Saturday, May 10, 2014

Perjalanan ke Pacitan, Kota 1001 Gua

Masih tentang ‘jalan Tuhan’. Banyak cara Tuhan untuk memberikan kita jalan untuk mengalami, medapatkan, dan memberikan sesuatu. Kalau suatu hari tersesat, itu bukan sial namanya… tapi ‘jalan Tuhan’ supaya kita tahu ada tempat lain yang lebih baik atau lebih kurang baik daripada tempat yang biasa kita datangi atau tempat yang akan kita datangi.

Seperti halnya hari ini.. Sudah 13 hari saya berada di Kabupaten Pacitan. Salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Timur. Tentu saja Pacitan ini merupakan bagian dari Indonesia. Masih ada waktu 1 hari lagi untuk saya berada di Pacitan. Kenapa saya di Pacitan? Saya akan menjawab, sedang melaksanakan tugas negara J Semoga jawaban itu sudah cukup memenuhi rasa ingin tahu kalian yang tak sengaja membaca, atau dengan sengaja menunggu postingan ini..

Saya berangkat ke Pacitan dari Solo, perjalanan darat menggunakan angkutan umum yaitu bus Aneka Jaya dengan ongkos Rp 25.000,-. Agaknya armada ini memonopoli jalur Pacitan – Solo untuk jenis bus, karena selain menggunakan bus, bisa juga menggunakan travel atau mobil sewaan dan juga kendaraan pribadi tentunya. Perjalanan ditempuh selama sekitar 5 jam dengan melalui medan yang datar, datar namun jalannya berlubang  atau bergelombang, jalanan mendaki dan menurun di antara hotan produksi dan juga hutan alami, hingga menurun berkelok dengan pemandangan laut yang merupakan bagian dari Samudera Hindia.

Tentu saja saya terkagum-kagum dengan Pacitan dan paket lengkapnya yaitu kenampakan alam yang indah dan penuh dengan pembelajaran terutama untuk bidang pendidikan yang selama ini saya tekuni, geografi.

Untuk menuju Pacitan kita bisa berangkat dari Wonogiri atau Ponorogo. Karena saya berangkat dari Solo, Jawa Tengah, maka saya melalui jalur Wonogiri. Kabarnya jika melalui jalur Ponorogo, medannya lebih mendebarkan dan menantang.. mungkin suatu waktu saya berkesempatan untuk melaluinya, aamiin. Sebaiknya perjalanan dilakukan pada pagi hingga menjelang senja, karena pada malam hari tidak ada penerangan di sebagain besar jalurnya dan kita hanya mengandalkan lampu kendaraan saja, itu cukup berbahaya.

Meskipun Pacitan adalah kota yang kecil dan berada jauh dari kota-kota besar lainnya, tetapi Pacitan tumbuh dan berkembang dengan sederhana dan bersahaja. Kerahtamahan orang Jawa yang tersohor, kuliner unik, adat-istiadat yang unik dan lain sebagainya. Mungkin ada yang menentang pernyataan saya, wajar saya.. penilaian terhadap sesuatu sifatnya relatife dan mungkin beberapa hari saja belum cukup untuk memberikan penilaian mendalam terhadap sesuatu. Saya bisa menuliskan hal ini karena saya sudah mengalaminya J

Jangan takut akan menjadi cepat bosan atau ndak kerasan berada di Pacitan, banyak hal yang dapat dikunjungi. Pantai-pantai yang merupakan tujuan wisata surfing, sunbathing, olahraga air lainnya atau sekedar berjalan-jalan menikmati pagi dan senja, menikmati kuliner di Pasar Minulyo, duduk bercengkaram dengan teman dan keluarga di sekitar alun-alun, mengunjungi Gua Gong. Bahkan Pacitan mempunya julukan sebgai “Kota 1001 Gua”, aka nada postingan selanjutnya yang lebih spesifik yaa J


Ayo, Visit Pacitan J
 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design