belia, dan mereka berbaju sama. Ah, tentu saja beberapa dari mereka menggunakan jaket, mala mini cukup dingin.

Awalnya saya tidak terlalu peduli, karena bagi saya hentakan kursi yang berasal dari ban yang berputar yang juga menghantam dan melalui jalan berlubang sudah cukup mengganggu. Dalam hitungan detik saja, saya mulai sadar.. Ternyata bus mulai penuh sesak, bahkan mereka harus berdiri dengan posisi tertentu agar penumpang lainnya masih bisa masuk.

Perhatian saya mulai fokus. Bukan pada keringat-keringat mereka. Bukan pula pada wajah-wajahnya.. Tapi pada pakaian yang mereka kenakan. Dalam beberapa detik, saya sudah dapat menyimpulkan siapa perempuan-perempuan itu. Mereka adalah perempuan-perempuan yang sangat tangguh.

Saya tidak pernah berfikir.. Bagaimana jika salah satu dari mereka adalah Mama atau keluarga saya yang lainnya. Karena mama telah tiada dan tidak pernah mengalami hidup yang begitu. Jadi saya fikir, mungkin sebaiknya saya membayangkan bila saya saja yang menjadi salah satu dari mereka.


Ya tentu saja saya sudah pernah berbagi cerita sebelumnya, mungkin kran air mata saya sudah cukup using.. Harus diganti.. Atau saya yang terlalu tidak bisa mengendalikan diri, mengendalikan air mata.. Ya mungkin saja salah satunya. Jadi, saya mulai merasakan air mata mengalir.. Dengan sungguh-sungguh saya berjanji, “tidak-akan-hidup-seperti-perempuan-tangguh-itu”, semoga Tuhan mengabulkan.. dan semoga Tuhan memberikan kehidupan yang penuh berkah untuk kita semua, aamiin.
 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design