Salam Geografi!
Setelah sekian lama mengubek-ubek isi ruang baca, ternyata ada juga
ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan. Ilmu dan pengetahuan itu hanya akan
menjadi lembaran kertas, puing-puing dalam ingatan, dan bagaikan angin lalu
bila tidak saya manfaatkan. Memanfaatkan ilmu dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah membagikannya pada kalian semua.
Salah satu buku yang saya baca adalah Album Geologi Indonesia yang
diproduksi oleh Badan Geologi pada tahun 2007 yang lalu. Isinya tentang
foto-foto dan keterangan dari para peneliti ketika bertugas di lapangan. Album
tersebut merupakan Seri Gunung Api, meskipun tidak semua Gunung Api di
Indonesia di bahas dalam satu album (berseri).
Baiklah, akan kita mulai acara menambah ilmu dan pengetahuan kita
dari Gunung Lokon.
Gunung Lokon berada di 1°21,5’ LU, 124°47,5’ BT. Secara
Administratif, Gunung Lokon masuk dalam wilayah Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Tinggi puncak Lokon adalah 1579,5 m dpl dan tinggi kawahnya mencapai 1140 m
dpl. Bila kita hendak melihat dari dekat Gunung Lokon maka bisa melalui kota
terdekatnya yaitu Tomohon dan Manado.
Kawah Guung Tomohon berada di antara puncak Lokon dan Puncak Empung
di tanah Minahasa. Letak kawah tepat berada di pelana antara dua puncak
tersebut, itulah Kawah Tompaluan. Kawah Tompaluan merupakan pusat aktivitas
Gunung Lokon. Karena letak kawahnya di atas pelana, maka suara letusannya
memantul dan menggema hingga terdengar sampai jauh.
Hampir setiap letusan Gunung Lokon adalah tipe sub-vulkanian. Asap
letusan dihembuskan secara vertikal dan ketika mencapaipuncak tekanan, ujung
asap letusan membentuk kembang kol. Dari waktu ke waktu karakter letusan Gunung
Lokon tidak berubah.
Dalam tenggang waktu tiga puluh tahun terakhir setiap letusannya
tidak pernah menghasilkan awan panas, kecuali letusan pada tahun 1991. Letusan
tersebut sangat istimewa karena selain menghasilkan awan panas juga membentuk
sumbat lava di dasar kawah. Dalam perjalanan waktu, sumbat tersebut terkikis
habis secara bertahap dalam tiga kali letusan, masing-masing Letusan 2000,
Letusan 2002, dan Letusan 2003.
Kapankah suara
letupan-letupan dari dalam kawah yang bagaikan cetar membahana badaii ala
sahrini dari Gunung Lokon akan terdengar kembali? Sewaktu-waktu! Hal itu bisa
terjadi dan akan terjadi lagi.
Sumber : Album Geologi Indonesia (2007)
0 komentar:
Post a Comment