Thursday, April 30, 2015

Edisi sangeunahna.. da emang ngeunah


Jadi begini... Entah mengapa kebanyakan tulisanku dibuka dengan jadi begini, padahal bisa juga begitu atau pada suatu ketika, pada suatu masa, saat aku belum bisa menulis dan bercerita.. maka aku tidak akan menulis dan tidak akan bercerita. Lalu pembaca atau pendengar akan menjadi edan.

Udahlah banyak omong, banyak nulis, banyak info, tapi ingat.. jangan banyak bohongnya. Bohong boleh, asal segera akui.. supaya ndak basi, lalu kebohongannya membusuk di dalam perut, kemudian menumpuk sangat banyak, lalu buncit, dan... dooorrrrr.. meledaklah kebohongan perut busuk. Ngomong dan nulis itu inspirasinya bisa darimana saja. Nulismah gampaaaang... kan udah pernah diajarin di sekolah. Tapi aku tidak sekolah, kumaha tah? Belajarlaaah.. ikuti perintah Tuhan dan Sunnah Rasulnya, belajar terus.. sampe mampus. Tapi aku disleksia, maneh ngeunah.. nah urang kumaha? Ah, jangan banyak alasan. Itu bisa ngomong, kan opsinya ada dua, ngomong atau nulis. pilih! setidaknya dengan memilih ataupun tidak memilih engkau telah menentukan jalan hidupmu. 

Nah, setelah penjelasan singkat dariku itu, apa sudah faham? ada yang ingin ditanyakan? Ah, teu kudulah.. aku akan enggan menjawab. Kan ini edisi sangeunahna aku.. 
Jadi ineu teh mau ngomong apa? Ineu teh? Atau Teh Ineu? Ah.. Sangeunahna urang ajalah..

Sebanarnya, dari lubuk hati yang teramat sangat dalam.. Aku tidak tahu dalamnya hati aku berapa dalam, tapi aku yakin tidak akan lebih dari satu meter. Keyakinan itu aku pertahankan atas dasar tinggiku yang hanya 155 cm jika aku menahan nafas dengan dada membusung seadanya.. Kalau aku tegap normal, lain lagi ceritanya.. Maka dengan tinggi segitu, hati aku mungkin hanya sebesar genggaman tangan.. itupun hatinya sudah ada yang menggenggam, bahkan hati aku bisa dibolak-balik dan dibelek (bacanya belek yang bener yaa.. bukan belek tahi mata). Nih, kalo ndak percaya...

“ Ya Allah, Yang Membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku ini agar selalu berada di dalam agama-Mu “ ( HR Tirmidzi )

Oleh karena hatiku yang tak seberapa merah dan tak seberapa dalam, lapang, dan tidak pula lebar.. aku mengakui. Sesungguhnya aku merasa terganggu dengan judul tulisan sangeunahna. Pertama, karena aku tidaklah benar-benar sesunda tu untuk mengucapkannya dengan lantang. Kedua, setahuku itu adalah kata-kata yang agak kasar bila disampaikan kepada orang tua.. misalnya pada dosen, rektor, presiden, atau tetangga yang tidak kita kenal dan tidak faham bahasa sunda. Ketiga, isi dan makna tulisan ini toh tidaklah ngeunah da lain dadaharan.

Akan tetapi.. patahlah ketiga alasan yang tidak kuat itu semua karena ini adalah edisi sangeunahna yang emang ngeunah.

--------------------------------------------------------------------------

Demikianlah tulisan ini mengakhiri postingan bulan april dalam blog pribadi yang dbagikan untuk publik ini. Sebanranya yang ingn aku sampaikan adalah.. Kau tahu? Ah, mungkin kau pening baca tulisannya.. biar aku jelaskan saja. Aku ingin bilang.. bicaralah, ngobrol.. Asal itu info dan jangan bohong. Menulislah, karena itu sama sekali tidak sulit.. tidak akan ada yang menyalahkan kita, selama kita tidak bohong dan tidak menjauhi Tuhan dan sunnah. Kuatkan hati kita yang lembek itu ketika Tuhan sedang membolak-baliknya.. tunjukkan bahwa kita pantas menjadi hamba-Nya. Pakailah tata bahasa yang tepat pada orang yang tepat. Ayo membaca!.

Mungkin kelak aku akan menjadi guru.. besar.. Setidaknya itulah yang sedang aku upayakan. Meski mungkin bukan menjadi guru yang berpakaian rapi, berdasi, atau berbaju coklat atau hijau, atau berbatik.. Aku, engkau, kita.. tetap harus menjadi guru yang baik, untuk generasi kita dan generasi selanjutnya bila kiamat belum tiba.

Hei, apakah engkau tahu apa itu ngeunah? Ngeunah adalah perasaan yang kita rasakan ketika gerah tiba-tiba ada angin semilir semerbak berhembus menerpa.. Ngeunah adalah perasaan ketika kita tidur hanya beberapa menit tapi sangat berkualitas. Dan ngeunah adalah perasaan seperti aku merasakan haiku mendadak lapang dan ada bunga-bunga harum bermekaran ketika aku bersama jantera. Ngeunah itu apaaaa? Bacalah, searching, tanya orang.. Jangan malas, aku juga tidak semumpuni itu untuk menjelaskannya. 

Salam, sayonara april...

Thursday, April 23, 2015

Kamis, katanya manis

Katanya kalau kita bilang "aku baik-baik saja" maka segalanya akan membaik.. karena itu sugesti positif bagi diri kita. Seberapapun hebatnya "aku baik-baik saja" dia ndak akan merubah apapun ketika orang di sekitar kita ndak melakukan hal yang sama untuk kita.

Hari ini, ketika saya berjuang mati-matian mengucapkan "aku baik-baik saja" tanpa keseleo lidah, tanpa perubahan air muka.. mereka menjatuhkan aku dari berbagai sisi. Terimakasih sudah membantuku berjuang, mengorbankan banyak hal hanya untuk aku. Tapi masih ada yang hars kalian lakukan, yaitu mendukungku disaat aku melakukannya. Aku ndak butuh uangmu.. aku juga ndak butuh "semangat ya neu".. aku ndak butuh info-info segudang keluhan dari kalian. Jangan membantah.

Jadi aku yang egois?
Bila aku tanyakan pada kalian.. wah. sudah pasti jawabannya, iya!
Aku yang selalu kalian desak untuk memenuhi segalanya.. memenuhi rasa rindu, rasa ingin tahu, ketamakan, dan arogansi. Aku yang harus bertanya tentang kabar dan peduli tentang jawabannya. Lantai engkau peduli? Sudahlah, terimakasih.. jangan repot-repot. Bukan hanya kalian yang.. Ah. "aku baik-baik saja". Aku lupa.

Akan aku sudahi saja. Ndak berguna juga membagikan hal yang ndak penting.

Oh iya, ini hari kamis.. hari kelahiranku. Biar saja, aku merasa aku baru terlahir kembali.. tanpa beban. Tanpa apa-apa.. Tanpa kalian sadari, aku hilang.
 

Notes Of Gea Template by Ipietoon Cute Blog Design