TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
NAMA : INEU HANDAYANI
NIM : 1005434
PENDIDIKAN GEOGRAFI 2010 (B)
1. Penjelasan Pengerttian dan Hakikat Ibadah
Ibadah berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘ibadah yang artinya menyembah atau menghamba. Ibadah dapat didefinisikan sebagai penghambaan seorang manusia kepada Allah yang telah menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini untuk dapat mendekatkan diri kepada-Nya sebagai wujud dari tugas dan tujuannya sebagai makhuk ciptaan Allah. Oleh karena itu, ibadah juga dapat diartikan dengan mendekatkan diri pada Allah SWT dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Fungsi Ibadah Bagi Manusia
Manusia sebagai ciptaan Allah, diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah manusia kepada Allah merupakan salah satu wujud syukur nikmat akan segala karunia yang di berikan Allah dan juga sebagai alat pemenuhan kewajiban atas perintah Allah. Beribadah kepada Allah berarti menimbulkan kesadarn penuh akan penghambaan diri pada Sang Pencipta, sehingga manusia terhindar dari sifat menghamba kepada dirinya sendiri dan kepada hawa nafsunya.
3. Bentuk-bentuk Peribadatan Formal Secara Komprehensif
a. Shalat
Shalat menurut bahasa berarti “do’a” atau “rahmat”. Sedangkan menurut istilah, shalat berarti perbuatan khusus seorang muslim yang berisi bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan seperti yang dicontohkan dan dibenarkan oleh Rasulullah SAW atas perintah Allah SWT, yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.
Shlat berfungsi sebagai media komnikasi antara hamba dengan pencipta-Nya. Shalat juga merupakan pendidikan positif yang dapat menjadikan menusia disiplin dan hidup teratur.
b. Puasa
Puasa atau shaum berarti menahan diri dari segala ssuatu yang dapat membatalkan dan juga yang mengurangi bahkan menggugurkan pahalanya, seperti makan dan minum dengan sengaja, bersetubuh, berbohong, dan lain-lain, yang dilaksanakan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan dosertai niat dan syarat-syarat tertentu.
c. Zakat
Zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti mensucikan. Zakat dapat dikatakan sebagai usaha untuk mensucikan diri dari kemugkinan akan cinta yang berlebihan terhadap harta yang seyogyanya adalah pemberian dari Allah, dna juga untuk mensucikan kemungkinan memiliki harta kotor yang disebabkan tercampurnya harta yang bersihdengan harta yang menjadi hak orang lain, dengan cara memberikan sebagian hartanya kepada orang yang berhak menerimanya sesuai denagn ketentuan.
Ibadah zakat merupakan peraturan agama yang bersifat materi atau harta benda yang harus dikeluarkan oleh orang yang kaya atau mampu untuk memberikan pertolongan kepada orang miskin dan juga yang berhak menerimanya.
d. Haji
Haji menurut bahasa berarti menyengaja sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara’, haji berarti menyengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu.
Ibadah haji pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s yang disuruh membangun Baitullah di Mekkah agar supaya orang-orang thawaf disekelilingnya dan menyebut nama Allah waktu mengerjakannya.
Ibadah haji dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dikerjakan secara fisik berupa ihram, thawaf, wuquf, mabit, melempar jumrah, dan tahallul.
4. Tata Cara ibadah Shalat yang Benar
Berdasarkan hadits, dari Muhammad bin Amr Atho : bahwasanya ia pernah duduk bersama beberapa para sahabat Nabi SAW membicarakan tentang shalat Nabi SAW, maka Abu Humaid As Saidi berkata : “ Aku adalah yang paling hafal diantara kalian tentang shalat Rasulullah, aku melihatnya apabila beliau takbir, beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak beliau, dan pabila rukuk beliau meletakkan kedua tangan beliau dikedua lutut beliau kemudian membungkukkan punggungnya, dan apabila beliau berdiri hingga tiap-tiap tulang punggungnya kembali tegak seperti biasanya, dan pabila sujud beliau meletakkan kedua tangannya dengan lengannya tidak pula dirapatkan kepada kedua rusuknya dan ujung jari-jari kakinya menghadap ke kiblat, dan apabila beliau duduk pada rakaat kedua, beliau duduk diatas kakinya yang kiri dan menegakkan tapak kakinya yang kanan, dan apabila beliau duduk pada rakaat yang terakhir, beliau mengulurkan tapak kakinya yang kiri dan menegakkan tapak kakinya yang kanan, lalu duduk diatas pinggulnya. (HR : Bukhori)
Tentang tata cara bertakbir dan mengangkat kedua tanagn, dari Salim bin Abdullah ra. Dari bapaknya ia berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW mengankat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya ketika beliau hendak memulai shalat, ketika takbir untu rukuk dan ketika bangkit dari rukuk, dan beliau membaca Sami’allohuliman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu, sedangkan beliau tidak mengangkat tangannya waktu sujud. (HR : Bukhori)
Membaca Allahu Akbar dalam shalat. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia shalat menjadi imam bersama mereka, maka ia membaca “Allahu Akbar” setiap menunduk dab bangkit, dan seusai shalat, ia berkata “Bahwasanya akau dan kalian ini sesuai denagn shalatnya Rasulullah SAW.” (HR : Bukhori)
Surat AlFatihah wajib dibaca dalam shalat. Dari Ubadah bin Shomit ra, bahwasanya Rasulullah bersabda : “ Tidak disebut shalat, bagi orang yang shalat, tapi tidak membaca surat Al-Fatihah.” (HR : Bukhori)
Dalam shalat ada anjuran untuk tumakninah (berhenti sejenak). Dari Abu Hurairahra, bahwasanya Nabi SAW masuk ke dalam masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk untuk melakukan shalat, setelah itu ia datang kepada Nabi dengan mengucapkan salam, lalu Nabi menolak orang itu dengan bersbda : “Ulanglah kembali shalatmu, kerana sesungguhnya kamu belum shalat, lalu setelah ia shalat dan setelah itu datang kepad Nabi dengan mengucapkan salam, kemudian beliau bersabda lagi : “Ulangilah shalat.” Hingga tiga kali beliau menyuruh mengulangi. Lalu orang itu berkata : “ Demi Dzat yang telah mengutus Engkau dengan benar, aku tidak tahu cara shalat yang lebih baik selain itu, maka berilah aku pelajaran.” Kemudian beliau bersabda : “Apabila kamu berdiri untuk shalat, maka bertakbirlah kemudian bacalah apa yang mudah menurutmu dari ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian rukuklah hingga kamu tenang dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah hingga berdiri tegak, kemudian duduklah hingga kamu tenangdalam duduk itu, kemudian sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud itu. Kemudian kerjakanlan itu, dalam setiap shalatmu.” (HR : Bukhori).
0 komentar:
Post a Comment