Tuesday, February 24, 2015

Budaya Menulis Produktif

Mari menulis produktif
Seperti kalimat pembukanya yang sama persis dengan judulnya. Menulis produktif berarti menuliskan beberapa huruf kemudian merangkainya menjadi sebuah kata yang diawali huruf “P” dan diakhiri dengan huruf “F”. Itulah dia si produktif. Menulis produktif juga berarti olahraga jari *positifsumpah* di atas tuts keyboard notebook yang sudah lelah karena masih menyala sejak matarahi terbit hingga terbenam dan kini hampir terbit lagi. Menulis produktif berarti memanfaatkan waktu luang yang sangat banyak pada jam-jam yang umumnya digunakan hanya untuk terlelap atau mengerjakan sesuatu demi nilai, uang, atau Tuhan. Menulis produktif berarti menggunakan kata-kata utama yang sama secara berulang-ulang sehingga efisien dan mudah dimengerti meski tanpa dirangkum, diringkas, diringkus, dan dibungkus.

Mengapa harus menulis produktif?
Mengapa harus menulis produktif? Siapa yang bilang harus? Jangan terlalu memaksakan diri. Jangan menulis produktif bila merasa tidak produktif. Karena esensi dari menulis produktif adalah agar kita produktif dengan cara menulis atau kita menulis agar produktif atau memproduktifkan tulisan kita sehingga kita tidak punya banyak waktu luang untuk sekedar tidur atau duduk diam di atas pohon sambil minum susu ultra. Ini jawaban yang paling serius, mengapa kita harus menulis produktif? Karena menulis non produktif membutuhkan lebih banyak huruf.

Waktu yang tepat untuk menulis produktif
Tidak setiap waktu kita bisa produktif dalam menulis ada masanya tangan dan jemari kita keram sehingga levelnya sama dengan bunuh diri bila kita memaksanya untuk menulis atau mengetik. Ketika kedua tanganmu sedang menengadah dihadapan Tuhan, jangan coba-coba menuliskan apapun karena kita harus siaga menerima apa yang akan Tuhan berikan untuk kita. Karena setiap waktu kita bersama dan semakin dekat dengan Tuhan itu lebih produktif dari tulisan manapun di dunia ini. Sebaiknya menulis produktif dilakukan saat tugas sudah memasuki dateline atau ketika kita lebih mudah menuliskan kata “anjing” daripada mengucapkannya dengan santun ketika level marah kita sama seperti setelah minum jus cabai. Dan sebaik-baiknya menulis produktif dilakukan adalah ketika kita sudah memiliki alat tulisnya. Bila belum punya, sebaiknya kita bertaubat dan kemudian melanjutkan hidup.

Manfaat menulis produktif
Tuhan tidak pernah menciptakan apapun secara sia-sia. Sebelum dilanjutkan.. bersihkan hati dan fikiran, jangan coba-coba berandai-andai menjadi Tuhan yang memberikan manfaat melalui tulisan yang tidak bermanfaat. Posisi kita saat ini adalah sebagai ciptaan Tuhan yang sama sekali tidak sia-sia. Maka jadikanlah ketidaksia-siaan yang Tuhan berikan sebagai anugrah bagi kita dan sesama makhluk lainnya untuk saling melengkapi. Dengan menulis produktif berarti sudah menunjukkan rasa syukur kita sebagai makhluk berakal dan bernafsu. Berakal untuk memutar-mutaar kalimat dan nafsu untuk membuat orang mengeti dengan apa yang kita maksudkan.

Apakah kau akan mulai menulis produktif sekarang?

Iyakah? Kau akan memulainya? Sebaiknya jangan dulu? Lihat dulu di sekelilingmu! Jangan menulis produktif ketika engkau sedang menyebrang jembatan.. mmmm, misalnya jembatan shiratalmustaqim. Jangan. Jangan sekarang, nanti saja kalau kau sudah faham tentang menulis produktif yang aku maksudkan.. kalau kau sudah bisa meyakinkan orang lain bahwa menulis produktif bukanlah hal yang sulit.. kalau kau sudah punya alat tulisnya.. kalau kau sudah menertawakan pembodohan, pembenaran, kebodohan dan kebenaran. Tidak ada kebetulan di dunia ini.

0 komentar:

Post a Comment

 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design