Wednesday, September 16, 2015

Dalam Tanda Kutip, "Bukan Masalah Guru"

Apa yang kita lakukan, tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Karena kita manusia biasa.. biasa marah kalau tidak dibantu, biasa diam kalau diperlukan, biasa menangis ketika orang lain tertawa, dan biasa tertawa ketika orang lain menangis. Sifat dan sikap manusia yang sangat “biasa” itu kemudian yang meninggalkan luka, peperangan, atau lubang besar yang menganga dan tidak menampung apa-apa, serta tidak pula dapat digunakan untuk apa-apa.

Guru juga manusia biasa.. apa salahnya bila guru tertawa karena tingkah murid yang konyol? Salahkah bila guru membiarkan muridnya ribut? Kesalahan gurukah bila muridnya tidak faham penjelasannya meskipun sudah berulang kali dijelaskan? Itu bukan salah guru! Bila dijawab dengan jawaban yang santun dan logis.

Guru boleh mentertawakan muridnya.. karena guru menggambarkan ironi.. “Apapun yang terjadi dalam hidup ini, harus kita hadapi nak!”. Lalu bagaimana bila murid merasa terluka hatinya? Kelak anak akan faham, apa yang dulu pernah menjadi bahan tertawaan orang-orang memang bukan hal yang pantas dilakukan. Lalu ia akan meneruskannya kepada anak dan generasi seterusnya.

Guru boleh membiarkan anak muridnya ribut, agar anak berdiskusi, bertanya, tertawa, dan aktif berbicara. Lalu bagaimana bila mengganggu kelas lainnya? Itu adalah resiko sesama guru.. Setiap guru mengajar dengan metodenya masing-masing. Seyogyanya kelemahan seorang guru tidak dipermalukan dihadapan muridnya oleh guru lain. Guru adalah makhluk dewasa dan dewa dihadapan muridnya, sekalipun disanjung tetapi bila dengan kebohongan.. itu adalah pengkhianatan.

Kalau murid tak faham penjelasan guru. Jangan terus memojokkan dan menyalahkan gurunya. Sebab orang banyak berkata.. “Bila murid tak pandai, salahkan gurunya”. Salah! Anak selaykanya guru, sama-sama manusia. Guru memang bertanggungjawab pada setiap muridnya, tetapi bukan kuasa guru untuk merubah “hal khusus”. Anak-anak yang selalu tidak faham mengenai penjelasan guru harus diteliti kembali, bagaimana pemahamannya pada pelajar lain, apakah sama saja? Atau hanya dalam pelajaran kita dia demikian? Pahami kondisi kejiwaan anak dengan mengenal keluarga dan lingkungannya.

Ini bukan pengalaman saya.. tetapi mungkin ada beberapa di antara kita yang pernah mengalami ini dan takdirnya orang yang mengalami kejadian ini adalah guru yang sangat lembut perasaannya. Yaitu guru yang akan merasa sangat bersalah karena pernah sengaja atau pun tidak sengaja melakukan dan mengalami tiga peristiwa itu.

Apapun yang terjadi, seorang guru jangan pernah meninggalkan anak-anaknya. Terus memotivasi dan menjadi inspirasi.. bukan masalah bila mereka tidak cemerlang dalam pelajaran yang kita ajarkan, dukung mereka untuk cemerlang pada minat dan bakatnya. Jangan mempermasalahkan sambal yang sangat pedas, karena 1 kg cabai lebih banyak mengandung vitamin C daripada 1 kg jeruk. LIhat manfaatnya.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design