Mari menulis
produktif
Seperti
kalimat pembukanya yang sama persis dengan judulnya. Menulis produktif berarti
menuliskan beberapa huruf kemudian merangkainya menjadi sebuah kata yang
diawali huruf “P” dan diakhiri dengan huruf “F”. Itulah dia si produktif.
Menulis produktif juga berarti olahraga jari *positifsumpah* di atas tuts
keyboard notebook yang sudah lelah karena masih menyala sejak matarahi terbit
hingga terbenam dan kini hampir terbit lagi. Menulis produktif berarti
memanfaatkan waktu luang yang sangat banyak pada jam-jam yang umumnya digunakan
hanya untuk terlelap atau mengerjakan sesuatu demi nilai, uang, atau Tuhan.
Menulis produktif berarti menggunakan kata-kata utama yang sama secara
berulang-ulang sehingga efisien dan mudah dimengerti meski tanpa dirangkum,
diringkas, diringkus, dan dibungkus.
Mengapa harus
menulis produktif?
Mengapa
harus menulis produktif? Siapa yang bilang harus? Jangan terlalu memaksakan
diri. Jangan menulis produktif bila merasa tidak produktif. Karena esensi dari
menulis produktif adalah agar kita produktif dengan cara menulis atau kita
menulis agar produktif atau memproduktifkan tulisan kita sehingga kita tidak
punya banyak waktu luang untuk sekedar tidur atau duduk diam di atas pohon
sambil minum susu ultra. Ini jawaban yang paling serius, mengapa kita harus
menulis produktif? Karena menulis non produktif membutuhkan lebih banyak huruf.
Waktu yang tepat
untuk menulis produktif
Tidak
setiap waktu kita bisa produktif dalam menulis ada masanya tangan dan jemari
kita keram sehingga levelnya sama dengan bunuh diri bila kita memaksanya untuk
menulis atau mengetik. Ketika kedua tanganmu sedang menengadah dihadapan Tuhan,
jangan coba-coba menuliskan apapun karena kita harus siaga menerima apa yang
akan Tuhan berikan untuk kita. Karena setiap waktu kita bersama dan semakin
dekat dengan Tuhan itu lebih produktif dari tulisan manapun di dunia ini.
Sebaiknya menulis produktif dilakukan saat tugas sudah memasuki dateline atau
ketika kita lebih mudah menuliskan kata “anjing” daripada mengucapkannya dengan
santun ketika level marah kita sama seperti setelah minum jus cabai. Dan
sebaik-baiknya menulis produktif dilakukan adalah ketika kita sudah memiliki
alat tulisnya. Bila belum punya, sebaiknya kita bertaubat dan kemudian
melanjutkan hidup.
Manfaat menulis
produktif
Tuhan
tidak pernah menciptakan apapun secara sia-sia. Sebelum dilanjutkan.. bersihkan
hati dan fikiran, jangan coba-coba berandai-andai menjadi Tuhan yang memberikan
manfaat melalui tulisan yang tidak bermanfaat. Posisi kita saat ini adalah
sebagai ciptaan Tuhan yang sama sekali tidak sia-sia. Maka jadikanlah
ketidaksia-siaan yang Tuhan berikan sebagai anugrah bagi kita dan sesama
makhluk lainnya untuk saling melengkapi. Dengan menulis produktif berarti sudah
menunjukkan rasa syukur kita sebagai makhluk berakal dan bernafsu. Berakal
untuk memutar-mutaar kalimat dan nafsu untuk membuat orang mengeti dengan apa
yang kita maksudkan.
Apakah kau akan
mulai menulis produktif sekarang?
Iyakah?
Kau akan memulainya? Sebaiknya jangan dulu? Lihat dulu di sekelilingmu! Jangan
menulis produktif ketika engkau sedang menyebrang jembatan.. mmmm, misalnya
jembatan shiratalmustaqim. Jangan. Jangan sekarang, nanti saja kalau kau sudah faham
tentang menulis produktif yang aku maksudkan.. kalau kau sudah bisa meyakinkan
orang lain bahwa menulis produktif bukanlah hal yang sulit.. kalau kau sudah punya
alat tulisnya.. kalau kau sudah menertawakan pembodohan, pembenaran, kebodohan
dan kebenaran. Tidak ada kebetulan di dunia ini.