Masih tentang ‘jalan Tuhan’.
Banyak cara Tuhan untuk memberikan kita jalan untuk mengalami, medapatkan, dan
memberikan sesuatu. Kalau suatu hari tersesat, itu bukan sial namanya… tapi
‘jalan Tuhan’ supaya kita tahu ada tempat lain yang lebih baik atau lebih
kurang baik daripada tempat yang biasa kita datangi atau tempat yang akan kita
datangi.
Seperti halnya hari ini.. Sudah
13 hari saya berada di Kabupaten Pacitan. Salah satu Kabupaten yang ada di
Propinsi Jawa Timur. Tentu saja Pacitan ini merupakan bagian dari Indonesia.
Masih ada waktu 1 hari lagi untuk saya berada di Pacitan. Kenapa saya di
Pacitan? Saya akan menjawab, sedang melaksanakan tugas negara J Semoga jawaban itu
sudah cukup memenuhi rasa ingin tahu kalian yang tak sengaja membaca, atau dengan
sengaja menunggu postingan ini..
Saya berangkat ke Pacitan dari
Solo, perjalanan darat menggunakan angkutan umum yaitu bus Aneka Jaya dengan
ongkos Rp 25.000,-. Agaknya armada ini memonopoli jalur Pacitan – Solo untuk
jenis bus, karena selain menggunakan bus, bisa juga menggunakan travel atau
mobil sewaan dan juga kendaraan pribadi tentunya. Perjalanan ditempuh selama
sekitar 5 jam dengan melalui medan yang datar, datar namun jalannya
berlubang atau bergelombang, jalanan
mendaki dan menurun di antara hotan produksi dan juga hutan alami, hingga
menurun berkelok dengan pemandangan laut yang merupakan bagian dari Samudera
Hindia.
Tentu saja saya terkagum-kagum
dengan Pacitan dan paket lengkapnya yaitu kenampakan alam yang indah dan penuh
dengan pembelajaran terutama untuk bidang pendidikan yang selama ini saya
tekuni, geografi.
Untuk menuju Pacitan kita bisa
berangkat dari Wonogiri atau Ponorogo. Karena saya berangkat dari Solo, Jawa
Tengah, maka saya melalui jalur Wonogiri. Kabarnya jika melalui jalur Ponorogo,
medannya lebih mendebarkan dan menantang.. mungkin suatu waktu saya
berkesempatan untuk melaluinya, aamiin. Sebaiknya perjalanan dilakukan pada
pagi hingga menjelang senja, karena pada malam hari tidak ada penerangan di
sebagain besar jalurnya dan kita hanya mengandalkan lampu kendaraan saja, itu
cukup berbahaya.
Meskipun Pacitan adalah kota yang
kecil dan berada jauh dari kota-kota besar lainnya, tetapi Pacitan tumbuh dan
berkembang dengan sederhana dan bersahaja. Kerahtamahan orang Jawa yang tersohor,
kuliner unik, adat-istiadat yang unik dan lain sebagainya. Mungkin ada yang
menentang pernyataan saya, wajar saya.. penilaian terhadap sesuatu sifatnya
relatife dan mungkin beberapa hari saja belum cukup untuk memberikan penilaian
mendalam terhadap sesuatu. Saya bisa menuliskan hal ini karena saya sudah
mengalaminya J
Jangan takut akan menjadi cepat
bosan atau ndak kerasan berada di Pacitan, banyak hal yang dapat dikunjungi.
Pantai-pantai yang merupakan tujuan wisata surfing,
sunbathing, olahraga air lainnya atau
sekedar berjalan-jalan menikmati pagi dan senja, menikmati kuliner di Pasar
Minulyo, duduk bercengkaram dengan teman dan keluarga di sekitar alun-alun,
mengunjungi Gua Gong. Bahkan Pacitan mempunya julukan sebgai “Kota 1001 Gua”,
aka nada postingan selanjutnya yang lebih spesifik yaa J
Ayo, Visit Pacitan J