Kali ini, langsung saja. Tanpa basa-basi, keburu busuk.
Ini ya rasanya mata panas banget, air mata ngalir-ngalir macam ingus di musim pilek. Dada bergemuruh macam lari keliling lapangan jam 12 tengah hari, mulut rasanya ingin bersumpah serapah. Nah satu lagi.. jemari bedarah setiap menyentuk keyboard ini.
Empat baris tulisan itu ndak perlu dibaca. Artinya, aku marah.
Duh, Gusti. Setelah 22 tahun hidup lasak kesana-kemari, bikin banyak dosa, tesungkur di hadapan-Nya untuk selalu bilang maaf dan terima kasih. Ada lagi cerita horor dalam hidup ini. Bukan main.. Hanya Allah yang bisa bikin skenario rumit tapi tetap terjadi begini, tanpa di cut, tanpa sensor.. Beginilan, akunya sayang.. dia fikir macam musim hujan, sayangku cuma sekali setahun. Aku diam.. dia fikir aku benci, macam naik motor tiba-tiba ada mayat tikus berdarah ditengah jalan. Selama kau masih manusia, terserahlah.. isilah hati dan fikirannmu, sesukamu.
15:45 WIB
Aku baca ulang pesanmu. Nah. Aku ndak salah.. kau memang pergi. Pergi ya pergi.. tapi jangan tinggalkan aku. Ndak bisakah aku kau bawa dalam sakumu? Di lipatan lemakmu? Dalam kantung matamu? Hidupmu sudah berat, lalu kau mencari jalanan yang terjal.. alasanmu karena akan menuju akhir yang sama pula. Maka kau harus belajar geografi, ilmu bumi.. ibunya ilmu-ilmu.. katanya dalam konsep ruang, kau bisa kemana saja.. asaaaaaaal.. kau tau arah mata angin, faham posisi matahari, bisa membaca gerak bintang, masuk akal untuk dijangkau, mengerti skala, dan kau adalah mahasiswa geografi dengan embel-embel pendidikan seperti aku. Ah, tapi aku belum lulus. Intinya, kau pergi.
Setiap kata dalam tulisan ini terus bermunculan sementara telingaku mendengarkan cerita kala Senja di Batas Kota oleh nenek kita Ernie Djohan. Sungguh aku hanya mendnegarnya beberapa kali di masa kecilku, dari radio milik kakekku. Lagu lama. Iya, sam aseperti alasanmu, tingkahmu.. lagu lama. aku sudah semakin faham.
Semakin fahamnya aku kini... 15:59 WIB. Aku ndak mau sampai tepat 16:00 WIB dan cerita ini belum selesai. Aku masih marah dan akan lebih marah jika kau ndak pulang.
Hei, Baby Blue.. suruh bunda pulang.. kesini.