Alhamdulillah, akhirnya kini saya telah naik level setelah merasakan level-level yang sayang anggap "inilah akhir hidupku". Ternyata pemirsaaaaa... umurku masih diperpanjang, Allah memberiku kesempatan untuk memperbaiki hidup dan cari bekal yang banyak untuk berpulang.
Dari mahasiswa, menjadi sarjana dengan revisi. Nah, berdasarkan informasi yang benar akurat 99,9% setelah ditest menggunakan test pack, ternyata hasilnya positif.. bahwa revisi adalah hal yang lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan proses berbulan-bulan mengerjakan skripsinya. Hal ini *menurutku* disebabkan oleh rasa percaya diri, kebanggaan hati, dan pendangan menyepelekan lainnya yang muncul karena kita telah dinyatakan lulus. Kecil kemungkinannya mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus, tiba-tiba dinyatakan tidak lulus karena revisinya belum dikerjakan *tapiyamungkinajasih*.
Jadi ceritanya sekarang aku sudah bekerja.. lumayan untuk memenuhi kebutuhanku dan adik. Masalahnya adalah.. tempat kerja ini, beda propinsi dengan kampusku berada. Artinya, aku harus menyisihkan lebih banyak uang untuk ongkos kesana dan kemari lagi hingga urusanku dengan kampus selesai. Semoga Allah melipatgandakan uang ini dengan keberkahan dari-Nya. aamiin.
Ujian sidangnya gimana neu? Nantilah aku buatkan dialognya setelah revisi selesai dan SKL keluar.. biar lega dan leluasa hatiku ini.
Sekarang, Alhamdulillahirabbil'alamiin. Untuk Papaku tercinta, ini buah hari keringat dan banting tulang papa selama ini.. serta untuk setiap doa, air mata dan tawa dari Papa. Terimakasih, Pa. Keadaan saat ini memisahkan kita, ini bukan jalan yang salah... justru benar Papa pergi meninggalkan kami dengan cara seperti ini supaya kami tumbuh menjadi anak yang kuat dan hebat.. Akan ada waktunya, Papa harus segera pulang.. memilih kami.
Mama (almh), terima kasih. Rasanya seperti engkau memelukku erat dan hangat.. berita kelulusan ini, bagaimanapun itu caranya, tentulah Mama sudah mendengarnya. Sampai jumpa dan berkumpul lagi dalam keadaan dan kesempatan yang lebih baik, Ma. Syurga, In Sya Allah.. disana kita nanti akan berkumpul lagi.
Dek Alit.. melelahkan harus berbagi banyak hal denganmu dek. Tapi kau harus faham dan sangat berhati-hati mengartikannya. Karena engkau adalah separuh dari seluruh milikku. Suatu hari aku hampir gegabah memutuskan untuk mengakhiri kuliah, mengakhiri bersosialisasi, mengakhiri hidup, membunuh senyuman dan lain sebagainya.. kemudian seseorang mengingatkanku.. ada engkau, Dek Alit yang selalu kucintai dengan caraku yang menurutmu galak, cerewet, mendadak dewasa dan keibuan. Aku akan menangis bahkan dalam diam demi menahan rinduku padamu. Tumbuhlah menjadi perempuan yang dekat dengan Allah.. berbahagialah selalu, biar aku saja yang menjadi tamengmu.
Kita tidak pernah punya waktu dan tempat untuk merubah masa lalu, tapi kita berhak merubah masa depan.